Kesepian, Penyebab Besar Pengidap Kanker Menemui Ajalnya

Minggu, 11 Agustus 2024 - 02:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Kesepian, Penyebab Besar Pengidap Kanker Menemui Ajalnya (Sumber: Canva)

Gambar Kesepian, Penyebab Besar Pengidap Kanker Menemui Ajalnya (Sumber: Canva)

Frensia.id- Kesepian, ternyata memang sangat berpengaruh pada kesembuhan para pengidap kanker. Isolasi sosial pada pengidap kanker cepat menemui ajalnya.

Hal ini sebagaimana ditemukan oleh pakar peneliti kesehatan, Jingxuan Zhao dan rekan-rekannya. Hasil penelitian mereka telah diterbitkan pada tahun 2023 kemarin di Asco Publication.

Kesepian, sering kali dianggap sebagai perasaan subjektif terisolasi dari orang lain. Kondisi ternyata memiliki dampak yang jauh lebih luas daripada sekadar tidak nyamanan emosional.

Hasil riset Zhao dan teman-temannya melihat bahwa kesepian dapat berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan serius, termasuk penyakit jantung, gangguan kesehatan mental. Bahkan bisa saja menyebabkan kematian dini.

Mereka fokus mengkaji hubungan kesepian pada penyintas kanker. Mereka menghubungkan kesepian dan risiko kematian di kalangan pengidap kanker di Amerika Serikat.

Data yang digunakan dan dikaji berasal dari Studi Kesehatan dan Pensiun, survei longitudinal yang dilakukan dua kali setahun antara 2008 dan 2018 hingga akhir 2020. Usia yang diteliti, 50 tahun ke atas. Mereka dikategorikan dalam empat kelompok berdasarkan tingkat kesepian mereka: rendah/tidak ada, ringan, sedang, dan tinggi.

Baca Juga :  Perlu Dicontoh! Kolaborasi GP Ansor Tembokrejo Sukses Gelar Donor Darah Bareng Warga

Melalu analisis model hazard proporsional Cox yang bervariasi dari waktu ke waktu, mereka mengkaji kesepian dan hubungannya dengan risiko kematian sekaligus sambil mempertimbangkan berbagai faktor sosiodemografi dan kesehatan lainnya.

Setalah dilakukan kajian mendalam, ternyata, di antara 5808 orang, terdapat 724 kematian selama proses penelitian. Jadi pengidap kanker dengan tingkat kesepian yang tinggi memiliki risiko kematian yang jauh lebih besar dibandingkan dengan mereka yang merasa kesepian rendah atau tidak sama sekali.

Secara khusus, kelompok dengan kesepian tinggi menunjukkan rasio hazard tertinggi, yakni HR: 1,90, 95% CI: 1,58-2,29. Artinya mereka memiliki hampir dua kali lipat risiko kematian dibandingkan kelompok kesepian rendah.

Bahkan setelah memperhitungkan faktor-faktor lain seperti jenis kelamin, status perkawinan, pencapaian pendidikan, dan jumlah kondisi kesehatan lain, risiko kematian, angkanya tetap lebih tinggi yakni, HR: 1,71, 95% CI: 1,39-2,12. Tambah jelas bahwa memang kesepian bukan hanya masalah emosional tetapi juga memiliki dampak kesehatan yang nyata dan serius.

Baca Juga :  Marak Pasien Kesulitan Berobat Gratis di Jember, Wabup Djoko Susanto: Bagaimanapun Keadaannya, Tugas Pemerintah Daerah Adalah Memperhatikan Kesejahteraan Masyarakat

Penyintas kanker, yang sudah menghadapi stres dan tantangan kesehatan yang besar, tampaknya menjadi lebih rentan terhadap efek merugikan dari kesepian. Karena hal tersebut, para peneliti melihat bahwa dukungan sosial memainkan peran penting dalam kesejahteraan pengidap kanker.

Oleh karena itu, penting untuk menyaring tingkat kesepian di antara penyintas kanker secara sistematis. Perlu ada program yang dirancang untuk mendeteksi dan mengatasi kesepian dapat memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan agar dapat membantu mengurangi risiko kematian.

Mereka menyarankan, perlunya intervensi seperti kelompok dukungan sosial, konseling, dan inisiatif komunitas dapat membantu pengidap kanker merasa lebih terhubung dan kurang terisolasi.

Dengan memahami dan mengatasi kesepian, mereka dapat meningkatkan kualitas hidup dan hasil kesehatan bagi individu yang telah berjuang dengan kanker. Bersyukur jika penyakitnya bisa sembuh. (*)

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Perlu Dicontoh! Kolaborasi GP Ansor Tembokrejo Sukses Gelar Donor Darah Bareng Warga
Marak Pasien Kesulitan Berobat Gratis di Jember, Wabup Djoko Susanto: Bagaimanapun Keadaannya, Tugas Pemerintah Daerah Adalah Memperhatikan Kesejahteraan Masyarakat
Hati-hati! Terlalu Banyak Olahraga Juga Mengurangi Kualitas Sperma
Kesempatan Emas di BGN 2025: Jadi Kepala SPPG, Begini Syarat dan Prosesnya!
Perjuangkan Nasib Masyarakat Miskin, Warga Jember Demo Dinas Kesehatan
JPK Berakhir! Program Layanan Kesehatan Gratis Tergabung Dalam JKN, Begini Kata Ketua Komisi D DPRD Jember
Tangan dan Kaki Menghitam, Begini Keadaan Septia Kurnia Rini Sekarang
Pekerja Migran Indonesia Asal Jember Dipulangkan karena Sakit, Begini Kisahnya

Baca Lainnya

Sabtu, 19 April 2025 - 17:20 WIB

Perlu Dicontoh! Kolaborasi GP Ansor Tembokrejo Sukses Gelar Donor Darah Bareng Warga

Senin, 17 Maret 2025 - 07:00 WIB

Marak Pasien Kesulitan Berobat Gratis di Jember, Wabup Djoko Susanto: Bagaimanapun Keadaannya, Tugas Pemerintah Daerah Adalah Memperhatikan Kesejahteraan Masyarakat

Minggu, 9 Februari 2025 - 04:00 WIB

Hati-hati! Terlalu Banyak Olahraga Juga Mengurangi Kualitas Sperma

Rabu, 15 Januari 2025 - 07:54 WIB

Kesempatan Emas di BGN 2025: Jadi Kepala SPPG, Begini Syarat dan Prosesnya!

Kamis, 9 Januari 2025 - 16:26 WIB

Perjuangkan Nasib Masyarakat Miskin, Warga Jember Demo Dinas Kesehatan

TERBARU

Babi hutan liar saat sudah diburu warga (Sumber foto: istimewa)

Regionalia

Pasutri di Jember Diseruduk Babi Hutan Liar Saat Mandi

Jumat, 25 Apr 2025 - 17:19 WIB

Opinia

Fatayat NU, Geliat Perempuan dan Wajah Keadilan

Kamis, 24 Apr 2025 - 21:45 WIB