Genosida yang dilakukan pasukan tentara Israel di Jalur Gaza Palestina masih berlangsung hingga saat ini.
Hal itu pun disusul dengan seruan boikot dari belahan dunia dalam membeli produk kurma milik Israel jelang puasa Ramadhan.
Dikutip dari laman Palestine Campaign, masyarakat dihimbau untuk memeriksa label nama perusahaan yang mengekspor kurma asal Israel pada kemasan.
Data mencatat, Israel termasuk negara kedua dengan nilai ekspor kurma terbesar di dunia.
Padahal kurma dari Israel merupakan produk dari perusahaan-perusahaan zionis Israel yang mengambil keuntungan dari tanah Palestina.
Perusahaan zionis Israel tidak hanya mengeksploitasi tanah Palestina, tapi juga pekerja Palestina. Mereka sering merekrut warga Palestina, khususnya anak-anak.
Para pekerja dipaksa untuk melakukan pekerjaan berat dengan imbalan yang tidak seberapa.
Secara historis, bulan Ramadhan kerap kali dijadikan sebagai momen oleh Israel. Seperti melancarkan serangan brutal terhadap rakyat Palestina dengan menyerang jemaah di Masjid Al-Aqsa, menyerbu kota-kota di Tepi Barat Palestina, dan mengebom Gaza.
Merek Kurma Israel yang Masuk Daftar Boikot
Kurma Israel ditanam di tanah Palestina, kemudian kurma-kurma tersebut dilabeli dengan nama seperti Jordan Valley atau King Solomon untuk menghindari boikot.
Banyak produsen kurma populer, seperti Jordan River yang sebenarnya adalah perusahaan milik Israel namun menyamarkan identitasnya.
Hal ini bertujuan agar mengelabui para pembeli sehingga mereka tetap untung saat bulan Ramadhan.
Dikutip dari laman organisasi kemanusiaan Within Our Lifetime (WOL) Palestine, berikut daftar lengkap merek kurma Israel yang masuk ke dalam daftar boikot.
Anna and Sarah, Bomaja, Bonbierra, Carmel, Delilah, Desert Diamond, Fancy Medjoul, Food to Live, Jordan, Plains, Hadiklaim, Jordan River, Kalahari, Karsten, Farms, King Solomon, Mehadrin, NavaFresh, Premium, Medjoul, Rapunzel, Red Sea, Royal Treasure, Shams, Sincecretly Nuts, Star Dates, Tamara Barhi, Urban Platter.