Frensia.id – Sejarah seringkali dikacaukan dengan dongeng alias mitos yang berkembang, entah melalui tutur tinular, maupun dari mulut ke mulut. Oleh karenanya banyak masyarakat tidak dapat menemukan fakta sejarah itu sendiri, melainkan banyak mendapatkan serpihan mitos-mitos yang berkeliaran.
Persoalan awal yang membuat sejarah rancu adalah kurangnya sumber dan literatur sejarah terpercaya tidak mudah didapatkan. Selain itu naskah dan sastra-sastra kuno karangan para mpu dan pujangga dahulu sudah tidak mudah ditemukan zaman sekarang.
Kidung sunda, Serat Pararatan, Babad Tanah Jawi, Serat Musasar Jayabaya, Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, Serat Kandha, dan beberapa naskah nusantara klasih pun susah ditemukan dan jarang dikonsumsi oleh masyarakat.
Rancunya sejarah juga banyak disebabkan oleh hasrat penguasa atau raja pada jaman tertentu dalam penulisan sejarah. Tidak jarang sejarah dibengkokkan oleh para penguasa menuju mitos-mitos tertentu.
Sebelum lahirnya NKRI, Indonesia dikenal sebagai Nusantara; negeri yang terdiri dari pulau-pulau, yang pusat pemerintahannya banyak terpusat di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Jawa, dll. Berikut beberapa rangkuman kerajaan sesuai dan pulaunya dalam karya Sri Wintala Achmad berjudul Hitam Putih Majapahit.
Sumatera:
Kesulatana Samudra Pasai, Kesultanan Aceh Darussalam, Kesultanan Silak Sri Inderapura, Kerajaan Pagaruyung, Kerajaan Sriwijaya
Kalimantan:
Kerajaan Kutai Martapura, Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura
Sulawesi:
Kesultanan Gowa, Kerajaan Bone, Kesultanan Buton
Sunda:
Kerajaan Salakanagara, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Kendan, Kerajaan Sunda-Galuh, Kerajaan Pakuan Pajajaran, Kesultanan Banten, Kesultanan Cirebon, Kerajaan Sumendang Larang.
Jawa:
Kalingga, Medang (Periode Jawa Tengah), Medang (Periode Jawa Timur), Kahuripan, Janggala, Kadiri, Singhasari, Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang, Mataram Islam, Kasunanan Kartasura, Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta.