Diteliti Akademisi Amerika Serikat, Angka Bunuh Diri Umat Muslim Lebih Sedikit

Sunday, 29 December 2024 - 17:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Diteliti, Akademisi Amerika Serikat, Angka Bunuh Umat Muslim Lebih Sedikit(Sumber: Frensia/Canva/AI)

Gambar Diteliti, Akademisi Amerika Serikat, Angka Bunuh Umat Muslim Lebih Sedikit(Sumber: Frensia/Canva/AI)

Frensia.id – Sebuah penelitian dari akademisi Amerika Serikat, David Lester, mengungkapkan bahwa angka bunuh diri di kalangan umat Muslim lebih rendah dibandingkan penganut agama lain.

Studi bertajuk “Suicide and Islam” yang diterbitkan pada tahun 2007 di Archives of Suicide Research ini menyajikan data menarik, meskipun menuai beragam tanggapan dari kalangan pakar.

David Lester mencatat bahwa sebagian besar penelitian tentang bunuh diri di negara-negara Muslim lebih bersifat deskriptif, didasarkan pada data yang tersedia dari kasus bunuh diri yang telah terjadi maupun percobaan bunuh diri.

Ia menyoroti adanya kemungkinan beberapa kasus bunuh diri tidak dilaporkan di negara-negara Muslim yang melarang perilaku ini. Namun, secara keseluruhan, tingkat bunuh diri di kalangan Muslim tetap lebih rendah dibandingkan penganut agama lain, bahkan di wilayah yang dihuni oleh komunitas agama yang beragam.

Meski begitu, banyak pakar mencatat bahwa angka percobaan bunuh diri di kalangan Muslim tidak menunjukkan perbedaan signifikan dibandingkan dengan non-Muslim.

Penelitian Lester juga dinilai kurang mempertimbangkan faktor-faktor penting seperti latar belakang etnis maupun sekte Islam yang dianut individu.

Lester sebenarnya mencoba menelusuri beberapa alasan di balik rendahnya angka bunuh diri tersebut, termasuk nilai-nilai agama yang kuat dan perbedaan status sosial-ekonomi.

Baca Juga :  Dua Kakek di Jember Dipolisikan Gegara Jual Sengon Milik Orang Lain

Data yang digunakan Lester berpusat pada tahun 1970-an dan 1980-an, periode di mana sensus nasional lebih banyak tersedia. Ia memilih rentang waktu tiga tahun untuk mengatasi kekurangan pelaporan bunuh diri di beberapa negara.

Namun, beberapa penelitian memang cukup berbeda dengan temuan Lestee. Berdasarkan data dari World Factbook Central Intelligence Agency (CIA) tahun 2002, tercatat bahwa umat Muslim rata-rata memiliki pendapatan per kapita lebih tinggi dibandingkan umat Hindu. Namun, hal ini masih membutuhkan peninjauan lebih lanjut untuk memahami hubungan dengan angka bunuh diri.

Penelitian serupa sebelumnya juga mencatat rendahnya angka bunuh diri di negara-negara mayoritas Muslim. Sebagai contoh, penelitian Khan (1998) mengenai kasus bunuh diri di Pakistan menunjukkan bahwa 92% dari 10 kasus bunuh diri yang berhasil dan 90 kasus percobaan bunuh diri adalah Muslim.

Hal ini mencerminkan mayoritas populasi Muslim di wilayah tersebut, namun tidak memberikan analisis mendalam mengenai kaitannya dengan keyakinan agama.

Di sisi lain, Eferakeya (1984) dalam studinya tentang percobaan bunuh diri di Benin City, Nigeria, tidak mencatat agama pasien, meskipun data tersebut penting untuk memahami pola bunuh diri berdasarkan latar belakang agama.

Baca Juga :  Penjelasan Kronologis Anggota DPRD Jember dari Sidak Hingga Melapor ke Polres

Faktor budaya dan hukum juga turut berperan dalam cara negara-negara Muslim menangani percobaan bunuh diri. Chaleby (1974) mencatat bahwa di Iran pada tahun 1970-an, percobaan bunuh diri lebih sering dianggap sebagai masalah kesehatan mental daripada kriminal.

Pasien yang mencoba bunuh diri sering kali diberikan perawatan medis dan dikirim pulang, bukan dimasukkan ke rumah sakit jiwa atau menghadapi hukuman pidana.

Meski temuan Lester menarik perhatian, banyak peneliti lain yang mempertanyakan validitas dan cakupan data yang ia gunakan.

Beberapa mengkritik bahwa penelitian ini gagal memperhitungkan faktor-faktor kompleks seperti stigma sosial, dukungan komunitas, serta pengaruh nilai agama yang beragam di dunia Muslim.

Secara keseluruhan, penelitian ini menyoroti pentingnya memahami hubungan antara agama dan kesehatan mental dalam konteks sosial dan budaya.

Namun, temuan Lester memerlukan verifikasi lebih lanjut dengan metode yang lebih holistik untuk memastikan gambaran yang akurat.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Dua Kakek di Jember Dipolisikan Gegara Jual Sengon Milik Orang Lain
Penjelasan Kronologis Anggota DPRD Jember dari Sidak Hingga Melapor ke Polres
25 Advokat Datangi Polres Jember, Minta Audiensi-Mediasi dengan Pelapor Rekannya
Disebut Maling Saat Sidak Irigasi, Anggota DPRD Jember Lapor ke Polres
Polisi Jember Amankan Preman Gegara Buat Onar
Polisi Dinilai Lamban, Pelaku Rudapaksa Mahasiswi di Jember Melenggang Kabur
Pria Jember Dipolisikan Gegara Cabuli Anak di Bawah Umur
Ojol Jember Gelar Aksi Solidaritas Kemanusiaan Pasca Peristiwa Kematian Driver Jakarta

Baca Lainnya

Tuesday, 2 December 2025 - 16:24 WIB

Dua Kakek di Jember Dipolisikan Gegara Jual Sengon Milik Orang Lain

Monday, 1 December 2025 - 13:30 WIB

Penjelasan Kronologis Anggota DPRD Jember dari Sidak Hingga Melapor ke Polres

Monday, 1 December 2025 - 12:38 WIB

25 Advokat Datangi Polres Jember, Minta Audiensi-Mediasi dengan Pelapor Rekannya

Monday, 1 December 2025 - 12:25 WIB

Disebut Maling Saat Sidak Irigasi, Anggota DPRD Jember Lapor ke Polres

Wednesday, 12 November 2025 - 14:59 WIB

Polisi Jember Amankan Preman Gegara Buat Onar

TERBARU