Frensia.id –Ketika hati mencintai sesuatu pasti ia disibukkan denganya. Penggalan kalimat Syekh Dr. Ahmad Isa al-Ma’sharawi sangat pas jika disematkan pada sosok Hadratus Syekh K.H Hasyim Asy’ari yang selalu sibuk dengan tirakat, riyadah bahkan selalu menangis ketika membaca dan mendengarkan Al-Qur’an.
Kebiasaan K.H Hasyim Asy’ari yang bisa kita teladani, beliau senantiasa puasa. Kegemaran berpuasa sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan sejak masih remaja, K.H Hasyim Asy’ari istiqomah melakukan tirakat, riyadah seperti puasa sunnah.
Jika beliau tidak dalam keadaan puasa, K.H Hasyim Asy’ari tetap menahan makan dan minum secara berlebihan, pagi sarapan dengan secangkir kopi dan makan malam selasai mengajar.
Saat bulan Ramadhan dalam melaksanakan ibadah sunah (baca: Sholat Tarawih) K.H Hasyim Asy’ari kebiasaannya membaca satu juz selama mengerjakan sholat tarawih, sehingga pada akhir Ramadhan 30 juz yang dibaca (didalam sholat tarawih saja). Boleh kita tiru ya, di Ramadhan tahun ini.
Kebiasaan lain K.H Hasyim Asy’ari ketika beliau membaca al-Qur’an sering menangis. Jangankan K.H Hasyim Asy’ari membaca al-Qur’an sendiri, beliau mendengarkan orang lain membaca al-Qur’an juga tidak jarang menangis.
Dikisahkan suatu malam, K.H Hasyim Asy’ari hendak mau tidur, tapi mengurungkan niatnya untuk tidur hanya karena mendegarkan seorang santri membaca al-Qur’an. Mungkin kita heran, tertegun melihat kebiasaan seperti itu.
Menangis saat membaca dan mendengarkan ayat al-Qur’an. Tapi tidak usah heran, karena ketika hati mencintai sesuatu pastilah ia disibukkan dengannya.
Alangkah baiknya kita renungkan petuah Syekh Dr. Ahmad Isa al-Ma’sharawi, dosen Universitas al-azhar, kairo-Mesir.
“Saya heran terhadap para ulama salaf, bagaimana mereka bisa menyibukkan diri dengan Al-Qur’an dalam waktu yang panjang tanpa bosan sedikitpun. Namun, semenjak saya melihat banyak orang sibuk dengan handphone, keheranan saya pun hilang. Dan, saya tahu bahwa ketika hati mencintai sesuatu pasti ia disibukkan denganya“
K.H Hasyim Asy’ari salah satu ulama kharismatik yang dimiliki Nahdlatul Ulama yang patut dijadikan teladan. Salah satunya beliau tidak pernah bosan berlama-lama dengan waktu yang panjang dengan al-Qur’an tanpa bosan. Karena tidak ada kata bosan bagi mereka yang sedang jatuh cinta.