Hasil Penelitian, Kader PKB Lebih Loyal Pada NU Dibanding PPP

Jumat, 9 Agustus 2024 - 16:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Hasil Penelitian, Kader PKB Lebih Loyal Pada NU Dibanding PPP (Ilsutrasi/Mashur Imam)

Gambar Hasil Penelitian, Kader PKB Lebih Loyal Pada NU Dibanding PPP (Ilsutrasi/Mashur Imam)

Frensia.id- Hasil penelitian ada yang mengungkap loyalitas kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Nahdlatul Ulama’ sangat kuat. Bahkan dianggap mengalahkan loyalitas kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Saat ini PKB sedang bersitegang dengan elit Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ (PBNU). Padahal partai yang didirikan Gus Dur ini juga secara historis didirikan oleh tokoh-tokoh besar warga NU.

Bahkan ada penelitian yang mengungkap, kader PKB dibanding PPP yang sama dibentuk Kiai NU, lebih kuat. Artinya, PKB dalam hal gairah perjuangan lebih kuat relasinya dengan NU dibanding PPP.

Sebagaimana dimafhum bersama, PKB dan PPP adalah Partai yang sama-sama mempunyai sejarah yang panjang dan masih mempunyai hubungan erat dengan NU. Loyalitas kader NU yang ada di PKB ataupun PPP tidak usah diragukan lagi, mereka termasuk orang-orang yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap NU walaupun berbeda wadah perjuangan politiknya.

Namun seringkali ada isu, berkaitan dengan kader PPP dan PKB. Yana Mulyana, seorang akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, berupaya mengungkapnya.

Baca Juga :  Bupati dan Wakil Bupati Jember Dikabarkan Kurang Harmonis, Ketua Fraksi PDIP DPRD Jember: Harus Duduk Bareng dan Berdiskusi untuk Kepentingan Masyarakat

Riset yang dilakukannya telah diterbitkan dalam repository kampusnya empat tahun yang lalu, tahun 2020. Tema besar yang diangkat adalah hubungan agama dan politik. Ia fokus pada tingkat loyalitas Kader PKB dengan PPP pada NU.

Ia menggunakan banyak teori yang komprehensif untuk menganalisis loyalitas kader NU di PKB dan PPP. Sebagai landasan utamanya, ia mengadopsi Teori Agama dari Glock and Stark sebagai Grand Theory. Hal demikian yang memberikan kerangka konseptual untuk memahami bagaimana keyakinan agama memengaruhi perilaku individu dalam konteks sosial dan politik.

Ada juga Teori Politik dari Andrew Heywood yang digunakan sebagai Middle Theory untuk menggali dinamika politik yang berperan dalam pembentukan loyalitas kader terhadap partai dan kepemimpinan kiai. Teori ini membantu mengkaji bagaimana ideologi, struktur kekuasaan, dan konteks politik memengaruhi keputusan dan tindakan politik kader.

Bahkan ia juga memakai Teori Loyalitas dari Richfild yang berfungsi sebagai Applied Theory dalam penelitian ini. Melalui teori ini, ia dapat fokus pada aspek-aspek konkret dari loyalitas, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi kesetiaan kader terhadap partai dan pemimpin mereka, serta bagaimana loyalitas tersebut diimplementasikan dalam konteks pilkada dan kebijakan politik lainnya.

Baca Juga :  Puncak Resepsi Peringatan Harlah ke-102, Prabowo Subianto: NU dan Pesantren Memiliki Jasa Besar Atas Kemerdekaan Indonesia

Dengan menggunakan ketiga teori ini, ia menemukan bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam pemahaman makna loyalitas di antara kader NU PKB dan PPP, semua pemahaman tersebut pada akhirnya bermuara pada konsep kesetiaan, kepatuhan, dan ketaatan.

Loyalitas kader NU baik di PKB dan PPP sangat tinggi. Hal ini tercermin dalam ketaatan mereka terhadap para kiai, serta motivasi yang diberikan oleh kiai untuk bergabung dan tetap bertahan di masing-masing partainya.

Hal yang sangat unik, risetnya ini juga mengungkap adanya perbedaan dalam loyalitas politik antara kader NU di PKB dan PPP. Utamanya dalam ketaatan mereka terhadap kiai atau pemimpin partai dalam isu-isu politik seperti pemilihan kepala daerah.

Yana melihat Kader NU di PKB cenderung lebih loyal terhadap ke-NU-annya, sementara kader NU di PPP menunjukkan loyalitas yang lebih besar terhadap ke-PPP-annya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Dorong Pelaku Usaha untuk Salurkan CSR, DPRD Jatim: CSR Bisa Jadi Solusi Pengentas Kemiskinan
Tingkatkan Ketahanan Pangan, DPRD Jatim Berikan Bantuan Beras Kepada Masyarakat Kurang Mampu
Komik Keren! Diteliti dan Urai Keburukan Militerisme di Indonesia
Jurnalis Tempo Diteror, Dikirimi Paket Kepala Babi
Post Globalization Militarism: Kajian Interdisipliner tentang Hegemoni Ekonomi, Polarisasi Sosial, dan Tatanan Militerisme Dunia 
Catat Waktunya! BKN Edarkan Surat Pengangkatan PPPK Tahun ini
Jelang Lebaran, DPC PDI Perjuangan Distribusikan Parsel Ramadan
Marak Pasien Kesulitan Berobat Gratis di Jember, Wabup Djoko Susanto: Bagaimanapun Keadaannya, Tugas Pemerintah Daerah Adalah Memperhatikan Kesejahteraan Masyarakat

Baca Lainnya

Kamis, 27 Maret 2025 - 13:22 WIB

Dorong Pelaku Usaha untuk Salurkan CSR, DPRD Jatim: CSR Bisa Jadi Solusi Pengentas Kemiskinan

Kamis, 27 Maret 2025 - 12:59 WIB

Tingkatkan Ketahanan Pangan, DPRD Jatim Berikan Bantuan Beras Kepada Masyarakat Kurang Mampu

Minggu, 23 Maret 2025 - 17:50 WIB

Komik Keren! Diteliti dan Urai Keburukan Militerisme di Indonesia

Jumat, 21 Maret 2025 - 07:01 WIB

Jurnalis Tempo Diteror, Dikirimi Paket Kepala Babi

Kamis, 20 Maret 2025 - 22:06 WIB

Post Globalization Militarism: Kajian Interdisipliner tentang Hegemoni Ekonomi, Polarisasi Sosial, dan Tatanan Militerisme Dunia 

TERBARU

Ilustrasi Silaturahim Saat Lebaran (Sumber: Generated AI)

Educatia

Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

Selasa, 1 Apr 2025 - 08:23 WIB

Kolomiah

Takbir Melawan Korupsi

Senin, 31 Mar 2025 - 10:50 WIB