Frensia.id- Indonesia disebut telah lama merugi dalam sektor industri game. Bukan hanya Kominfo, beberapa pakar sebelum telah mendeteksi hal tersebut. Bersyukur, mulai tanggal 12 februari 2024, Jokowi telah meresmikan program Percepatan Industri Gim Nasional. Ia memilih Luhut Binsar Panjaitan sebagai komandannya.
Program tersebut dilegitimasi berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional. Dalam aturan tersebut, Mentri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, dipilih sebagai ketua pengarah.
Pada lampiran keputusan tersebut, dijelaskan bahwa program dicanangkan karena melihat kondisi industri game di Indonesia dari tahu ke tahun. Pada tahun 2010, industri lokal masih 10 perusahan. Kemudian mengalami peningkatan lebih baru pada tahun 2021.
“Terdapat 73 (tujuh puluh tiga) Perusahaan yang mayoritas berada dI pulau Jawa, khususnya di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta” , tertulis dalam peraturan tersebut.
Sayang pertumbuhan tersebut, tidak sama sekali didukung oleh pemerintah. Ada 61,3%o masih mengandalkan
biaya personal dan sisanya dari sumber pendanaan terpopuler kedua dan ketiga melalui angel investment dan inkubator.
Kondisi ini memperlihatkan Indonesia belum mengambil peran optimal dalam industri game. Ada beberapa pakar yang melihatnya sebagai kerugian.
Salah satunya, terbukti dari temuan penelitian yang ditulis oleh Abdurrahman Mulachela dan teman-temannya. Kajianya diberi judul “Analisis Perkembangan Industri Game di Indonesia Melalui Pendekatan Rantai Nilai Global (Global Value Chain)”.
Dalam kesimpulanya, mereka menjelaskan bahwa industri game Indonesia menghadapi tantangan yang merugikan negara. Sebabnya, pelaku industri lokal kalah bersaing dengan pelaku asing di pasar domestik.