Frensia.id – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, kembali menggemparkan wacana publik dengan pernyataan tajamnya terhadap perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Dalam sebuah acara di UNNES (Universitas Negeri Semarang), Mu’ti menyebut bahwa AI saat ini tidak membuat manusia makin cerdas, melainkan makin culas, 09/06.
“Penggunaan teknologi digital, termasuk AI, justru membuat manusia kehilangan akal sehat. Bukannya menjadi lebih bijak, justru makin licik,” tegas Mu’ti.
Ia mengutip buku World Without Mind karya Franklin Foer yang menggambarkan dunia yang kian kosong dari nalar dan kebijaksanaan akibat dominasi teknologi.
Mu’ti melihat bahwa AI—alih-alih mendorong manusia menjadi inovatif dan kritis—malah memperkuat kecenderungan negatif seperti penyebaran hoaks, manipulasi informasi, hingga kecanduan terhadap konten viral yang dangkal.
Ia menyebut fenomena ini sebagai “matinya akal sehat”.
Lebih lanjut, Mu’ti mengutip dua istilah penting yang menurutnya menggambarkan krisis akibat perkembangan digital saat ini. Pertama adalah “virality virus”—virus viralitas—yang menciptakan obsesi pada keterkenalan instan.
Banyak orang, kata Mu’ti, kini lebih mementingkan viralitas daripada kualitas. Mereka rela menyebar konten tanpa pikir panjang, asalkan bisa dikenal.
Kedua, ia mengutip Jean Twenge yang menyebut fenomena “narcissism epidemic” atau epidemi narsisme.
Menurut Mu’ti, inilah yang terjadi saat orang terus-menerus mengunggah kehidupannya secara berlebihan ke media sosial.
“Dikit-dikit upload, dikit-dikit update. Ini bukan ekspresi diri yang sehat, tapi bentuk narsisme digital yang makin merajalela,” ujarnya.
Dalam konteks pendidikan, Mu’ti mengingatkan bahwa AI seharusnya digunakan untuk mendorong proses berpikir, bukan menggantikan akal budi.
Ia mengkritik tren siswa dan guru yang mulai terlalu bergantung pada mesin dalam mencari jawaban.
“AI bisa jadi alat bantu, tapi bukan pengganti nalar. Kalau semua diserahkan ke AI, yang mati duluan justru akal sehat kita,” tambahnya.
Penulis : Mashur Imam