Kakek Prabowo Disebut Akan Diajukan Sebagai Pahlawan Nasional, Berikut Rekam Sejarah Perannya

Minggu, 2 Februari 2025 - 01:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Kakek Prabowo Disebut Akan Diajukan Sebagai Pahlawan Nasional, Berikut Rekam Sejarah Perannya (Sumber: Grafis Frensia)

Gambar Kakek Prabowo Disebut Akan Diajukan Sebagai Pahlawan Nasional, Berikut Rekam Sejarah Perannya (Sumber: Grafis Frensia)

Frensia.id – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengungkapkan bahwa pemerintah tengah memproses usulan gelar pahlawan nasional untuk Raden Mas Margono Djojohadikusumo, kakek dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Margono dikenal sebagai sosok yang berperan penting dalam ekonomi dan ketatanegaraan Indonesia sejak awal kemerdekaan.

Margono lahir di Banyumas pada 16 Mei 1894 dari keluarga priyayi yang bekerja sebagai pegawai pemerintah kolonial Belanda. Meski berasal dari lingkungan bangsawan, ia menggambarkan keluarganya sebagai “miskin”.

Sejak kecil, ia telah menunjukkan sikap kritis terhadap sejarah keluarganya, bahkan mengaku tidak pernah mengunjungi makam leluhur yang bekerja untuk Belanda. Margono menempuh pendidikan di Europeesche Lagere School dan melanjutkan ke OSVIA (Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren) di Magelang, sebuah sekolah yang mencetak calon pegawai negeri pribumi.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Margono mendapat kepercayaan untuk menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS).

Lembaga ini berperan memberikan nasihat kepada pemerintah dalam pengambilan kebijakan penting di masa awal republik. Keberadaannya menjadi bagian dari fondasi pemerintahan yang baru lahir.

Baca Juga :  Martin Van Bruinessen, Pakar Barat yang Sebut Tradisi dan Naskah Sufisme Indonesia Harta Karun

Salah satu jasa terbesar Margono adalah usulannya untuk mendirikan bank milik negara yang berfungsi sebagai bank sentral. Pada 16 September 1945, ia diberi mandat oleh Soekarno dan Mohammad Hatta untuk mempersiapkan pembentukan bank tersebut.

Hasilnya, pada 15 Juli 1946, lahirlah Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank pertama milik negara. Margono diangkat sebagai Direktur Utama BNI dan berperan dalam membangun sistem keuangan nasional yang lebih mandiri.

Di bidang politik, Margono juga tercatat sebagai penggagas pertama penggunaan “Hak Angket” oleh DPR. Pada tahun 1950-an, ia mengusulkan agar DPR menyelidiki penggunaan devisa negara dan transparansi dalam pengelolaannya.

Panitia angket yang ia pimpin beranggotakan 13 orang dan bertugas meneliti untung-rugi kebijakan devisa saat itu. Langkah ini menjadi salah satu bentuk penguatan sistem pengawasan dalam pemerintahan Indonesia yang baru merdeka.

Baca Juga :  Penelitian Unik, Temukan Jenis Kentut yang Dapat Hangatkan Bumi

Nama Margono diabadikan di berbagai tempat sebagai penghormatan atas jasanya. Universitas Gadjah Mada (UGM) menamai salah satu gedungnya dengan nama R.M.

Margono Djojohadikusumo. Ia juga diabadikan sebagai nama jalan di Jakarta. Kisah hidupnya bahkan menginspirasi pembuatan film Merah Putih yang mengangkat perjuangan tokoh-tokoh bangsa.

Namun, ada kesalahpahaman yang berkembang di masyarakat terkait namanya. Banyak yang mengira bahwa Rumah Sakit Margono di Purwokerto dinamai sesuai dengan dirinya.

Padahal, rumah sakit tersebut justru diambil dari nama Margono Sukarjo, seorang dokter bedah pertama di Indonesia.

Gus Ipul menegaskan bahwa proses pengusulan gelar pahlawan nasional untuk Margono Djojohadikusumo akan melalui kajian mendalam.

Jika berhasil, Margono akan menjadi salah satu tokoh ekonomi dan politik yang diakui secara resmi sebagai pahlawan nasional, mengingat kontribusinya dalam membangun sistem keuangan dan ketatanegaraan Indonesia di masa awal kemerdekaan.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Geliat Kerajinan Sangkar Burung di Desa Dawuhan Mangli Jember, Mampu Bertahan Sejak Tahun 1955
Dua Periset UNIB Teliti K.H.R. Ach. Fawaid As’ad Situbondo, Ulama’ Politik Yang Menata Bangsa Dari Kehidupan Nyata
Akademisi UNESA Teliti Kasus Nenek Asyani, Dorong Perbaikan Hukum di Indonesia
Diteliti, Waly Al-Khalidy Berperan Besar dalam Desain Otoritas Agama di Aceh
Cerita Alexander The Great kepada Aristoteles tentang Penjelajahannya di India
Penelitian Unik, Temukan Jenis Kentut yang Dapat Hangatkan Bumi
Durasi Belanda Menjajah Indonesia: Sujiwo Tejo dan KH Abdul Mun’im Dz Beda, Siapa yang Benar?
Sex Pistols: Melampaui Musik dengan Pengaruh Abadi

Baca Lainnya

Jumat, 28 Februari 2025 - 17:02 WIB

Geliat Kerajinan Sangkar Burung di Desa Dawuhan Mangli Jember, Mampu Bertahan Sejak Tahun 1955

Minggu, 16 Februari 2025 - 11:31 WIB

Dua Periset UNIB Teliti K.H.R. Ach. Fawaid As’ad Situbondo, Ulama’ Politik Yang Menata Bangsa Dari Kehidupan Nyata

Minggu, 16 Februari 2025 - 05:07 WIB

Akademisi UNESA Teliti Kasus Nenek Asyani, Dorong Perbaikan Hukum di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 04:42 WIB

Diteliti, Waly Al-Khalidy Berperan Besar dalam Desain Otoritas Agama di Aceh

Sabtu, 15 Februari 2025 - 21:37 WIB

Cerita Alexander The Great kepada Aristoteles tentang Penjelajahannya di India

TERBARU

Kolomiah

Ramadhan, Setan Dipasung, Kenapa Maksiat Masih Subur?

Rabu, 12 Mar 2025 - 08:30 WIB

Kolomiah

Ramadhan dan Negeri yang Gemar Menunda

Selasa, 11 Mar 2025 - 12:23 WIB

Religia

Tiga Tingkatan Puasa: Syariat, Thoriqoh, Hakikat

Selasa, 11 Mar 2025 - 10:05 WIB