Isi Jurnal Bahlil Di Kurdish Studies Yang Dikritik Sejumlah Guru Besar

Kamis, 17 Oktober 2024 - 13:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Isi Jurnal Bahlil Di Kurdish Studies Yang Dikritik Sejumlah Guru Besar (Sumber: Imam/Canva)

Gambar Isi Jurnal Bahlil Di Kurdish Studies Yang Dikritik Sejumlah Guru Besar (Sumber: Imam/Canva)

Frensia.id- Isi jurnal Bahlil Lahadalia baru-baru ini banyak dikritik sejumlah pakar. Kritik ini bermunculan sejak Doktoralnya dikukuhkan di Universitas Indonesia (UI).

Diantarnya adalah Joel Picard, Profesor Guru Besar ilmu sosial dari Universitas Teknologi Nanyang, çSingapura dan Guru besar di UI sendiri. Diantara kritiknya adalah isi jurnal yang terbit dalam jurnal “Kurdish Studies” pada tahun 2023 silam.

Dari pantauan Frensia, pada studi ini, Bahlil memaparkan beberapa hal penting terkait dampak hilirisasi nikel di Morowali dan Sulawesi Tengah, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan hidup. Dari sudut pandang ekonomi, hilirisasi nikel di kawasan tersebut membawa peningkatan signifikan dalam beberapa aspek.

Pembangunan hilir di sektor nikel mampu mendorong investasi dalam skala besar, yang kemudian berkontribusi positif terhadap pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) dan ekspor daerah. Hal ini juga berdampak pada peningkatan pendapatan tenaga kerja di Morowali dan sekitarnya.

Selain itu, hilirisasi ini dinilai berhasil mengubah struktur ekonomi di wilayah tersebut, di mana sektor investasi dan industri kini menjadi penggerak utama perekonomian di Morowali dan Sulawesi Tengah. Transformasi struktural ini menunjukkan bahwa kebijakan hilirisasi telah memberikan kontribusi besar dalam mengubah ekonomi daerah menjadi lebih berfokus pada sektor-sektor produktif.

Baca Juga :  Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember

Meskipun demikian, terdapat beberapa catatan penting terkait dampak hilirisasi terhadap penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan pengusaha lokal. Bahlil mencatat bahwa pembangunan hilir yang telah berlangsung masih belum memberikan dampak yang signifikan terhadap penciptaan pekerjaan yang memadai bagi masyarakat lokal. Pemberdayaan pengusaha lokal juga masih minim dan belum mendapat perhatian yang optimal, sehingga belum terasa manfaatnya secara merata.

Dari perspektif sosial, penelitian ini menemukan bahwa hilirisasi nikel di Morowali berperan dalam menurunkan angka kemiskinan serta mengurangi ketimpangan sosial di wilayah tersebut. Tren perbaikan indikator kesehatan masyarakat juga terlihat, meski belum mencapai tingkat yang optimal.

Namun, ketika dilihat dari aspek pendidikan, belum ada perubahan signifikan yang terjadi sejak hilirisasi dimulai. Indikator pendidikan di daerah tersebut masih stagnan, yang menunjukkan bahwa dampak positif pembangunan hilir terhadap sektor ini masih sangat terbatas.

Sementara itu, dampak terhadap lingkungan hidup juga menjadi sorotan. Pembangunan hilir industri nikel di Morowali ditandai dengan meningkatnya polusi udara yang mengkhawatirkan.

Baca Juga :  Aksi Anarkis May Day, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Tengah: Itu Tak Mencerminkan Sikap Buruh

Selain itu, pengelolaan limbah domestik masih buruk, yang memperburuk kondisi lingkungan hidup di daerah tersebut. Meski terdapat peningkatan dalam beberapa aspek kehidupan masyarakat, masalah lingkungan yang muncul akibat aktivitas industri ini menjadi salah satu kekhawatiran utama dalam penelitian Bahlil.

Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa kehidupan masyarakat di Morowali dan Sulawesi Tengah mengalami perbaikan setelah diterapkannya kebijakan hilirisasi. Namun, Bahlil menekankan bahwa perbaikan ini belum merata dan masih ada ketimpangan di berbagai sektor, terutama terkait lapangan kerja, pemberdayaan pengusaha lokal, pendidikan, dan lingkungan hidup.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar pemerintah memperbaiki kebijakan hilirisasi dengan lebih menekankan pada peningkatan ketenagakerjaan masyarakat lokal, pemberdayaan sektor usaha lokal, serta memperbaiki pengelolaan lingkungan hidup.

Beberapa penjelasan ini yang oleh beberapa guru besar dianggap tidak baik. Bahkan ada pernah sinis, mecatat ciut dalam media Xnya,

“kalo gw reviewer, baca abstraknya udah cukup buat ngasi rejection”, catatnya beberapa waktu lalu.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Peringati Hari Pancasila, DPC PDIP Jember Gelar Upacara
Sambutan Menteri Agama Di Pelantikan PPPK, Berharap Ada Kesadaran Eko-Teologi Bersama
Dalam Pelantikan PPPK Kemenag, Ketua Umum Korpri Ingatkan Konflik India-Pakistan
Konkoorcab PMII Jatim, Sahabat Lisa jadi Calon Pertama yang Mendaftar Ketua KOPRI
Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember
Pemkab Jember Resmi Gratiskan Parkir Jalan Wewenang Dishub.
Diduga Adanya Penyelewengan Dana Pokir, Aktivis Anti Korupsi Situbondo Desak KPK Turun
Driver Ojol Demo dengan Delapan Tuntutan, Pemkab Jember akan Segera Penuhi Tuntutan Lokal

Baca Lainnya

Senin, 2 Juni 2025 - 07:00 WIB

Peringati Hari Pancasila, DPC PDIP Jember Gelar Upacara

Senin, 26 Mei 2025 - 21:30 WIB

Sambutan Menteri Agama Di Pelantikan PPPK, Berharap Ada Kesadaran Eko-Teologi Bersama

Senin, 26 Mei 2025 - 21:07 WIB

Dalam Pelantikan PPPK Kemenag, Ketua Umum Korpri Ingatkan Konflik India-Pakistan

Senin, 26 Mei 2025 - 17:04 WIB

Konkoorcab PMII Jatim, Sahabat Lisa jadi Calon Pertama yang Mendaftar Ketua KOPRI

Sabtu, 24 Mei 2025 - 12:11 WIB

Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember

TERBARU

Gambar Garis Laras Pancasila dan Hudaibiyah: Jalan Damai Berbangsa (Sumber: Grafis Frensia)

Kolomiah

Garis Laras Pancasila dan Hudaibiyah: Jalan Damai Berbangsa

Senin, 2 Jun 2025 - 23:32 WIB

DPC PDIP Jember saat menggelar upacara (Sumber foto: Sigit)

Politia

Peringati Hari Pancasila, DPC PDIP Jember Gelar Upacara

Senin, 2 Jun 2025 - 07:00 WIB