Frensia.id- Kabar kasus korupsi yang melibatkan pejabat pajak kerap mengemuka dan memicu pandangan awalnya dianggap memliki dampak negatif terhadap fiskus. Para wajib pajak tetap menunjukkan tingkat kepatuhan yang tinggi dalam menjalankan kewajiban mereka.
Hal ini didukung oleh hasil kajian Maria Varani W. Gening bersama rekan-rekannya dari Malang yang dirilis pada 2024. Studi tersebut menyoroti bahwa meski banyak wajib pajak merasa resah terhadap kemungkinan penyalahgunaan dana publik, persepsi ini tidak serta-merta berpengaruh signifikan terhadap ketaatan mereka membayar pajak.
Wajib pajak tetap memegang teguh persepsi bahwa membayar pajak adalah kewajiban yang perlu dipenuhi. Meskipun ada kekhawatiran mengenai korupsi. Banyak dari mereka yang memahami bahwa pajak merupakan sumber utama pendapatan negara yang mendanai berbagai program publik, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga layanan kesehatan, pendidikan, dan keamanan.
Kesadaran ini menunjukkan bahwa pajak tidak hanya soal kewajiban individu, tetapi juga bagian dari kontribusi sosial yang berdampak luas. Di tengah ketidakpercayaan terhadap beberapa aspek sistem, kepatuhan membayar pajak tetap dipegang erat sebagai bentuk partisipasi aktif dalam pembangunan negara.
Tidak dapat diabaikan bahwa kasus korupsi memunculkan rasa ketidakadilan. Namun, masyarakat tampaknya berfokus pada tujuan jangka panjang dari penggunaan pajak, yakni membangun negara yang lebih baik dan memberikan manfaat kepada banyak orang.
Dengan begitu, mereka tetap patuh dalam membayar pajak meskipun ada ketidakpastian yang disebabkan oleh skandal tertentu.
Faktor lain yang turut memengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah kualitas pelayanan dari pihak fiskus. Pelayanan yang baik, mulai dari kemudahan pelaporan hingga fiskus yang ramah, cepat tanggap, serta cakap dalam menyelesaikan permasalahan, sangat berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan.
Sistem pembayaran yang sederhana, fasilitas yang nyaman dan memadai, serta pelayanan yang penuh integritas, akuntabilitas, dan transparansi membuat para wajib pajak merasa dihargai dan puas.
Sebagai contoh, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ruteng telah menjadi bukti nyata bagaimana pelayanan yang optimal dapat meningkatkan tingkat kepatuhan. Fiskus yang memberikan perhatian penuh pada kebutuhan wajib pajak, baik dari segi kemudahan akses maupun kecepatan layanan, dapat menumbuhkan kepercayaan publik. Kepercayaan inilah yang memperkuat tekad wajib pajak untuk terus menjalankan kewajiban mereka, meski bayang-bayang korupsi kerap mencuat di ranah publik.
Dengan demikian, menjaga kualitas pelayanan dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap sistem perpajakan merupakan kunci penting untuk terus meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Menjaga integritas fiskus dan memberikan pelayanan yang transparan serta berorientasi pada kepuasan wajib pajak dapat menjadi solusi efektif untuk meredam dampak negatif kasus-kasus korupsi terhadap persepsi publik.