Mengunjungi Khaibar, KH. Afifuddin Muhajir Sampaikan Dua Hal Penting Ini Terkait Daerah Tersebut

Selasa, 26 Maret 2024 - 19:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KH Afifuddin Muhajir saat berada di Khaibar (Sumber: Instagram @muhajirafifuddin)

KH Afifuddin Muhajir saat berada di Khaibar (Sumber: Instagram @muhajirafifuddin)

Frensia.id –  KH. Afifuddin Muhajir membagikan reels melalui akun Instagram pribadinya, bahwa beliau sedang berada di daerah Khaibar, sebuah daerah yang terletak sekitar 150 kilometer dari Kota Madinah, Senin (25/2).

Menurut kiai yang akrab dipanggil Kiai Afif setidaknya ada dua hal penting untuk diingat terkait daerah ini.

Pertama, Ghazwah (perang) khaibar. Sebuah perang yang terjadi antara kaum muslimin melawan orang-orang kafir Yahudi yang terjadi pada tahun ke-7 Hijriyah.

Pada perang tersebut, pasukan kaum muslimin dapat memenangkannya, sekalipun jumlah pasukan hanya berjumlah sekitar 1600 melawan pasukan Yahudi yang berjumlah 10.000.

Sebagai informasi, benteng khaibar yang dimiliki oleh kaum Yahudi saat itu merupakan yang sangat kuat dan kokoh serta memiliki system pertahanan yang berlapis-lapis. Bahkan, pasukan Romawi yang dikenal lebih kuat saat itu belum tentu dapat membobolnya.

Baca Juga :  Menyambut Rabiul Awal: Bulan Cinta dan Kebajikan

Akan tetapi, berkat keteguhan iman dan keyakinan Rasulullah yang hanya dengan pasukan yang tidak seimbah secara jumlah dapat menaklukannya berkat pertolongan dari Allah SWT. Bahkan, pasukan berkuda yang dipimpin Rasulullah saat perang Khaibar hanya berjumlah 200 orang.

Kedua, Tamr (kurma) khaibar. Kiai yang sekarang menjadi Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ ini bercerita bahwa pada suatu ketika Rasulullah mengirim seorang sahabat untuk menjalankan tugas di daerah Khaibar.

Kemudian, sahabat tersebut kembali ke Madinah menghadap Rasulullah dengan membawa kurma yang sangat baik, yang disebut dengan Tamr Janib.

Karena penasaran lalu Rasulullah bertanya, “Apakah kurma khaibar itu bagus seperti ini semua?

Baca Juga :  Bersama KUA Kaliwates, UIN KHAS Jember Tegaskan Aksi Nyata Moderasi Lintas Agama

Sahabat tadi menjawab, “tidak wahai Rasulullah, di Khaibar juga ada kurma yang juga ada yang jelek. Kurma dua sha’ yang jelek ditukar dengan satu sha’ yang baik”.

Mendengar hal tersebut Rasulullah menanggapi bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan.

Dari peristiwa ini menurut Kiai Afif dapat diambil Pelajaran, bahwa makanan ditukar dengan makanan harus dengan ukuran yang sama. Satu sha’ ditukar dengan satu sha’ atau satu kilo ditukar dengan satu kilo, yang kemudian ini dalam fiqh disebut dengan Riba. Wallahu A’lam Bisshawab…

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Ribuan Jamaah Perempuan Nahdliyah Padati Pengajian Ustadzah Halimah Alaydrus
Wakil Ketua PCNU Jember Sebut Aspirasi Rakyat Harus Didengar Tanpa Ada Anarkisme
Kapolres Apresiasi Aksi Solidaritas Kemanusiaan Driver Ojol Jember
Maulid Nabi dan Ironi Demokrasi Kita
Menyambut Rabiul Awal: Bulan Cinta dan Kebajikan
Diadakan di Baitul Amin, Peringatan Harlah Rijalul Ansor Jember Kuatkan Gerakan Berbasis Masjid
Bersama KUA Kaliwates, UIN KHAS Jember Tegaskan Aksi Nyata Moderasi Lintas Agama
Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara

Baca Lainnya

Sabtu, 6 September 2025 - 14:48 WIB

Ribuan Jamaah Perempuan Nahdliyah Padati Pengajian Ustadzah Halimah Alaydrus

Senin, 1 September 2025 - 22:49 WIB

Wakil Ketua PCNU Jember Sebut Aspirasi Rakyat Harus Didengar Tanpa Ada Anarkisme

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 10:48 WIB

Kapolres Apresiasi Aksi Solidaritas Kemanusiaan Driver Ojol Jember

Selasa, 26 Agustus 2025 - 22:55 WIB

Maulid Nabi dan Ironi Demokrasi Kita

Senin, 25 Agustus 2025 - 15:28 WIB

Menyambut Rabiul Awal: Bulan Cinta dan Kebajikan

TERBARU