Marak, Pelecehan Seksual Di Universitas Jember, Peneliti Rekomendasi Solusinya

Minggu, 22 September 2024 - 07:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Marak, Pelecehan Seksual Di Universitas Jember, Peneliti Rekomendasi Solusinya (Ilustrasi/Frensia)

Gambar Marak, Pelecehan Seksual Di Universitas Jember, Peneliti Rekomendasi Solusinya (Ilustrasi/Frensia)

Frensia.id-Marak terjadi pelecahan seksual di Universitas Jember (UNEJ). Hanya saja, tidak mendapat perhatian yang serius dari beberapa pihak.

Hal ini sebagaimana diuturakan oleh tiga akademisi Universitas Jember. Ia adalah Maris Jennet Landicho, Frisca Putri,  dan Ajeng Cahya.

Riset mereka baru keluar kemarin, tahun 2023. Telah dipublikasi dalam harmoni.

Ketiganya memandang bahwa pelecehan seksual merupakan isu serius yang memerlukan perhatian dan tindakan segera, terutama di lingkungan kampus. Korban dari tindakan ini sering kali menghadapi dampak yang mendalam dan berkepanjangan, baik dalam aspek fisik, emosional, maupun psikologis.

Menurut mereka telah banyak ditemukan pelecehan seksual yang terjadi di area UNEJ, umumnya didominasi oleh pelaku laki-laki, dan meskipun isu ini telah banyak diketahui oleh masyarakat serta pihak berwenang, masih terdapat kekurangan dalam perhatian dan tindakan yang diambil.

Hal ini sangat disayangkan, mengingat dampak besar yang ditimbulkan bagi korban, baik dari segi fisik, emosional, maupun psikologis. Meskipun kesadaran akan isu ini semakin meningkat, respon dari institusi dan aparat penegak hukum sering kali kurang cepat dan tegas.

Baca Juga :  PWI Jember Latih Humas SMA/SMK dan SLB Kuasai Teknik Jurnalistik

Banyak korban merasa tidak didengar atau diabaikan ketika mereka melaporkan kasus pelecehan seksual. Proses hukum yang panjang dan rumit, serta stigma sosial yang melekat, sering kali membuat korban enggan untuk melaporkan kejadian yang mereka alami. Ini menciptakan suasana di mana pelaku merasa diizinkan untuk terus bertindak tanpa konsekuensi yang nyata.

Efek dari pelecehan seksual dapat memengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan individu, menjadikan pemulihan sebagai proses yang panjang dan sulit. Di kampus, pelecehan seksual dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti pemaksaan, penyerangan seksual, komentar yang merendahkan, dan perilaku tidak diinginkan lainnya.

Beberapa faktor dapat berkontribusi terhadap terjadinya pelecehan seksual. Ketidakadilan gender adalah salah satu yang paling mencolok, sering kali menghasilkan perlakuan yang tidak setara antara laki-laki dan perempuan. Stereotip gender yang mendiskriminasi turut menciptakan lingkungan yang mendukung terjadinya tindakan pelecehan.

Selain itu, ketegangan sosial dan kekerasan yang melanda masyarakat dapat memperburuk masalah ini, menciptakan suasana yang tidak aman bagi individu, terutama perempuan.

Untuk mengurangi pelecehan seksual di UNEJ, perlu diambil berbagai langkah strategis. Salah satunya, meningkatkan kesadaran individu tentang isu ini sangat penting. Kampanye pendidikan yang mengedukasi mahasiswa mengenai batasan perilaku yang dapat diterima dan konsekuensi dari pelecehan harus dilakukan secara berkelanjutan.

Baca Juga :  SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf

Kegiatan seperti seminar, lokakarya, dan diskusi kelompok dapat membantu membangun pemahaman yang lebih baik di kalangan mahasiswa tentang pentingnya menghormati satu sama lain.

Selain itu, melindungi korban dengan menyediakan dukungan yang memadai sangatlah krusial. Kampus perlu memiliki sistem dukungan yang solid, termasuk layanan konseling, hotline darurat, dan ruang aman bagi korban untuk berbagi pengalaman mereka tanpa merasa terancam.

Dengan dukungan yang tepat, korban akan merasa lebih didengar dan memiliki kesempatan untuk pulih dari trauma yang dialaminya. Pendidikan yang memadai tentang pelecehan seksual juga harus menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan tinggi.

Menurut ketiganya, mahasiswa UNEJ harus diberi pengetahuan yang jelas mengenai apa itu pelecehan seksual, bagaimana cara melaporkannya, dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Kuliah Gratis Bagi Calon Guru di UIN KHAS Jember, Ada Beasiswa PIAUD dari Pemprov!
Kabar Gembira Bagi Calon Mahasiswa! Pembayaran UKT UIN KHAS Jalur PMB UIN Jalur SPAN-PTKIN Diperpanjang
Bupati Jember Muhammad Fawait Berikan Beasiswa Pendidikan ke Anak Guru Ngaji
Istimewa! DPC PKB Jember Gelar Sarasehan-Sosialisasi Beasiswa Pendidikan untuk Santri
Istimewa! UIN KHAS Jember Gelar FGD Bersama Biro SDM Kemenag, Upaya Strategis Percepatan Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen
Bupati Gus Fawait Resmikan Launching Beasiswa Bagi Mahasiswa Jember
Teliti Penganggaran Reses! Ficky Septalinda, Anggota DPRD Banyuwangi, Lulus Program Doktoral FISIP UNEJ
Meluruskan Narasi Jokowi soal Pemakzulan Satu Paket

Baca Lainnya

Sabtu, 28 Juni 2025 - 17:24 WIB

Kuliah Gratis Bagi Calon Guru di UIN KHAS Jember, Ada Beasiswa PIAUD dari Pemprov!

Jumat, 27 Juni 2025 - 19:00 WIB

Bupati Jember Muhammad Fawait Berikan Beasiswa Pendidikan ke Anak Guru Ngaji

Kamis, 26 Juni 2025 - 20:53 WIB

Istimewa! DPC PKB Jember Gelar Sarasehan-Sosialisasi Beasiswa Pendidikan untuk Santri

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:48 WIB

Istimewa! UIN KHAS Jember Gelar FGD Bersama Biro SDM Kemenag, Upaya Strategis Percepatan Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen

Kamis, 19 Juni 2025 - 07:00 WIB

Bupati Gus Fawait Resmikan Launching Beasiswa Bagi Mahasiswa Jember

TERBARU

Gus Fawait saat mengecek pelayanan dari OPD kepada masyarakat di Kecamatan Silo (Sumber foto: Sigit)

Politia

Ngantor di Desa, Bupati Jember Bawa Beberapa Layanan ke Silo

Sabtu, 28 Jun 2025 - 07:30 WIB