Diteliti, Konsep Robert Gray Tentang Seks, Tak Selamanya Tentang Kenikmatan

Senin, 14 Oktober 2024 - 13:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Diteliti, Konsep Robert Gray Tentang Seks Tak Selamanya Tentang Kenikmatan (Sumber: Canva)

Gambar Diteliti, Konsep Robert Gray Tentang Seks Tak Selamanya Tentang Kenikmatan (Sumber: Canva)

Frensia.id- Diteliti, Robert Gray merupakan pemikir yang fokus pada filsafat seksualitas. Ia memperkenalkan konsep seksualitas tanpa kenikmatan dalam karyanya, Sex and sexual perversion, terbit tahun 1978.

Alan Soble, seorang peneliti dari Orleans berupaya membaca gagasannya. Ia menulis riset berjudul, “The Philosophy of Sexuality”. Telah terbit pada tahun 2013 silam.

Menurutnya, diskusi mengenai apa yang sebenarnya mendefinisikan “aktivitas seksual” kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan akademisi, psikolog, dan aktivis. Berangkat dari analisis kontroversial yang diajukan oleh pemikir Gray, muncul perdebatan mengenai apakah kenikmatan seksual harus menjadi kriteria utama untuk mendefinisikan suatu tindakan sebagai aktivitas seksual.

Kenikmatan Seksual sebagai Syarat Esensial?

Dalam pandangannya, Gray menyatakan bahwa sebuah tindakan seksual harus menghasilkan kenikmatan untuk dapat disebut sebagai aktivitas seksual. Ini berarti, menurut pandangannya, jika seseorang tidak menikmati hubungan seksual, maka secara logis, tindakan tersebut tidak dianggap sebagai aktivitas seksual.

Pendekatan ini mungkin terdengar provokatif, tetapi Gray berpendapat bahwa kenikmatan adalah inti dari seksualitas. Dia bahkan menggambarkan skenario yang kontroversial: hubungan seksual tanpa kenikmatan mungkin tidak layak disebut “seksual” sama sekali.

Pandangan ini menuai kritik tajam dari banyak pihak. Mereka yang menentang pandangan Gray menyatakan bahwa pendekatan ini menyederhanakan seksualitas manusia dan gagal mengakomodasi realitas bahwa orang dapat terlibat dalam hubungan seksual tanpa memperoleh kenikmatan.

Baca Juga :  Luluskan 12 Mahasiswa Disabilitas, Wujud Nyata Inklusivitas di Kampus UNIPAR Jember

Misalnya, pasangan yang telah kehilangan minat seksual satu sama lain namun tetap melakukan aktivitas fisik mungkin tidak merasa puas, tetapi tindakan mereka masih dianggap sebagai “aktivitas seksual” oleh sebagian besar masyarakat.

Konsekuensi dari Pendekatan Gray

Salah satu konsekuensi paling mengkhawatirkan dari analisis Gray adalah dalam konteks kekerasan seksual. Jika kenikmatan menjadi satu-satunya penentu aktivitas seksual, maka kasus seperti pemerkosaan atau kekerasan seksual yang tidak melibatkan kenikmatan bagi korban mungkin, dalam definisi Gray, tidak dapat disebut sebagai aktivitas seksual.

Hal ini tentu mengundang pertanyaan etis yang serius. Menurut ahli hukum dan aktivis hak asasi manusia, definisi ini dapat menciptakan distorsi dalam pemahaman kita tentang kekerasan seksual.

Pendekatan ini tidak hanya menyesatkan, tetapi juga berbahaya. Kekerasan seksual tidak pernah tentang kenikmatan, melainkan tentang kekuasaan dan kontrol. Kita tidak bisa menghapus status ‘seksual’ dari tindakan tersebut hanya karena tidak ada kenikmatan.

Lebih jauh lagi, Alan Soble memunculkan dilema tentang apakah kenikmatan seksual dapat digunakan sebagai ukuran moralitas. Jika kita hanya mengakui aktivitas seksual yang memberikan kenikmatan sebagai tindakan seksual yang “berhasil,” ini akan mengabaikan kenyataan bahwa aktivitas seksual sering kali memiliki dimensi yang lebih kompleks.

