Frensia.id- Hasil penelitian ada yang mengungkap loyalitas kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Nahdlatul Ulama’ sangat kuat. Bahkan dianggap mengalahkan loyalitas kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Saat ini PKB sedang bersitegang dengan elit Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ (PBNU). Padahal partai yang didirikan Gus Dur ini juga secara historis didirikan oleh tokoh-tokoh besar warga NU.
Bahkan ada penelitian yang mengungkap, kader PKB dibanding PPP yang sama dibentuk Kiai NU, lebih kuat. Artinya, PKB dalam hal gairah perjuangan lebih kuat relasinya dengan NU dibanding PPP.
Sebagaimana dimafhum bersama, PKB dan PPP adalah Partai yang sama-sama mempunyai sejarah yang panjang dan masih mempunyai hubungan erat dengan NU. Loyalitas kader NU yang ada di PKB ataupun PPP tidak usah diragukan lagi, mereka termasuk orang-orang yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap NU walaupun berbeda wadah perjuangan politiknya.
Namun seringkali ada isu, berkaitan dengan kader PPP dan PKB. Yana Mulyana, seorang akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, berupaya mengungkapnya.
Riset yang dilakukannya telah diterbitkan dalam repository kampusnya empat tahun yang lalu, tahun 2020. Tema besar yang diangkat adalah hubungan agama dan politik. Ia fokus pada tingkat loyalitas Kader PKB dengan PPP pada NU.
Ia menggunakan banyak teori yang komprehensif untuk menganalisis loyalitas kader NU di PKB dan PPP. Sebagai landasan utamanya, ia mengadopsi Teori Agama dari Glock and Stark sebagai Grand Theory. Hal demikian yang memberikan kerangka konseptual untuk memahami bagaimana keyakinan agama memengaruhi perilaku individu dalam konteks sosial dan politik.
Ada juga Teori Politik dari Andrew Heywood yang digunakan sebagai Middle Theory untuk menggali dinamika politik yang berperan dalam pembentukan loyalitas kader terhadap partai dan kepemimpinan kiai. Teori ini membantu mengkaji bagaimana ideologi, struktur kekuasaan, dan konteks politik memengaruhi keputusan dan tindakan politik kader.
Bahkan ia juga memakai Teori Loyalitas dari Richfild yang berfungsi sebagai Applied Theory dalam penelitian ini. Melalui teori ini, ia dapat fokus pada aspek-aspek konkret dari loyalitas, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi kesetiaan kader terhadap partai dan pemimpin mereka, serta bagaimana loyalitas tersebut diimplementasikan dalam konteks pilkada dan kebijakan politik lainnya.
Dengan menggunakan ketiga teori ini, ia menemukan bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam pemahaman makna loyalitas di antara kader NU PKB dan PPP, semua pemahaman tersebut pada akhirnya bermuara pada konsep kesetiaan, kepatuhan, dan ketaatan.
Loyalitas kader NU baik di PKB dan PPP sangat tinggi. Hal ini tercermin dalam ketaatan mereka terhadap para kiai, serta motivasi yang diberikan oleh kiai untuk bergabung dan tetap bertahan di masing-masing partainya.
Hal yang sangat unik, risetnya ini juga mengungkap adanya perbedaan dalam loyalitas politik antara kader NU di PKB dan PPP. Utamanya dalam ketaatan mereka terhadap kiai atau pemimpin partai dalam isu-isu politik seperti pemilihan kepala daerah.
Yana melihat Kader NU di PKB cenderung lebih loyal terhadap ke-NU-annya, sementara kader NU di PPP menunjukkan loyalitas yang lebih besar terhadap ke-PPP-annya.