Frensia.id – Kim Yo Jong, Wakil Direktur Departemen Komite Sentral Partai Pekerja Korea Utara menuduh militer Korea Selatan menghindari tanggung jawab atas dugaan pelanggaran kedaulatan DPRK melalui penggunaan pesawat tak berawak yang melintas perbatasan.
Setelah Kim Yo-jong mengeluarkan pernyataan keras terhadap Korea Selatan dalam pernyataan pers yang digelar di Pyongyang pada tanggal 12 Oktober 2024, ketegangan regional pun meningkat .
Menurut Kim Yo Jong, Korea Selatan telah menggunakan metode stereotip untuk mengelak dari tanggung jawab atas insiden terbaru tersebut.
“Begitu Kementerian Luar Negeri Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) mengeluarkan pernyataan penting, para gangster militer ROK sibuk berusaha menghindari tanggung jawab sambil membuat alasan yang tidak tahu malu dan kekanak-kanakan,” ujar Kim Yo Jong.
Kim menambahkan bahwa militer Korea Selatan seharusnya mampu mengidentifikasi dan mencegah insiden semacam itu, mengingat mereka sering membanggakan kemampuan deteksi dan pelacakan mereka.
“Apakah militer tiba-tiba menjadi buta saat melihat kawanan burung terbang, dan mengira itu adalah pesawat tak berawak dari utara?” tanya Kim Yo Jong.
Pernyataan tersebut juga mencerminkan kekecewaan DPRK terhadap apa yang dipandang sebagai respons lemah oleh pihak Korea Selatan.
“Kalau militer telah bersekongkol dalam hal rakyatnya melakukan tindakan terang-terangan melanggar kedaulatan negara lain dengan menggunakan pesawat tanpa awak, maka hal tersebut merupakan persekongkolan dan konspirasi yang disengaja,” tegas Kim Yo Jong pada tanggal 12/10/2024.
Kritik ini muncul di tengah klaim oleh DPRK bahwa mereka telah menjadi sasaran kampanye provokatif oleh Korea Selatan, yang melibatkan pengiriman pesawat tak berawak dan selebaran politik ke wilayah DPRK.
Kim Yo Jong mengancam akan mengambil tindakan pembalasan yang kuat dan sesuai untuk melindungi kedaulatan negaranya.
Sementara itu, respons dari Korea Selatan terkait tuduhan ini masih belum jelas.
Menteri Pertahanan Nasional ROK menyatakan bahwa “tidak mungkin untuk memastikannya secara strategis dalam hal keamanan nasional dan keamanan strategis” dan menekankan bahwa pihak militer tidak terlibat dalam pengiriman pesawat tanpa awak tersebut.
Ketegangan antara kedua negara tetap tinggi, dengan kedua pihak mempertahankan sikap defensif dan saling tuduh.
Komunitas internasional menanti respons lebih lanjut dari kedua belah pihak serta potensi dialog untuk menyelesaikan masalah tersebut secara damai.