Berpuasa Telah Diperintah Sebelum Islam, Ini Ummat Terdahulu Yang Diwajibkan

Sabtu, 2 Maret 2024 - 05:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Sumber; Freepik

Ilustrasi Sumber; Freepik

Frensia.id- Dasar berpuasa di Bulan Ramadhan dijelaskan telah diperintah oleh Allah pada Ummat sebelum Islam datang. Sebagaimana disebut dalam ayat berikut ini;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaiman telah diwajibkan kepada umat sebelummu agar kamu bertaqwa.” (QS Al-Baqarah : 183)

Ahmad Sarwat dalam kitab fiqhul hayat jilid 5 menjelaskannya memang ada beberapa ummat yang telah melakukan sebelumnya. Adapun penjelasanya adalah sebagaimana berikut ini;

Puasa pada Era Nabi Daud

Pada masa lalu sebelumnya, Allah mewajibkan ibadah puasa kepada Nabi Daud (alaihissalam) dan umatnya. Mereka diwajibkan untuk berpuasa seumur hidup, dengan pola puasa berselang-seling setiap dua hari.

Pada sisi lain, umat Islam pada zaman sekarang diwajibkan menjalankan ibadah puasa hanya satu bulan dalam setahun, yaitu pada bulan Ramadhan. Ketentuan puasa yang berlaku pada masa Nabi Daud (alaihissalam) tersebut diinformasikan melalui beberapa hadits Rasulullah SAW yang artinya, “Puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasa Daud. Beliau tidur setengah malam, lalu bangun sepertiganya, dan tidur sisa seperenamnya. Beliau juga berpuasa satu hari dan berbuka pada hari berikutnya“.

Puasa Sayyidah Maryam

Sebagaimana dijelaskan Al-Quran Al-Karim, Allah SWT menyebutkan bahwa puasa juga diperintahkan kepada Maryam, wanita suci yang mengandung bayi Nabi Isa AS. Kisah ini terdapat dalam Surat Maryam, yang merupakan surat ke-19 dalam Al-Quran dan dinamakan setelah Maryam, ibu dari Nabi Isa.

Pada saat Maryam mengandung Nabi Isa, Allah memerintahkan Maryam untuk berpuasa dari berbicara dengan manusia. Ini adalah bentuk puasa yang unik dan spesifik bagi Maryam. Dalam Al-Quran, pada saat kelahiran Nabi Isa (alaihissalam), Maryam menunjuk pada bayi tersebut sebagai bentuk komunikasi, dan kemudian Allah menjelaskan dalam Surat Maryam,

Baca Juga :  Ragam Ukuran Kemampuan Berqurban: Telaah Lintas Mazhab

فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنسِيًّا

Maka makanlah dan minumlah, dan sejukkanlah matamu. Dan jika kamu melihat seorang manusia pun, katakanlah: ‘Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa bagi (menyendiri) Rahman, maka aku sekali-kali tidak akan berbicara dengan seorang manusia hari ini.'”

Ini menunjukkan bahwa puasa Maryam adalah puasa dari berbicara kepada manusia, bukan puasa makan atau minum seperti puasa Ramadhan. Puasa ini menjadi bentuk khusus dari taat dan pengabdian Maryam kepada Allah SWT dalam situasi yang unik.

Puasa Ummat Katholik

Penting untuk diingat bahwa penyampaian informasi tentang agama sebaiknya dilakukan dengan penuh rasa hormat dan menghindari penggunaan kata-kata yang mungkin dianggap merendahkan atau merendahkan keyakinan orang lain. Mari kita bahas informasi tersebut dengan sikap yang bijak dan penuh pengertian.

Agama Kristen Katolik adalah salah satu denominasi dalam agama Kristen yang memiliki tradisi dan ajaran tertentu. Ritual ibadah dan praktik keagamaan dapat bervariasi di antara berbagai denominasi Kristen.

Mengenai puasa dalam agama Katolik, memang terdapat berbagai bentuk dan ketentuan yang telah mengalami perubahan sepanjang sejarah. Pada tahun 1966, Paus Paul VI mengeluarkan perubahan dalam aturan puasa Katolik. Sebelumnya, aturan puasa dapat lebih ketat, namun Paus Paul VI menggantinya dengan memberikan kewenangan kepada gereja lokal untuk menentukan aturan puasa yang sesuai dengan situasi ekonomi setempat.

Baca Juga :  Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya

Sebagai contoh, di Amerika Serikat, hanya ada dua hari wajib berpuasa, yaitu Rabu Abu dan Jumat Agung. Selain itu, ada juga praktik menahan diri dari makan daging pada hari Jumat selama musim Lent. Puasa Eukaristis, yang merupakan menahan diri dari makan sebelum menerima Ekaristi, adalah praktik tambahan dalam agama Katolik yang menunjukkan penghormatan terhadap sakramen tersebut.

Penting untuk diingat bahwa perubahan dalam aturan praktik keagamaan sering kali mencerminkan penyesuaian terhadap kondisi zaman dan konteks lokal, dan keputusan tersebut diambil oleh otoritas gerejawi. Perubahan ini tidak berarti distorsi, melainkan upaya untuk memahami dan menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

Puasa Umat Yahudi

Puasa bagi Yahudi memiliki makna menahan diri sepenuhnya dari makanan dan minuman, termasuk meminum air. Selama puasa, mereka tidak diperbolehkan makan atau minum apa pun.

Pada hari besar seperti Yom Kippur dan Tisha B’Av, haram melakukan gosok gigi. Namun untuk puasa hari kecil, dapat dibenarkan.

Dalam konteks teknis puasa, Yahudi tidak memakan obat. Sebab, tidak dibenarkan selama puasa, kecuali jika ada rekomendasi dari dokter. Dalam situasi kesehatan tertentu, mereka diizinkan untuk mengonsumsi obat berdasarkan saran dan keputusan medis. Umat Yahudi yang berpuasa secara rutin hingga enam hari dalam setahun. Di dalamnya ada berbagai kegiatan ibadah, refleksi, dan keterlibatan dalam komunitas. Sebagaimana kebanyakan tradisi puasa, praktik puasa Yahudi memiliki tujuan spiritual, pembersihan diri, dan pemantapan hubungan dengan Tuhan. Bahkan juga dikatakan sebagai pengendalian diri dan pengorbanan sebagai bentuk ibadah.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember
Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid
Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya
SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf
Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail
Simbolisasi Ibadah Kurban, Gus Aab: Sembelihlah Hawa Nafsunya!
Dari Idul Fitri hingga Idul Adha: Agama Tak Pernah Lupa Kemanusiaan
Ragam Ukuran Kemampuan Berqurban: Telaah Lintas Mazhab

Baca Lainnya

Senin, 16 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember

Jumat, 13 Juni 2025 - 09:08 WIB

Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya

Rabu, 11 Juni 2025 - 12:27 WIB

SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf

Jumat, 6 Juni 2025 - 18:20 WIB

Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail

Jumat, 6 Juni 2025 - 07:25 WIB

Simbolisasi Ibadah Kurban, Gus Aab: Sembelihlah Hawa Nafsunya!

TERBARU

Educatia

Meluruskan Narasi Jokowi soal Pemakzulan Satu Paket

Senin, 16 Jun 2025 - 11:59 WIB