Frensia.id- Islam di Mata Orang Jepang yang ditulis oleh seorang berkebangsaan Jepang bernama Hisanori Kato merupakan catatan hasil eksplorasi dirinya tentang agama Islam yang ada di Indonesia, setelah bertemu dan bercakap-cakap dengan berbagai tokoh agama Islam dari berbagai sudut pandang yang mempunyai cara keberagamaan yang beragam.
Catatan tersebut tidak lain adalah sebuah ulasan mengenai agama Islam di Indonesia, yang ia tulis di tengah-tengah kesibukannya melakukan penelitian untuk disertasinya tentang hubungan demokratisasi Indonesia dan Islam.
Pada waktu itu Kato adalah seorang mahasiswa di Universitas Sidney mengambil studi bidang Sosiologi dan Antropologi, lalu memperoleh gelar doktor pada tahun 2000.
Menjadi menarik buku yang ia tulis ini, karena agama Islam yang ada di Indonesia dan mempunyai pengaruh sangat kuat terhadap peradaban yang dibangun ditulis oleh seseorang yang memang benar-benar asing tentang agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia.
Kato adalah seorang beragama Budha, sedangkan di Jepang sendiri agama Islam terbilang jarang sekali diekspos sehingga wawasan mengenai Islam tidak banyak diketahui oleh masyarakat negara Matahari terbit tersebut, termasuk Kato.
Dalam pengantar untuk bukunya ini, Kato yang saat ini menjabat sebagai profesor di Butsuryo College of Osaka, Jepang mengungkapkan pengalaman pertamanya saat berkenalan dengan Islam, khususnya yang ada di Indonesia pada waktu Hari Raya Idul Fitri tahun 1991.
“Peristiwa yang mengawali perkenalan saya dengan agama Islam adalah ketika suatu malam saya melihat rombongan anak kecil memakai baju putih berjalan beriringan sambil membawa obor melewati depan rumah saya”, jelasnya.
Lebih lanjut menurutnya, Islam sama sekali asing bagi orang Jepang, berbeda dengan Kristen dan hari Natal yang telah dikenal dan mengakar kuat sebagai perayaan tahunan. Sedangkan untuk agama Islam sendiri, sangat sedikit orang Jepang yang mengetahui Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Lebih-lebih orang Jepang mempunyai pengetahuan mengenai Islam dalam konteks yang negatif, yaitu sebagai teroris yang ditandai dengan sebuah peristiwa pada tanggal 11 September. Mengaitkan Islam dengan isu konflik, peperangan dan kekerasan.
Tidak berhenti sampai disini, bahwa Islam yang ada di Indonesia tidak sekedar perayaan-perayaan tahunan sebagaimana yang diperingati oleh penganutnya, melainkan juga mempunyai corak yang beragam.
Dalam kapasitasnya sebagai peneliti yang benar-benar tidak mempunyai wawasan pendahulu mengenai Islam khususnya di Indonesia, maka lewat bukunya ini, Kato benar-benar menempatkan Islam sebagai objek penelitian yang mana si peneliti mempuyai jarak dan tidak ada keberpihakan.
Kato dengan analisisnya sebagai seorang peneliti sosial mencoba membedah berbagai keberagamaan dalam agama Islam yang ada di Indonesia.
Sebagaimana yang disampaikan Natsir Zubaedi, Wasekjend MUI dalam buku yang cetakan ke 14, “Islam Indonesia adalah sebuah rumah besar yang memiliki banyak ruangan”.
Maka Kato mendeskripsikan ruangan-ruangan tersebut dengan mengurai pandangan-pandangan tokohnya, beberapa diantaranya adalah Bismar Siregar, Gus Dur, Fadli Zon, Ulil Abshar Abdalla hingga Abu Bakar Ba’asyir.