Cetakan Pertama Buku ‘Bukan Pasar Malam’ Karya Pramoedya Masih Lestari, Kolektor Bandrol Harga 15 Juta

Cetakan pertama buku 'Bukan Pasar Malam' karya Pramoedya Ananta Toer - Instagram/Thriftboox.id

Frensia.id – Kolektor buku yang eksis di Instagram dengan nama @thrifboox.id memposting koleksinya, buku berjudul “Bukan Pasar Malam” ini dibandrol harga 15 juta.

“Bukan Pasar Malam” adalah buku fiksi karya Pramoedya Ananta Toer yang menggambarkan situasi masyarakat Indonesia pada masa transisi kemerdekaan.

Buku ini dicetak pertama pada tahun 1951 oleh Balai Pustaka, lengkap dengan sambutan Pramodeya tertanggal 17 Desember 1949.  

Bacaan Lainnya

“Halo, selamat malam kak. Untuk buku Bukan Pasar Malam Karya Pramoedya Ananta Toer edisi cetakan pertama, 1951 di harga 15 Juta ya kak,” jawab admin Instagram @thrifboox.id saat diwawancarai crew frensia.

Bukan tanpa alasan, Thriftboox membandrol harga sekian besar lantaran koleksinya tersebut memang memiliki nilai sejarah dan kondisinya yang masih sangat layak untuk dibaca.

“Sudah barang tentu ini mahal karena Bukan Pasar Malam salah satu karya Pramoedya Ananta Toer yang menggambarkan kesuraman dari sebuah zaman yang emg luar biasa. Salah satu karya yang dibredel, yang paling sulit dicari, apalagi untuk kondisi se-prima yang kita punya saat ini.” terang admin Instagram @thrifboox.id

Sebagai informasi, novel ini mengambil latar di Jakarta dan sekitarnya, menceritakan kehidupan sehari-hari individu-individu yang terjebak dalam dilema sosial, politik, dan budaya. 

Melalui tokoh utama, novel ini mengajak pembaca untuk menyelami pergulatan individu di tengah perubahan zaman yang cepat, sambil menggambarkan kerinduan akan identitas nasional yang utuh.

Dalam karya ini, Pramoedya mengeksplorasi berbagai tema seperti perjuangan identitas, ketidakadilan sosial, dan kompleksitas kehidupan di perkotaan. 

Ia  juga mengkritik sistem sosial yang menindas dan sekaligus menyoroti harapan dan impian masyarakat biasa, yang sering kali terabaikan dalam narasi pembangunan. (*)