Kambing yang Disembelih Nabi Ibrahim Berasal dari Surga, Berikut Penjelasan Sejarawan Islam

ilustrasi kambing yang disembelih Nabi Ibrahim (Sumber: Pixabay)

Momen hari raya Idul Adha akan dikenang sepanjang sejarah sebagai bentuk pengorbanan, selaras dengan kalimat yang digunakan.

Kata qaraba sendiri secara etimologi berarti mendekat, berdasarkan konteks yang terjadi pada saat itu, Ketika Nai Ibrahim bermimpi mendapatkan perintah untuk menyembelih putra satu-satunya (sebelum kelahiran Ishak as) di usia senjanya, yang ke 86 tahun, setelah penantian untuk mendambakan seorang putra sudah sekian lama. Ia harus merelakan putra kesayangannya tersebut.

Perintah untuk menyembelih Nabi Ismail, sebagaimana firman Allah yang termuat dalam surat Q.S. ash-Shaffāt 37: 102 sebagaimana berikut:

Bacaan Lainnya

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قالَ يا بُنَيَّ إِنِّي أَرى‏ فِي الْمَنامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ ما ذا تَرى‏ قالَ يا أَبَتِ افْعَلْ ما تُؤْمَرُ سَتَجِدُني‏ إِنْ شاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرينَ

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (Q.S. ash-Shaffāt 37: 102).

Sebagaimana dalam kisah yang sudah populer, Nabi Ismail tanpa keraguan sedikitpun, membenarkan dan meminta kepada ayahnya untuk segera melaksanakan perintah tersebut. Ketika Nabi Ibrahim dalam proses menyembelih putranya, kemudian diganti dengan seekor kambing.

Sudah menjadi kesepakatan bahwa hewan yang disembelih menggantikan posisi Nabi Ismail adalah seekor kambing, akan tetapi bagaimana ciri-ciri, bentuk, warna bulu dan sebagainya tidak cukup detail untuk dibahas.

Salah seorang pakar sejarah Islam, Abu Fida’ Ismail Ibn Katsir dalam bukunya yang berjudul Qishosul Anbiya’, sebuah buku yang berorientasi menjelaskan kisah para nabi berdasarkan riwayat Al-Qur’an, Hadits Nabi, perkataan para Sahabat dan para Tabi’in, serta menjauhi riwayat yang berasal dari israiliyat.

Dalam bukunya tersebut, Ibn Katsir juga memaparkan riwayat asal-usul daripada kambing tersebut.

Kambing yang disembelih Nabi Ibrahim mempunyai warna putih, bermata hitam dan mempunyai tanduk yang besar. Diriwayatkan dari sahabat Ibn Abbas bahwa kambing tersebut berasal dari surga, digembalakan disana selama empat puluh musim.

Selain itu, dalam riwayat lain dari Sa’id bin Jubair mengatakan bahwa kambing tersebut berkeliaran di surga yang mana diatasnya terdapat bulu wol berwarna merah.

Kambing tersebutlah yang disembelih oleh Nabi Ibrahim di Mina, dalam riwayat lain di Maqamnya.