Georg Lukács, Penggagas Pertama “Theory of The Novel” Yang Kritis

Selasa, 15 Oktober 2024 - 11:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Georg Lukács, Penggagas Pertama Theory of The Novel Yang Kritis (Sumber: Frensia/Grafis))

Gambar Georg Lukács, Penggagas Pertama Theory of The Novel Yang Kritis (Sumber: Frensia/Grafis))

Frensia.id- George Lucacs, merupakan penggagas yang tenar karena mengembangkan The Theory of Novel. Beberapa gagasannya sangat kritis dan banyak dianalisis oleh sejumlah pakar.

David H. Miles satunya, dalam penelitiannya tentang teori novel. Ia menyoroti pengaruh penting dari buku karya Georg Lukács. Buku ini ditulis dalam tradisi estetika idealis Jerman dan menunjukkan Lukács sebagai penerus pemikiran filsuf besar seperti Hegel.

Lebih dari itu, risetnya yang telah diterbitkannya tahun 2020 silam, menjelaskan bahwa karya Lukács menjadi landasan bagi pemikir-pemikir modern hebat, seperti Walter Benjamin, Theodor Adorno, Lucien Goldmann, dan Erich Auerbach dalam mengembangkan teori-teori novel.

Dalam bukunya, Lukács menjelaskan perbedaan mendasar antara cara berpikir naratif zaman kuno dan modern. Dia menggambarkan bagaimana epik kuno, seperti karya Homeros, menunjukkan kesatuan antara manusia dan dunia.

Pahlawan dalam epik seperti Iliad atau Odyssey sepenuhnya terhubung dengan lingkungannya. Tidak ada keraguan atau keterasingan; dunia mereka harmonis dan utuh.

Sebaliknya, kesadaran dalam novel modern cenderung lebih terpecah, penuh ironi, dan seringkali membuat tokoh-tokohnya merasa terasing dari dunia.

Baca Juga :  Membedah Fikih Lingkungan, UIN KHAS Jember Gelar Serial Kajian Ekoteologi

Lukács berpendapat bahwa pahlawan dalam novel melakukan perjalanan yang berbeda dari pahlawan dalam epik. Jika pahlawan epik menghadapi tantangan fisik dan eksternal, pahlawan dalam novel modern lebih banyak menghadapi tantangan batin.

Perjalanan mereka lebih tentang pemahaman diri, pencarian makna, dan kesadaran akan keterasingan. Dalam hal ini, novel berfungsi sebagai medium untuk menggambarkan kebingungan, kegelisahan, dan refleksi yang dialami manusia modern.

Proses ini, menurut Lukács, bisa dilihat dalam karya-karya besar dari penulis seperti Cervantes hingga Flaubert. Novel, katanya, menunjukkan kemunduran dari partisipasi langsung di dunia menuju penafsiran dan pemahaman dunia dari kejauhan. Tokoh-tokoh dalam novel modern tidak lagi terlibat secara langsung dengan dunianya, tetapi lebih banyak memikirkan dan meragukannya.

Pandangan Lukács ini membuka jalan bagi banyak pemikiran tentang novel di masa berikutnya. Walter Benjamin dan Theodor Adorno, misalnya, memperluas ide keterasingan dalam narasi novel, di mana mereka menggambarkan tokoh-tokoh yang terpisah dari masyarakat dan merasa asing di dunianya.

Baca Juga :  Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

 Lucien Goldmann juga meminjam konsep pahlawan bermasalah dari Lukács, mengacu pada tokoh utama yang tidak lagi digambarkan sebagai pahlawan sempurna, tetapi sebagai individu yang menghadapi konflik batin dan sosial.

Erich Auerbach, dalam bukunya Mimesis, menyoroti perbedaan antara realisme dalam epik dan novel. Dia menunjukkan bahwa epik Homeros menggambarkan dunia yang sederhana dan jelas, sedangkan novel modern menampilkan dunia yang lebih kompleks dan penuh dengan ambiguitas moral.

Secara keseluruhan, Lukács melihat novel sebagai respons terhadap krisis modernitas. Novel modern mencerminkan keterpecahan dan ironi dalam kesadaran manusia, menjadikannya medium yang tepat untuk mengeksplorasi keterasingan manusia dalam dunia yang tidak lagi memiliki keutuhan seperti yang digambarkan dalam epik.

Miles berpendapat bahwa pemikiran Lukács ini menjadi dasar penting bagi perkembangan teori novel di era modern.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Kuatkan Good Governance, UIN KHAS Jember Dorong ORMAWA Jadi Motor Budaya Akademik
Ribuan Mahasiswa Universitas Ibrahimy Resmi Diwisuda, Dua Mahasiswa dan Satu Dosen Raih Hadiah Umrah
Gus Udin Harap Kiai Sepuh NU Bersikap Soal Dugaan Skandal Haji
Digelar Kejari dan Dispendik, Siswa Jember Antusias Ikut Lomba Video Kreatif Restorative Justice
Bakal Calon Ketua DPD dan DPC Periode 2025-2030 Dijaring! PAC PDI Perjuangan Se-Banyuwangi Gelar Rapat Serentak
Hadiri Haul Ke-44 Kiai Hamid Pasuruan, Gus Firjaun Komentari Kenaikan Pajak
Gerakan PMII Cabang Jember Bukan Ruang Fomo
Membedah Fikih Lingkungan, UIN KHAS Jember Gelar Serial Kajian Ekoteologi

Baca Lainnya

Jumat, 26 September 2025 - 16:24 WIB

Kuatkan Good Governance, UIN KHAS Jember Dorong ORMAWA Jadi Motor Budaya Akademik

Rabu, 17 September 2025 - 16:54 WIB

Ribuan Mahasiswa Universitas Ibrahimy Resmi Diwisuda, Dua Mahasiswa dan Satu Dosen Raih Hadiah Umrah

Senin, 15 September 2025 - 21:17 WIB

Gus Udin Harap Kiai Sepuh NU Bersikap Soal Dugaan Skandal Haji

Selasa, 2 September 2025 - 18:27 WIB

Digelar Kejari dan Dispendik, Siswa Jember Antusias Ikut Lomba Video Kreatif Restorative Justice

Selasa, 2 September 2025 - 11:13 WIB

Bakal Calon Ketua DPD dan DPC Periode 2025-2030 Dijaring! PAC PDI Perjuangan Se-Banyuwangi Gelar Rapat Serentak

TERBARU