Makna Malam Satu Suro pada Serat Centhini dan Serat Wirid Hidayat Jati

Jumat, 5 Juli 2024 - 02:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Potret Serat Centhini - Koleksi Museum Sonobudyo

Potret Serat Centhini - Koleksi Museum Sonobudyo

Frensia.id – Malam Satu Suro atau dikenal juga sebagai malam Tahun Baru Jawa merupakan tradisi yang telah mengakar kuat dalam masyarakat Jawa. 

Malam ini diyakini sebagai malam yang sakral dan penuh makna. Dalam menyambutnya, masyarakat Jawa melakukan berbagai ritual dan tradisi turun-temurun.

Salah satu tradisi yang masih dilestarikan adalah melarung sesaji ke laut atau sungai. Sesaji ini berupa berbagai makanan dan bunga-bungaan yang diletakkan dalam ancak atau wadah khusus. 

Ritual ini dipercaya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan penguasa laut atau sungai.

Dalam kitab Serat Centini, karya Ranggawarsita, disebutkan:

“Ingkang wau puniku sami lebet ing Sura, puniku musim ingkang sayekti, ingkang misuwur wonten ing tanah Jawa, nalika samana sami nglampahi laku tapa brata.”

Terjemahan:

Baca Juga :  Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara

“Yang dimaksud adalah bulan Sura, itulah musim yang sebenarnya, yang terkenal di tanah Jawa, pada saat itu semua orang menjalankan laku tapa brata (puasa dan menahan diri).”

Kutipan ini menunjukkan bahwa malam Satu Suro dianggap sebagai momen yang tepat untuk melakukan tapa brata atau menahan diri dari hal-hal duniawi.

Selain itu, dalam Serat Wirid Hidayat Jati karya Ranggawarsita juga disebutkan:

“Ing mangsa Sura punika, wiwit tanggal sepisan, laminipun wonten kalih ndalu, inggih punika ndalu Jumu’at Legi lan ndalu Rebo Wekasan.”

Terjemahan:

Baca Juga :  Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

“Pada bulan Sura, dimulai tanggal satu, terdapat dua malam yang istimewa, yaitu malam Jumat Legi dan malam Rabu terakhir.”

Kutipan ini mengisyaratkan bahwa malam Satu Suro dan malam-malam tertentu pada bulan Sura dianggap istimewa dalam tradisi Jawa.

Tradisi malam Satu Suro tidak hanya sekedar ritual, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur seperti penghormatan kepada leluhur, rasa syukur kepada Sang Pencipta, dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik di tahun mendatang. Tradisi ini menjadi warisan budaya yang terus dilestarikan dari generasi ke generasi. (*)

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah
Masalah Wong Jowo dan Gembong Narkotika Internasional Era Kolonial, Ini Bukti Dokumennya!
Menengok Ulang Wajah Reformasi 1998
Yayasan Sahabat Ulul Albab Gelar Halal Bihalal Harlah PMII ke-65, Prof. Hepni: UIN KHAS Jember Peletak Dasar NDP PMII
Program Makan Bergizi, Telah Lama Digagas di Jepang
Percaya? Wong Jowo Terlibat Sejak Era Kolonial Dalam Bisnis Narkoba
Geliat Kerajinan Sangkar Burung di Desa Dawuhan Mangli Jember, Mampu Bertahan Sejak Tahun 1955
Dua Periset UNIB Teliti K.H.R. Ach. Fawaid As’ad Situbondo, Ulama’ Politik Yang Menata Bangsa Dari Kehidupan Nyata

Baca Lainnya

Rabu, 20 Agustus 2025 - 06:14 WIB

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Sabtu, 28 Juni 2025 - 04:30 WIB

Masalah Wong Jowo dan Gembong Narkotika Internasional Era Kolonial, Ini Bukti Dokumennya!

Rabu, 21 Mei 2025 - 12:19 WIB

Menengok Ulang Wajah Reformasi 1998

Sabtu, 26 April 2025 - 00:52 WIB

Yayasan Sahabat Ulul Albab Gelar Halal Bihalal Harlah PMII ke-65, Prof. Hepni: UIN KHAS Jember Peletak Dasar NDP PMII

Senin, 7 April 2025 - 06:56 WIB

Program Makan Bergizi, Telah Lama Digagas di Jepang

TERBARU

ilustrasi Gedung MK yang tampak retak, menggambarkan rapuhnya independensi lembaga penjaga konstitusi di tengah tekanan politik.

Opinia

“Jangan Menghantam DPR”: Retaknya Independensi MK

Jumat, 22 Agu 2025 - 10:40 WIB