Mentuhankan Tuhan Bukan Mentuhankan Ramadhan

Minggu, 14 April 2024 - 19:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id – Ramadhan teleh usai dan hari ini umat Islam masih menikmati suasana idul fitri. Sebagai bulan yang ada limitasi waktu seperti bulan-bulan lainnya ramadhan akan bertemu titik akhir dan akan berakhir.

Suasana ramadhan sudah tidak dijumpai lagi, hilir jamaah tarawih pulang pergi ke masjid, mushollah untuk tarawih sudah tidak terlihat lagi, suara tadarus di sore dan dimalam hari ramadhan juga tidak terdengar.

Tidak satupun ingin melewati ramadhan begitu saja, mereka berusaha mengisinya dengan terbaik dengan cara mereka masing-masing. Ada yang mengisinya dengan qiyamul lail, ada yang memperbanyak hataman al-qur’an, ada mereka yang mengisi dengan sedekah.

Begitupula mereka yang bekerja malam hari yang mungkin tidak ada waktu qiyamul lail, tadarus dan sebagainya mereka tentu lebih giat bekerja. Sebagai upaya untuk nafkah keluarga dan persiapan idul fitri.

Artinya semua umat islam dari semua unsur dengan bebagai profesi ingin beribadah di bulan ramadhan yang penuh keberkahan. Hal yang penting dan perlu kita ingat dan sadari sebagai umat Islam adalah tidak hanya di bulan ramadhan yang memiliki semangat ibadah semacam itu.

Baca Juga :  Lebaran: Subjek Bebas yang Memaafkan

Kita perlu sadar dan menyadari bahwa kita adalah hamba Allah bukan hamba ramadhan, tuhan kita adalah Allah bukan bertuhan pada ramadhan. Semangat beribadah di bulan ramadhan tentu harus sama di bulan-bulan yang lain.

Jalaluddin Rumi, seorang filsuf, pujangga, yuris mengingatkan hal itu bahwa “Tuhan yang kau sembah di bulan ramadhan adalah tuhan yang sama yang kau jauhi di bulan-bulan sebelumnya”.

Aforisme Rumi ini mengingatkan kita yang terkadang menjauhi Tuhan dalam arti ibadah kita tidak semaksimal pada saat bulan ramadhan. Cenderung menjauhi tuhan di bulan-bulan selain ramadhan padahal jelas Tuhan yang kita sembah di bulan ramadhan dan diluar bulan ramadhan adalah Tuhan yang sama, Allah swt.

Baca Juga :  Negara atau Rentenir? STNK Mati, Motor Ikut Pergi

Jika cara beribadah kita masih cenderung terlalu mengistimewakan ramadhan dan ibadah di bulan lainnya biasa-biasa saja, bisa jadi kita menghamba kepada ramadhan bukan Allah swt. Mentuhankan Ramadhan bukan mentuhankan Tuhan.

Dikutip dari Imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam Lahta-iful ma’aarif disebutkan Imam Bisyr bin al-Harits pernah ditanya mengenai orang-orang yang hanya rajin dan sungguh-sungguh beribadah di bulan ramadhan.

Ia menjawab bahwa mereka adalah orang-orang yang sangat buruk, karena mereka tidak mengenal hal Allah kecuali hanya di bulan ramadhan. Hamba Allah yang saleh adalah orang yang rajin dan sungguh-sungguh beribadah dalam setahun penuh.

Dengan demikian menjadi jelas, sebagai hamba Allah dan bukan hamba ramadhan harus selalu menjadi hamba-Nya di setiap tempat dan waktu bukan hanya di waktu dan tempat tertentu.

Tuhankanlah Tuhan (Allah swt), bukan mentuhankan ramadhan.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Meluruskan Makna Kemanusiaan
Koruptor, Musuh Agama dan Kemanusiaan
Lebaran: Subjek Bebas yang Memaafkan
Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran
Karpet Merah untuk TNI, Kuburan bagi Reformasi
Post Globalization Militarism: Kajian Interdisipliner tentang Hegemoni Ekonomi, Polarisasi Sosial, dan Tatanan Militerisme Dunia 
Negara atau Rentenir? STNK Mati, Motor Ikut Pergi
Evaluasi Flyer Pemerintah di Website Media: Menimbang Maslahat dan Mafsadat dalam Komunikasi Publik

Baca Lainnya

Jumat, 18 April 2025 - 06:34 WIB

Meluruskan Makna Kemanusiaan

Rabu, 16 April 2025 - 06:32 WIB

Koruptor, Musuh Agama dan Kemanusiaan

Rabu, 2 April 2025 - 13:20 WIB

Lebaran: Subjek Bebas yang Memaafkan

Selasa, 1 April 2025 - 08:23 WIB

Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

Jumat, 21 Maret 2025 - 23:34 WIB

Karpet Merah untuk TNI, Kuburan bagi Reformasi

TERBARU

Opinia

Meluruskan Makna Kemanusiaan

Jumat, 18 Apr 2025 - 06:34 WIB

Kolomiah

Belajar dari Arsenal dan Real Madrid: Part II

Kamis, 17 Apr 2025 - 12:29 WIB