Imlek Naga Kayu, Inilah Tokoh Indonesia yang Dinobatkan Menjadi Pahlawan di Tahun Naga Kayu 1964

Sabtu, 10 Februari 2024 - 18:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi gambar editor frensia.id

Ilustrasi gambar editor frensia.id

Frensia.id – Hari raya imlek tahun ini bertepatan pada tahun naga kayu dalam kalender lunisolar Tionghoa. Kalender lunisolar adalah perpaduan antara kalender lunar yang mengikuti fase bulan dengan kalender matahari yang mengikuti posisi matahari.

Secara histroris, hari raya imlek yang bertepatan dengan tahun naga dalam kalender lunisolar terjadi setiap 60 tahun sekali. Sebelum tahun 2024, tahun naga kayu terjadi terakhir pada tahun 1964.

Tahun naga pada tahun 1964, hari raya imlek belum dirayakan secara terang-terangan di Indonesia. Sebab perayaan hari keagamaan etnis Tionghoa baru dibebaskan pada tahun 2000 berdasarkan Kepres No. 6 tahun 2000 tentang agama, kepercayaan, dan adat istiadat Cina.

Selain perayaan imlek yang belum diperbolehkan dirayakan secara terang-terangan, pada tahun naga 1964 ada peristiwa menarik dalam perkembangan sejarah Indonesia yang perlu sobat frensi ketahui.

Peristiwa penting pada tahun naga kayu 1964 yang dimaksud adalah pengangkatan tokoh pahlwan nasional. Berikut tokoh pahlawan yang di dinobatkan menjadi pahlawan nasional di tahun naga 1964.

Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien merupakan pejuang tangguh yang mampu menghidupkan semangat pasukan pribumi disaat mengusir penjajah dalam perang Aceh melawan kolonial Belanda.

Baca Juga :  Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Sisi keberanian dan kepahlawanan Cut Nyak Dhien sama seperti ayahandanya yang juga berjuang dalam perang Aceh.

Berkat kegigihan dan perjuangannya, Cut Nyak Dhien dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh presiden Soekarno melalui Surat Keputusan (SK) Presiden Nomor 106 pada tahun 1964.

Cut Meutia

Cut Meutinah merupakan pahlawan tangguh dari Aceh yang berjuang bersama suaminya, Teuku Chik Tunong. Pasangan suami istri ini kompak menyusun taktik perang gerilya dan spionase untuk melawan penjajah.

Meski suaminya Teuku Chik Tunong meninggal karena dihukum mati Belanda, Ia tak kenal putus asa dan melanjutkan perjuangannya dengan Pang Nanggroe yang kemudian juga meningal.

berkat tak kenal putus asa dalam mengangkat senjata, Cut Meutia dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh presiden Soekarno melalui Surat Keputusan (SK) Presiden Nomor 107 pada tahun 1964.

R.A. Kartini

RA. Kartini pejuang emansipasi dan kesetaraan hak yang lahir di Kota Jepara. Ia diangkat menjadi pahlawan karena suara lantangnya memperjuangkan kesetaraan perempuan. Baik dari pendidikan, emansipasi, kesetaraan hak perempuan.

Kegigihan Raden Ajeng Kartini dalam menyuarakan hak perempuan, ia banyak menginspirasi kebangkitan gerakan perempuan di Indonesia. Sehingga ia resmi dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh presiden Soekarno melalui Surat Keputusan (SK) Presiden Nomor 108 pada tahun 1964.

Baca Juga :  Masalah Wong Jowo dan Gembong Narkotika Internasional Era Kolonial, Ini Bukti Dokumennya!

KH. Wahid Hasyim

KH Wahid Hasyim merupakan putra dari Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari, berkat peran dan kontribusinya sebagai salah satu anggota BPUPKI, ia ditetapkan menjadi pahlawan nasional.

KH Wahid Hasyim ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 24 Agustus 1964 melalui Surat Keputusan (SK) Presiden No. 206 Tahun 1964.

Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari

Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari merupakan ayahanda dari KH. Wahid Hasyim, berkat kegigihan beliau dalam mengusir penjajah dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan pasca Indonesia merdeka, Ia dinobatkan sebagai pahlawan nasional.

KH. Hasyim Asy’ari resmi dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada 17 November 1964 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Presiden No. 294 November 1964.

Demikianlah pahlawan nasional Indonesia yang dinobatkan pada tahun naga kayu 1964. Semoga momentum imlek yang bertepatan pada tahun naga kayu bisa menjadi refleksi sebagaimana pahlawan.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah
Masalah Wong Jowo dan Gembong Narkotika Internasional Era Kolonial, Ini Bukti Dokumennya!
Menengok Ulang Wajah Reformasi 1998
Yayasan Sahabat Ulul Albab Gelar Halal Bihalal Harlah PMII ke-65, Prof. Hepni: UIN KHAS Jember Peletak Dasar NDP PMII
Program Makan Bergizi, Telah Lama Digagas di Jepang
Percaya? Wong Jowo Terlibat Sejak Era Kolonial Dalam Bisnis Narkoba
Geliat Kerajinan Sangkar Burung di Desa Dawuhan Mangli Jember, Mampu Bertahan Sejak Tahun 1955
Dua Periset UNIB Teliti K.H.R. Ach. Fawaid As’ad Situbondo, Ulama’ Politik Yang Menata Bangsa Dari Kehidupan Nyata

Baca Lainnya

Rabu, 20 Agustus 2025 - 06:14 WIB

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Sabtu, 28 Juni 2025 - 04:30 WIB

Masalah Wong Jowo dan Gembong Narkotika Internasional Era Kolonial, Ini Bukti Dokumennya!

Rabu, 21 Mei 2025 - 12:19 WIB

Menengok Ulang Wajah Reformasi 1998

Sabtu, 26 April 2025 - 00:52 WIB

Yayasan Sahabat Ulul Albab Gelar Halal Bihalal Harlah PMII ke-65, Prof. Hepni: UIN KHAS Jember Peletak Dasar NDP PMII

Senin, 7 April 2025 - 06:56 WIB

Program Makan Bergizi, Telah Lama Digagas di Jepang

TERBARU

Ilustrasi Bulan Safar

Educatia

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Rabu, 20 Agu 2025 - 06:14 WIB

(Sumber foto: Istimewa)

Regionalia

Kejari Jember Mulai Periksa Bidik Tersangka Kasus Sosperda

Selasa, 19 Agu 2025 - 21:33 WIB