Frensia.id- Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah resmi usung Ra Hamid (KH. Abd. Hamid Wahid) di Pilkada Bondowoso periode 2024-2029. Keputusan demikian dianggap sebagai salah satu cara mendorong para kiai menjadi aktor percepatan pembangunan.
Keputusan DPP sebenarnya merupakan usulan dari Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKB Bondowoso yang sebelumnya telah diumumkan. Dalam akun instagram resminya, @pkb_bondowoso, mereka mengumukan Ra Hamid bergandengan dengan Thohari (RaToh) sebagai Cabub dan Cawabub 17/04/2024.
Usulan tersebut tampak direspons baik oleh DPP, terbukti saat ini beredar kabar dan foto Ra Hamid bersama-sama pengurus DPW PKB, Gus Halim Iskandar.
Ahmad Dhafir, ketua DPC PKB Bondowoso, telah mengkonfirmasi kebenaran kabar tersebut. Bahkan mengaku semakin besar komitmen dan harapannya untuk mendorong kiai pesantren melalui PKB dalam mengisi kemerdekaan.
“PKB dilahirkan oleh NU, untuk menjadi alat perjuangan NU di Pemerintahan. Itu saya kira. Yang kedua, Indonesia merdeka ini bukan hanya perjuangan bung Karno, Bung Hatta. Tapi juga perjuangan ulama’, sejarah tidak dapat dipungkiri”, ujarnya kala peda Frensia.id, 04/07/2024.
Baginya, PKB sudah semestinya mendorong Kiai pesantren untuk terus mengisi kemerdekaan. Sejarah dianggapnya tidak dapat dibantah bahwa kemerdekaan dicapai, juga karena perjuangan kiai-kiai pesantren. Buktinya, Kiai Hasyim As’ary, Kiai Wahid Hasyim hingga Kiai As’ad telah dinobatkan jadi pahlawan Nasional.
Catatan sejarah perjuangan para kiai telah membuktikan bahwa tokoh pesantren tidak hanya memahami ilmu agama saja.
“ini bukti pengakuan negara bahwa beliau tidak hanya mengajarkan Al Qur’an, hadist, mengajar kitab, akidah dan sebagainya, tapi beliau-beliau juga ikut berjuang untuk Indonesia, maka setelah merdeka tidak salah, juga maka harus untuk mengawal kemerdekaan ini”, tegasnya.
Ia menolak jika ada anggapan salah pada kiai yang ikut dalam kontestasi politik. Menurutnya, anggapan tersebut tidak objektif.
“ini yang kadang-kadang orang masih melihatnya satu sisi. Kok kiai? Kok Lora? dan sebagainya. Makanya Bondowoso, kami Pengurus DPC PKB, memutuskan seperti itu, ya karena memang bagaimana menjaga warisan para ulama’, Nahdaltul Ulama’, ujarnya.
Selain itu, komitmen PKB mengusung Ra Hamid yang berasal dari tokoh pesantren, juga karena pengalaman dan kualitasnya. Dalam pandangannya, sosok kiai yang berasal Pesantren Nurul Jadid ini telah memiliki rekam jejak dan prestasi yang dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan kabupaten Bondowoso.
“Beliau pernah jadi DPR RI, ini kepentingan percepatan pembangunan di Bondowoso. Tidak mungkin Bondowoso hanya mengandalkan APBD Kabupaten. Perlu pemimpin yang memiliki pengalaman, dan kualitas politik seperti Ra Hamid. Perlu yang shaleh agama dan inovatif dalam membangun masyarakat”, tambahnya.