Dangdut Madura Di Situbondo Ternyata Perpaduan Musik Yang Kompleks

Jumat, 30 Agustus 2024 - 16:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Dangdut Madura Di Situbondo Ternyata Perpaduan Musik Yang Kompleks (Sumber: Grafis/Mashur Imam)

Gambar Dangdut Madura Di Situbondo Ternyata Perpaduan Musik Yang Kompleks (Sumber: Grafis/Mashur Imam)

Frensia.idDangdut Madura yang berkembang di Situbondo, telah ada yang meneliti. Ternyata, unsurnya sangat kompleks.

Salah satu yang mengkajinya adalah Panakajaya Hidayatullah. Ia fokus pada perkembangan kosmopolitan industri musik dangdut Madura di Situbondo.

Hasil kajian yang telah tersebar luas ini diterbitkan INA-Riv Papers. Telah dipublikasi pada tahun 2018.

Ia melihat bahwa pada awal 2000-an, industri musik lokal di Situbondo mengalami masa keemasan dengan maraknya produksi kaset dan VCD. Produk-produk ini menjadi cerminan dari budaya yang melintasi batas etnis dan geografis, diolah dalam bingkai industri musik yang dinamis.

Salah satu genre yang berkembang pesat adalah dangdut Madura, yang tidak hanya menjadi fenomena di daerah asalnya, tetapi juga menyebar ke berbagai wilayah Jawa Timur dan hingga ke luar negeri, terutama ke komunitas diaspora Madura yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Baca Juga :  Kejari Periksa Wakil Ketua DPRD Jember Dugaan Kasus Korupsi Sosperda Rp 5,6 M

Proses produksi dangdut Madura melibatkan tahapan panjang dan rumit. Dimulai dengan rekaman yang dilakukan oleh produser lokal di Situbondo, kaset dan VCD ini kemudian diduplikasi dan dikemas di perusahaan rekaman yang tersebar di berbagai kota seperti Jember, Surabaya, Banyuwangi, dan Jakarta. Setelah itu, produk jadi tersebut didistribusikan ke berbagai daerah, termasuk ke luar negeri.

Industri ini tidak hanya melibatkan masyarakat Madura sebagai pencipta dan konsumen, tetapi juga partisipasi dari berbagai etnis lain. Misalnya, beberapa pemilik perusahaan rekaman lokal beretnis Tionghoa, dan beberapa musisi yang melakukan rekaman di Surabaya beretnis Jawa. Ini menunjukkan bahwa industri musik dangdut Madura merupakan hasil dari kolaborasi lintas etnis dan budaya.

Secara musikal, dangdut Madura menggabungkan beragam elemen dari berbagai tradisi musik. Gaya musik ini dipengaruhi oleh musik India, Arab, pop Barat, pop Indonesia, hingga tradisi lokal seperti Kendang Kempul dari Banyuwangi, Campursari Jawa, dan Gendhing Madura.

Baca Juga :  Kukuhkan Empat Guru Besar, Rektor UIN KHAS Jember Ungkap Transformasi dan Watak Seorang Guru Besar

Bahkan, unsur musik disko Barat juga ditemukan dalam beberapa karya dangdut Madura. Kombinasi ini menjadikan dangdut Madura sebagai sebuah bentuk adaptasi budaya yang mencerminkan kekayaan dan keragaman Indonesia.

Kehadiran musik dangdut Madura menunjukkan bahwa budaya tidak bersifat statis. Sebaliknya, budaya selalu terbuka dan dinamis, mampu menyerap dan beradaptasi dengan pengaruh dari berbagai sumber. Melalui dangdut Madura.  

Hal demikian dapat dirasakan dan dinikmati atas banyaknya keragaman budaya yang ada di Indonesia. Musik ini juga berperan penting dalam membangun kesadaran akan pluralitas dan pentingnya hidup dalam harmoni meskipun berbeda-beda.

Dangdut Madura bukan hanya hiburan, tetapi juga medium untuk merayakan dan memahami perbedaan yang ada dalam masyarakat.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Rapat Paripurna Pemkab dan DPRD Banyuwangi Pastikan Tidak Ada Kenaikan Tarif PBB
Kejari Periksa Wakil Ketua DPRD Jember Dugaan Kasus Korupsi Sosperda Rp 5,6 M
Parodi Anak SD Manggul Ghulu’en: Cerita dan Asa Tembakau Madura
Kejari Jember Mulai Periksa Bidik Tersangka Kasus Sosperda
Harjabo 206: Jalanan Bondowoso Disulap Jadi Panggung Budaya Pelajar
Fraksi PPP DPRD Jember Sebut Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Sektor Wisata-Ekonomi Lokal
Tanggapan Fraksi PKB DPRD Jember tentang Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi

Baca Lainnya

Kamis, 21 Agustus 2025 - 05:52 WIB

Rapat Paripurna Pemkab dan DPRD Banyuwangi Pastikan Tidak Ada Kenaikan Tarif PBB

Rabu, 20 Agustus 2025 - 22:25 WIB

Kejari Periksa Wakil Ketua DPRD Jember Dugaan Kasus Korupsi Sosperda Rp 5,6 M

Rabu, 20 Agustus 2025 - 05:32 WIB

Parodi Anak SD Manggul Ghulu’en: Cerita dan Asa Tembakau Madura

Selasa, 19 Agustus 2025 - 21:33 WIB

Kejari Jember Mulai Periksa Bidik Tersangka Kasus Sosperda

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:58 WIB

Harjabo 206: Jalanan Bondowoso Disulap Jadi Panggung Budaya Pelajar

TERBARU

Ilustrasi Bulan Safar

Educatia

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Rabu, 20 Agu 2025 - 06:14 WIB