Baca Juga :  Prabowo Hadiri Sidang Istimewa Laporan Tahunan Mahkamah Agung: Baru Sadar Beban Berat Hakim

Selain itu, ini menciptakan ruang untuk mengaburkan batas-batas penting antara tindakan seksual yang bermoral dan tidak bermoral.

Sebaliknya, mereka yang mendukung pendekatan yang lebih inklusif menyarankan bahwa aktivitas seksual harus dipandang dalam konteks yang lebih luas, yang mencakup baik dimensi fisik maupun emosional.

Menyederhanakan seks menjadi soal kenikmatan saja mengabaikan dinamika yang lebih mendalam dari hubungan seksual.  Seksualitas bukan hanya tentang kesenangan; ini juga tentang hubungan, rasa saling percaya, dan bahkan keinginan untuk berprokreasi.

Perdebatan seputar definisi aktivitas seksual ini membuka wacana penting tentang bagaimana kita mendekati seksualitas manusia? Meski pandangan Gray memprovokasi diskusi yang menarik, kritik terhadap pendekatannya juga memberikan wawasan penting tentang kompleksitas pengalaman seksual manusia.

Pada akhirnya, seks tidak bisa diukur hanya dengan kesenangan fisik, karena ia melibatkan berbagai aspek—baik fisik, emosional, maupun sosial.

Seksualitas adalah bagian yang rumit dari kehidupan manusia, dan upaya untuk mendefinisikannya secara sempit mungkin justru akan mempersempit pemahaman kita tentang fenomena tersebut.

Bagi banyak pihak, penting untuk melihat seks tidak hanya dari perspektif kenikmatan, tetapi juga dari dimensi lainnya yang membuatnya menjadi bagian penting dari hubungan manusia.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Model Kurikulum Murray Print: Solusi Menggapai Pendidikan Progresif
Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran
Pandangan Plato Mengenai Swasembada
Tentang Protes RUU TNI, Komentar Deddy Corbuzier Dianggap Keliru
Apa Peranan Tentara Apabila Tidak Ada Perang? Begini Penjelasan Pakar Politik Militer
Akademisi Jadi Budak Politisi: Hilangnya Marwah Perguruan Tinggi
Dituding Adanya Pungutan Pada Sekolah di Jember, Begini Tanggapan MKKS SMK Swasta Kabupaten Jember
Sekolah Tiga Bahasa Rukun Harapan Jember: Jodoh Perjuangan Gus Dur dengan Pendiri Yayasan
Tag :

Baca Lainnya

Sabtu, 5 April 2025 - 17:32 WIB

Model Kurikulum Murray Print: Solusi Menggapai Pendidikan Progresif

Selasa, 1 April 2025 - 08:23 WIB

Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

Senin, 24 Maret 2025 - 20:45 WIB

Pandangan Plato Mengenai Swasembada

Minggu, 23 Maret 2025 - 19:15 WIB

Tentang Protes RUU TNI, Komentar Deddy Corbuzier Dianggap Keliru

Jumat, 21 Maret 2025 - 11:12 WIB

Apa Peranan Tentara Apabila Tidak Ada Perang? Begini Penjelasan Pakar Politik Militer

TERBARU

Kolomiah

Belajar dari Arsenal dan Real Madrid

Rabu, 9 Apr 2025 - 14:01 WIB

Gambar Real Madrid: Sang Juara 15 UCL, Dipermalukan Arsenal! (Sumber: Grafis Frensia)

Sportia

Real Madrid: Sang Juara 15 UCL, Dipermalukan Arsenal!

Rabu, 9 Apr 2025 - 08:56 WIB

Religia

Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?

Rabu, 9 Apr 2025 - 07:16 WIB

Kolomiah

Dari Puasa (Ramadhan) ke Pembiasaan

Selasa, 8 Apr 2025 - 23:12 WIB