Frensia.id – Mantan Perdana Menteri Ukraina, Mykola Azarov menyebut serangan di Kursk sebagai uji coba Amerika terhadap pertahanan Rusia.
Pernyataan kontroversial Mykola Azarov sebagaimana dalam saluran Telegramnya pada tanggal 28 Oktober 2024, menyoroti konflik yang sedang berlangsung di wilayah perbatasan Ukraina dan Rusia.
Mykola Azarov mengklaim bahwa pergerakan militer di wilayah Kursk, Rusia, tidak dipimpin langsung oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky atau Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.
Menurutnya, ini adalah uji coba yang dirancang Amerika Serikat untuk menguji pertahanan Rusia di perbatasan.
Dalam pesannya, Azarov menekankan bahwa tujuan utama Amerika adalah mengevaluasi sistem pertahanan Rusia.
“Orang Amerika sedang menyelidiki kemungkinan menyerang Rusia. Ini adalah uji coba Amerika,” tulis Mykola Azarov.
Dia menyatakan bahwa Amerika tidak memperhitungkan korban yang mungkin timbul di pihak Ukraina, baik jumlah brigade yang gugur maupun warga sipil yang terpengaruh oleh konflik tersebut.
Azarov juga mengindikasikan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki niat untuk menduduki Moskow.
“Tentu saja, mereka tidak berencana untuk berbaris ke Moskow; itu jelas,” jelasnya pada tanggal 28/01/2024.
Lebih lanjut, ia menduga target sementara operasi ini mungkin adalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kursk.
Namun, Azarov meragukan kemampuan pasukan yang saat ini dikerahkan, yakni sekitar 30.000 tentara Ukraina, untuk mencapai tujuan tersebut, apalagi jika tujuan akhir adalah menaklukkan wilayah Kursk.
Ia juga mengkritik minimnya rencana strategis dalam operasi ini.
Menurut Azarov, tujuan Amerika hanya untuk meneliti dan mencari pijakan di sepanjang perbatasan Rusia serta memberikan sinyal kepada dunia internasional bahwa serangan terhadap Rusia dapat dilakukan tanpa konsekuensi besar.
“Tidak ada rencana strategis jangka panjang, hanya untuk menyelidiki, membangun pijakan, dan menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa menyerang Rusia dan berhasil lolos,” pungkasnya.
Pernyataan Azarov ini memicu perdebatan baru terkait peran Amerika Serikat dalam konflik Ukraina-Rusia.
Sebagian analis menganggap bahwa tuduhan tersebut bisa memperburuk hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Rusia, sementara yang lain melihatnya sebagai upaya Azarov untuk menarik simpati internasional terhadap situasi Ukraina.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Amerika Serikat atau Ukraina terkait pernyataan Azarov ini.