Frensia.id- Malam Lailatul Qadar sangat istimewa. Semua malaikat akan datang di malam tersebut.
Semua ummat muslim dianjurkan untuk mandi saat waktu itu tiba.
Ada banyak penjelasan para ulama’ tentang baiknya mandi di malam Lailatul Qodar.
Adapun diantara ulama’ yang menjelaskan hal demikian adalah sebagaimana berikut ini:
Taqiyuddin Al-Hishni
Nama lengkapnya adalah Imam Abu Bakar bin Muhammad bin Abdul Mu’min Al-Hishni ad-Dimasyqi. Ia adalah seorang ulama mazhab Syafi’i dari Damaskus, Suriah dan hidup sekitar 752-829 H/1351-1426 M.
Nama Taqiyuddin adalah sebutan untuknya yang cermat dalam beragama. Sedangkan al-Hishni karena berasal dari Desa Hishn, di Kota Hauran, Suriah selatan.
Seperti kebanyakan ulama pada zamannya, Imam Taqiyuddin al-Hishni gemar menulis karya ilmiah, terutama dalam fikih mazhab Syafi’i dan akidah Asy’ariyah.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah Kifâyatul-Akhyâr fi Halli al-Fâzhi Ghâyatil-Ikhtishâr, yang banyak dipelajari di pesantren.
Dalam karya ini, anjuran mandi di Lailatul Qadar dibahas rinci. Misalnya disebutkan,
وَيسن الْغسْل لكل لَيْلَة من رَمَضَان نَقله الْعَبَّادِيّ عَن الْحَلِيمِيّ
“Dan disunahkan mandi setiap malam bulan Ramadhan. Al-‘Abbadi mengutipnya dari Al-Halimi.”
Ibnu Rajab Al-Hambali
Ibnu Rajab adalah seorang cendekiawan agama dari aliran Sunni yang mengikuti Mazhab Hambali.
Nama lengkapnya adalah Abdurahman ibn Syihab al Din Ahmad ibn Rajab ibn Abd al Rahman ibn Hasan ibn Muhammad ibn Abi al Barakat Mas’ud al Hafidz Zain al Din Abu al Faraj al Baghdadiy al Dimasyqiy al Hanbaliy.
Dalam kitab al Dzail ‘alaa Thabaqaat al Hanaabilah pada bagian pertama cetakan al Ma’had al Faransiy, ada penjelasan bahwa ia dilahirkan di Baghdad pada bulan Rabiul Awwal tahun 736 H.
Karyanya banyak, sebab sangat produktif menulis. Salah satunya adalah kitab Lathaiful Ma’arif. Dalam kitab ini, juga banyak dibahas tengang anjuran mandi di malam Lailatul Qodar.
Ia menjelaskan banyak ulama’ seperti At-Thabari, An Nakha’i, Tsabit Al-Banani, Humaid Al Thawil dan sebagainya menganjurkan mandi saat 10 akhir bulan Ramdhan. Targetnya untuk menggapai keistimewaan Lailatul Qadar.
Rincinya, penjelasannya berikut,
فتبيّن بهذا أنّه يستحبّ في الليالي التي ترجى فيها ليلة القدر التنظّف والتزيّن، والتطيب بالغسل والطّيب واللباس الحسن، كما يشرع ذلك في الجمع والأعياد
“Dengan ini menjadi jelas bahwa disunahkan pada malam-malam yang diharapkan merupakan malam lailatul qadar untuk membersihkan diri dan berhias, yaitu dengan mandi, memakai wewangian, dan mengenakan pakaian yang bagus. Semua itu sebagaimana disyariatkan mandi dalam perkumpulan dan hari raya“
Abdullah bin Muhammad Al-Ghumari
Syekh Muhammad bin Shiddiq al Ghumari lahir pada tahun 1295 H dan diberi nama “Muhammad al Manshur” oleh ayahnya, sebuah nama yang membawa keberkahan dan pengaruh dalam hidupnya.
Abu Abdullah Muhammad bin Shiddiq al Ghumari al-Hasani adalah seorang penghafal Alquran dan ahli Hadist. Ada banyak kitab ditulis.
Salah satunya adalah Ghayatul Islam. Kitab ini yang berisi penjelesan tentang anjuran mandi di 10 akhir bulan puasa.
Salah satu penjelasan adalah satu hadits (demikian ia menyebutnya), yang diriwayatkan oleh Abu Ashim. Dalam riwayat, ‘Aisyah pernah berkata:
كان رسول الله إذا كان رمضان قام ونام، فإذا دخل العشر شدّ المئزر، واجتنب النساء، واغتسل بين الأذانين، وجعل العشاء سحورا
“Rasulullah saw pada bulan Ramadhan mendirikan malamnya dan tidur. Apabila masuk 10 malam akhir Ramadhan beliau mengikat kuat izarnya, menjauhi istri, mandi di antara dua azan (Magrib dan Isya’) dan melakukan shalat isya pada waktu sahur.”