Hakikat Puasa Perspektif Hujjatul Islam, Berikut Rahasia Puasa Baik Fisik Mupun Batin yang Dianjurkan Imam Al-Ghazali dalam Literaturnya

Ilustrasi gambar Imam Al-Ghazali edit by elriyadh

Frensia.id – Sebagai Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali merupakan cendikiawan yang juga beberapa gagasan tentang gagasan puasa. Gagasan Imam Al-Ghazali hakikat puasa bisa dilihat dalam literatur karangannya yang berjudul “Asrar As-Shaum min Ihya’ Ulumuddin“.

Menurut hujjatul Islam dalam literaturnya, puasa secara hakikat bukan hanya menahan lapar dari kondisi fisik atau jasmani saja. Akan tetapi lebih dari sekedar puasa yang sifatnya fisik, ada puasa batin yang bersifat secara rohani.

Kebanyakan orang Muslim secara mayoritas melaksanakan puasa yang hanya bersifat menahan perut dari makan dan minum. Menurut Al-Ghazali puasa ditingkatan ini adalah puasa kategori terrendah.

Bacaan Lainnya

Sementara Puasa yang sifatnya batiniah dan rohani, adalah puasa yang jarang bisa dilakukan oleh kebanyakan kaum Muslim. Sehingga apabila orang Muslim bisa melaksanakan puasa ini bsa terbilang kategori Muslim yang sangat istimewa.

Gagasan Al-Ghazali tentang rahasia puasa memberi penyadaran dan wawasan terhadap kaum Muslim terhadap pentingnya menunaikan ibadah puasa secara hakikat. Hakikat rahasia puasa yang dimaksud tidak lain adalah berpuasa secara lahir dan batin.

Untuk mencapai tingkatan rahasia puasa tersebut, Al-Ghazali memberikan bebera tips rahasia. Adapun tips terbagi menjadi 6 rahasia puasa sebagai berikut;

  • Pertama, menjaga dan mencegah mata untuk memandang terhadap semua hal yang bersifat makruh. Selain itu mata harus menghindari hal yang membuat hati lalai akan berdzikir kepada Allah.
  • Kedua, menjaga lisan dari berkata kotor, misalnya seperti dusta, mengumpat atau sambat, fitnah, mencela, tengkar, dan munafik.
  • Ketiga, menjaga telinga dari mendengar suatu hal yang makruh. Sebab segala yang makruh bahkan haram diucapkan, dilarang juga untuk didengarkan.
  • Keempat, mencegah bagian tubuh seperti tangan dan kaki dari perbuatan dosa. Selain itu, mencegah perut dari memakan barang syubhat disaat berbuka. Bagaimana mungkin orang berpuasa memakan barang haram saat berbuka puasa (iftar).
  • Kelima, makan secukupnya atau tidak berlebihan saat berbuka. Jika saat berbuka seseorang mengganti apa yang hilang saat siang, apa kemudian arti puasa. Padahal maksud tujuan puasa adalah mengosongkan perut dan menhilangkan syahwat agar takwa semakin bertambah.
  • Keenam, setelah berbuka agar khawatir akan diterima amal puasanya, antara takut dan menghadap. Sebab tidak satupun yang tahu, apakah puasanya diterima atau tidak. Jika diterima maka akan menjadi orang yang dekat dengan Allah, begitupun sebaliknya.

Beberapa tips menguak rahasia puasa yang dijelaskan oleh Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali bisa menjadi bekal wawasan untuk kemudian diperhatikan saat melaksanakan puasa. Puasa bukan hanya sekedar dipandang melalui perspektif syariat antara sah dan batal. Lebih dari itu, puasa merupakan ibadah yang menyeluruh baik fisik-raga maupun batin-jiwa.