Frensia.id – Kampus Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember gelar acara sahur bersama yang dihadiri langsung oleh istri presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, yakni ibu Shinta Nuriyah.
Acara bertajuk sahur bersama ini dilaksanakan pada dini hari Selasa 26 Maret 2024 di Gedung kuliah terpadu. Dengan mengangkat tema “Puasa Adalah Perisai Keserakahan dan Kemungkaran” acara ini dimulai pada pukul 03.00 Wib.
Rektor UIN KHAS Jember menjelaskan maksud dan tujuan acara sahur bersama dalam sambutannya. Menurutnya, ia akan lebih memilih sahur bersama daripada buka bersama.
“Misalnya disuruh memilih antara buka bersama dengan sahur bersama saya akan memilih sahur bersama. Karena selain waktu sahur itu lebih utama daripada buka bersama, sahur bersama merupakan tradisi unik. Jadi disaat sepertiga malam biasanya kita tahajud spiritual, nah ini kita tahajud sosial, tahajud kemanusiaan” jelas Bapak Hefni selaku Rektor UIN KHAS Jember pada Selasa 26/03/24.
Hefni menambahkan bahwa acara sahur bersama bisa menjadi peradaban baru dalam konstalasi Islam. Selain itu, Rektor UIN KHAS Jember itu juga menjelaskan keutamaan waktu sepertiga malam yang digunakan sebagai acara sahur bersama kali ini.
“sebagaimana karakter sepertiga malam, acara sahur bersama bisa menjadikan waktu sepertiga malam ini sebagai yastaghfirun, untuk kemudian beristighfar memohon ampun kepada Allah SWT. Ini yang kemudian saya sebut tadi sebagai upaya membuka pintu langit” ucap Hefni saat menyampaikan sambutannya.
Rektor UIN KHAS Jember itu mengaku bahwa ia mengikuti secara rutin acara sahur yang selalu dilakukan Ibu Shinta Nuriyah setiap tahunnya melalui berita.
“Acara sahur bersama ini bukan pertama kali dilakukan, saya selalu mengikuti beritanya, termasuk yang terakhir di Jember ke Wuluhan”, ucap Bapak Hefni.
Dalam acara yang dihadiri oleh seluruh pejabat kampus itu, Rektor juga menjelaskan arti kata sahur secara akronim. Menurutnya dalam diksi sahur, pertama S nya adalah sustainable, kedua dalam diksi “sahur”, A nya adalah adaptable, ketiga “sahur” H nya adalah humanity, dan terakhir “sahur” R nya adalah responsible.
Menurut Rektor, baik sustainable, adaptable, humanity, dan responsible selalu dilakukan dalam agenda sahur bersama. Semua itu konsisten dilakukan Ibu Shinta Nuriyah dalam setiap tahunnya dengan menggunakan pendekatan spiritualitas dan sisi kemanusiaan.
Acara yang rutin dilakukan oleh Ibu Sinta Nuriyah saat bulan Ramadhan ini menyeluruh dengan elemen masyarakat. Ibu Shinta menjelaskan bahwa ia melakukan sahur bersama dengan kuli bangunan di Jakarta bahkan di bawah kolong jembatan. Kalau ia sahur bersama dengan tukang becak, maka acara tersebut digelar di jalan raya dan di alun-alun, begitu seterusnya.