Indikator Turunnya Malam Lailatu Qadar, Berikut Pendapat Ahmad Al-Shawi Dalam Kitab Hasyiah Ala Tafsir Jalalain

Ilustrasi gambar sumber Pixabay by admin LN_Photoart

Frensia.id – Lailatul Qadar banyak menjadi pembahasan ulama dalam kitabnya, bahkan tanda-tanda dan indikator turunnya pun dibahas secara detail oleh ulama, begitupun dengan ulama kelahiran Mesir, Ahmad bin Muhammad Al-Shawi.

Ahmad Al-Shawi dalam kitab Hasyiah Ala Tafsir Jalalain menjelaskan indikator yang menandakan turunnya malam lailatul qadar yang penuh keberkahan itu. Penjelasan indikator turunnya lailatul qadar ini bisa dijadikan rujukan untuk mengetahui turunya malam tersebut.

Indikator turunnya malam lailatul qadar yang dikemukakan Ahmad Al-Shawi dalam kitabnya banyak mengutip pendapat para ulama sebelumnya. Dalam kutipannya tentang indikator lailatul qadar, Al-Shawi mengawalinya dengan kata faidah (ini mrupakan sebuah faidah/hal yang berguna).

Bacaan Lainnya

Pandangan ulama mengatakan bahwa peristiwa lailatul qadar memiliki banyak ciri dan tanda-tanda. Adapun pendapat ulama yang dikutip Ahmad Al-Shawi dalam kitabnya tentang indikator malam lailatul qadar diantaranya sebagai berikut:

  1. berkurang atau sedikitnya gonggongan anjing
  2. berkurang atau sedikitnya ringkikan keledai
  3. manisnya air asin
  4. melihat setiap makhluk sujud kepada Allah
  5. mendengar segala sesuatu berdzikir kepada Allah
  6. malam bercahaya serta terang
  7. matahari terbit pada hari itu cerah dan bersih tidak antara dua tanduk setan seperti hari lainnya

Dari ciri-ciri tersebut terlihat sebagian adalah berdasarkan hadis Nabi atau paling tidak memiliki kesesuaian dengan hadis Nabi, namun sebagian lainnya seperti bersifat pengalaman para ulama sufi ahli kasyaf misalnya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Tentang indikator matahari terbit cerah dan bersih tidak seperti hari lainnya yang berada diantara dua tanduk setan, Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari hadits Ibnu Mas’ud, “sesungguhnya matahori terbit setiap hari di antara dua tanduk setan, kecuali pada pagi hari lailatul qadar”.

Demikianlah indikator turunnya malam lailatul qadar menurut Ahmad Al-Shawi dalam kitab Hasyiah Ala Tafsir al-Jalalain. Indikator ini bisa dijadikan acuan untuk mengetahui malam yang pahalanya melebihi dari pahala ibadah dalam 1000 bulan.