Frensia.id – Muhammad Fawait, yang akrab disapa Gus Fawait, meraih kemenangan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati Jember. Berpasangan dengan Djoko Susanto, pasangan ini didukung oleh 15 partai politik dan berhasil mengalahkan pasangan petahana, Hendy Siswanto dan Firjaun Barlaman.
Namun, muncul pertanyaan publik mengenai sejauh mana dukungan mayoritas partai politik ini memengaruhi kemenangan mereka. Apakah suara yang diraih Gus Fawait berasal dari basis massa legislatif partai pendukungnya di pemilu sebelumnya?
Frensia Institute, sebuah lembaga riset independen, melakukan analisis berdasarkan data suara dari setiap daerah pemilihan (dapil). Dalam pemilu legislatif sebelumnya, Kabupaten Jember memiliki tujuh dapil. Dari hasil rekapitulasi, kemenangan Gus Fawait-Djoko terlihat merata di hampir semua dapil.
“Meskipun menang secara keseluruhan, pasangan ini kalah di dua dapil, yakni Dapil 1 dan Dapil 2,” ungkap Faiq Alhimam, salah satu peneliti di Frensia Institute,29/12/2024.
Namun, kemenangan pasangan Gus Fawait-Djoko sangat dominan di dapil lainnya, terutama Dapil 3 dan Dapil 6. Berdasarkan data, di Dapil 6, pasangan ini meraih suara sebesar 64,7% dari total suara yang masuk. Dari 142.307 suara sah, sebanyak 92.016 memilih Gus Fawait-Djoko, sementara pasangan Hendy-Firjaun hanya mendapat 46.890 suara atau sekitar 18,15%.
“Dapil 6 menjadi salah satu basis kuat kemenangan Gus Fawait karena wilayah ini mencakup kediaman keluarga besar beliau. Selain itu, kehadiran figur-figur politik seperti Ahmad Syahri dari Gerindra dan Sunarsi Khorsi dari PKB turut memperkuat dukungan di dapil ini,” tambah Faiq.
Hal serupa juga terjadi di Dapil 3, di mana Gus Fawait-Djoko meraih 86.971 suara atau sekitar 61,2% dari total suara. Menurut Faiq, kemenangan di dapil ini tidak terlepas dari peran aktif anggota legislatif partai pendukung. “Di Dapil 3, ada tokoh-tokoh seperti Gus Itsqon dari PKB, Hanan Kukuh Ratmono dari Gerindra, Nanang dari PKS, dan Fatmawati dari NasDem. Mereka memiliki basis massa yang kuat dan berkontribusi signifikan dalam mendulang suara untuk Gus Fawait,” jelasnya.
Namun, meski Dapil 6 dan 3 mencatat persentase kemenangan tertinggi, keduanya bukan penyumbang suara terbanyak bagi Gus Fawait-Djoko. Dari hasil analisis, Dapil 7 tercatat sebagai penyumbang suara terbesar. Pasangan ini meraih 110.777 suara atau 57,9% dari total suara yang masuk, meskipun persentasenya lebih rendah dibanding Dapil 6 dan 3.
“Dapil 7 memiliki jumlah daftar pemilih tetap (DPT) yang jauh lebih besar, yaitu 191.386 orang. Dengan tingginya partisipasi pemilih, dapil ini memberikan kontribusi suara terbesar untuk kemenangan Gus Fawait-Djoko,” papar Faiq.
Peneliti Frensia Institute juga mencatat bahwa persentase kemenangan di setiap dapil mencerminkan kerja keras tim sukses di lapangan, terutama yang terkait dengan peran aktor legislatif dari partai pengusung.
“Kemenangan Gus Fawait-Djoko di beberapa dapil tidak lepas dari sinergi antara aktor politik lokal dan basis massa yang loyal. Hal ini menjadi pelajaran penting bahwa kemenangan dalam Pilkada bukan hanya soal jumlah partai pendukung, tetapi juga tentang bagaimana membangun jaringan yang kuat di akar rumput,” pungkas Faiq.
Dengan hasil ini, Gus Fawait dan Djoko Susanto diharapkan mampu membawa perubahan signifikan di Jember, mengingat kemenangan mereka didukung oleh kerja keras banyak pihak di tingkat lokal dan nasional. Masyarakat kini menantikan implementasi program-program mereka yang telah dijanjikan selama masa kampanye.