Frensia.id – Data gender dalam Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Jember menyajikan fakta menarik yang diteliti oleh Frensia Institute.
Biasanya, Daftar Pemilih Tetap (DPT) lebih banyak didominasi perempuan, mengingat jumlah mereka yang selalu lebih tinggi daripada laki-laki. Namun, di empat kecamatan di Jember, justru terjadi hal sebaliknya: jumlah pemilih laki-laki lebih banyak.
Riyadi, analis hukum dan publik dari Frensia Institute, mengungkapkan temuan tersebut berdasarkan data resmi penyelenggara pemilu. “Empat kecamatan memiliki DPT laki-laki yang lebih banyak, bahkan di satu kecamatan selisihnya lebih dari seribu,” jelasnya.
Berikut rincian data keempat kecamatan tersebut:
Kecamatan Jenggawah
DPT Kecamatan Jenggawah berjumlah 67.517 orang. Pemilih laki-laki sedikit lebih banyak dibanding perempuan, meskipun selisihnya kecil. Tercatat ada 33.739 perempuan dan 33.778 laki-laki, dengan selisih hanya 39 orang.
Kecamatan Ambulu
DPT Kecamatan Ambulu mencapai 91.298 orang. Meski selisihnya kecil, pemilih laki-laki tetap lebih banyak. Jumlah pemilih perempuan tercatat 45.627, sementara laki-laki berjumlah 45.671, dengan selisih 44 orang.
Kecamatan Puger
Kecamatan Puger memiliki DPT sebesar 93.372 orang. Di sini, laki-laki mendominasi cukup signifikan dengan selisih 538 orang. Pemilih perempuan tercatat sebanyak 46.417, sedangkan laki-laki berjumlah 46.955.
Kecamatan Wuluhan
Kecamatan Wuluhan adalah yang paling unik. DPT-nya mencapai 96.298 orang, dengan selisih antara pemilih perempuan dan laki-laki yang cukup mencolok, yakni 1.155 orang.
Pemilih perempuan mendominasi dengan 47.576 orang, sementara laki-laki hanya 46.421.
Temuan ini menjadi sorotan karena dapat memengaruhi strategi politik berdasarkan gender. Riyadi menekankan pentingnya data ini dalam menyusun rencana partisipasi politik berbasis gender.
“Data seperti ini sangat krusial, terutama bagi politisi yang ingin menyasar kelompok pemilih tertentu. Misalnya, di Wuluhan, target sosialisasi politiknya lebih condong ke pemilih perempuan,” ungkapnya.
Fakta bahwa empat kecamatan memiliki komposisi DPT yang berbeda dari pola umum bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi para kandidat dalam Pilkada 2024.
Strategi kampanye yang lebih terarah dan inklusif dapat membantu meningkatkan partisipasi pemilih dan memastikan semua kelompok masyarakat terwakili dalam proses demokrasi.