Makna Haji Dalam Takaran Filosofis (Part IV)

Sabtu, 25 Mei 2024 - 16:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.Id- Haji, sebagai rukun Islam tidak hanya dilihat dari forma (bentuk) jasmaniyah saja, namun penting juga dilihat dari rohaniah dan maliah secara sekaligus.

Ali Syariati dalam Makna Haji mengurai bahwa, ritual manasik haji sangat kaya akan makna simbolik. Dengan makna yang termuat didalamnya, manusia — jamaah haji — menyadari dirinya kembali kepada jari diri dan fitrah kemanusiaannya sebagaimana yang Allah ciptakan.

M. Arkoun melalui karyanya Membedah Pemikiran Islam menyebutkan memisahkan ibadah dengan mu’amalah atau aspek sosial menunjukkan sikap memahami fiqh secara tidak benar.Ibadah harus menciptakan moral individu supaya pelaksanaan ibadah tersebut berbuah manfaat bagi masyarakat.

Argumentasi Arkoun ini memberikan pesan pentingnya memahami ajaran Islam dengan fiqh yang hidup, fiqh yang tidak kosong dari makna yang tercaver dalam ibadah itu sendiri. Sebuah pemaknaan yang mampu memberi spirit bagi setiap muslim untuk menangkap pesan-pesan moral sosial.

Kaitannya dengan haji, salah satu bagian penting dalam pelaksanaan manasik haji adalah tahallul. Rukun haji ini tidak hanya dimaknai sebatas rukun, namun harus diselami secara mendalam makna dibalik manasik tersebut .

Baca Juga :  Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid

Tahallul dapat dipahami mencukur rambut setelah seluruh rangkaian haji selesai. Tahallul artinya menjadi halal atau boleh setelah dari sebelumnya diharamkan baginya melalukan berbagai hal saat berihram.

Artinya segala sesuatu yang diharamkan saat berhaji, sudah diperbolehkan saat jamaah haji setelah melaksanakan tahallul.

Tahallul ditandai dengan memotong rambut minimalnya 3 helai. Bagi laki-laki sunnah mencukur semua rambutnya , sementara bagi perempuan tidak dianjurkan demikian, cukup memendekkan sepanjang ujung jari saja.

Bagi yang orang tidak memiliki rambut baik karena bawaan, telah dicukur sebelumnya atau melakukan umrah setelahnya, disunnahkan baginya menjalankan alat cukur diatas kepalanya menyerupai orang yang mencukur rambutnya.

Ahmad Fauzan dalam Makna Simbolik Ibadah Haji Perspektif Ali Syariati, menyebutkan tahallul merupakan perwujudan rasa syukur dan menampakkan kegembiraan setelah selesai melaksanakan rangkaian ibadah haji.

Selain itu bukti syukur manusia dan kepatuhannya kepada perintah Allah dengan mengorbankan sesuatu yang amat disayangi yang direpresentasikan oleh mencukur rambut.

Baca Juga :  Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail

Tidak hanya itu, makna tahallul dalam takaran filosofisnya dimaknai sebagai upaya manusia mengeliminasi atau membuang dan menghapus pikiran yang kotor. Menegasikan ego atau sifat ke“aku”an dalam bernalar, berpikir dan beribadah, membuang ego diri yang suka menindas dan menyakiti orang lain khususnya status sosialnya yang lebih rendah.

Memotong rambut merupakan simbol untuk menghilangkan dosa dan kesalahan masa lalu serta menatap masa depan yang baik, berkemajuan dan lebih menebar manfaat.

Itulah makna hakekat tahallul, sehingga sekalipun tidak punya rambut tetap disunnahkan menjalankan alat cukur diatas kepalanya menyerupai orang yang mencukur rambutnya. Menanamkan bahwa bukan hanya rambut yang dipotong, namun cara berpikir yang tidak bersenda dengan ajaran Nabi Ibrahim as.

Tahallul memberikan pesan mendalam pentingnya menanamkan deegoisme, mengorbitkan pikiran positif yang pada akhirnya akan melahirkan sikap toleran, terbuka, dan peduli sosial. (*)

*Moh. Wasik (Penggiat Filsafat Dar al-Falasifah, Filsafat hukum dan Anggota LKBHI UIN KHAS Jember)

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara
Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad
Antara Sanggan dan Doa: Wajah Sosial dari Tradisi Ziarah Haji
Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember
Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid
Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya
SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf
Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail

Baca Lainnya

Kamis, 26 Juni 2025 - 19:47 WIB

Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:44 WIB

Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad

Rabu, 25 Juni 2025 - 14:12 WIB

Antara Sanggan dan Doa: Wajah Sosial dari Tradisi Ziarah Haji

Senin, 16 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember

Sabtu, 14 Juni 2025 - 22:29 WIB

Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid

TERBARU

Perempuan Polos dan Politik (Ilustrasi: Arif)

Kolomiah

Perempuan Polos dan Politik

Senin, 14 Jul 2025 - 14:07 WIB

Owner Balad Group, Khalilur R Abdullah Sahlawy (kanan) (Sumber foto: istimewa)

Opinia

Menjinakkan Keliaran

Sabtu, 12 Jul 2025 - 14:54 WIB

Kepala Dispora Jember, Edy Budi Susilo saat diwawancarai (Sumber foto: Sigit)

Politia

Jember Lakukan Evaluasi Menyeluruh Pasca Porprov ke-IX Jatim

Kamis, 10 Jul 2025 - 11:55 WIB