Pasca Penutupan Lokalisasi Padang Bulan Banyuwangi, Kondisinya Diriset Sejumlah Akademisi

Kamis, 24 Oktober 2024 - 14:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Pasca Penutupan Lokalisasi Padang Bulan Banyuwangi, Kondisinya Diriset Sejumlah Akademisi (Sumber: Canva)

Gambar Pasca Penutupan Lokalisasi Padang Bulan Banyuwangi, Kondisinya Diriset Sejumlah Akademisi (Sumber: Canva)

Frensia.id- Pasca penutupan lokalisasi Padang Bulan Banyuwangi, ternyata ada positif dan dampak negatifinya. Hal demikian ini telah diriset oleh sejumlah akademisi.

Salah satunya adalah Miskawi dari Universitas PGRI Banyuwangi dan I Kadek Yudiana Yudiana serta Mahfud yang keduanya berasal dari Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi. Temuan mereka baru terbit tahun ini.

Penutupan lokalisasi di Padang Bulan membawa perubahan signifikan bagi masyarakat di sekitarnya. Dampaknya bisa dilihat dari dua sisi—positif dan negatif—tergantung sudut pandang dan kondisi sosial-ekonomi yang dialami oleh masyarakat setempat. Namun, dalam menghadapi perubahan tersebut, penduduk sekitar tentu harus menyesuaikan diri untuk tetap bertahan hidup.

Tiga akademisi dari kota tersebut melakukan kajian yang bertujuan untuk menggambarkan kondisi umum masyarakat sekitar pasca-penutupan. Mereka buruapaya memahami pandangan mereka tentang kebijakan ini, menganalisis bagaimana bentuk adaptasi yang terjadi baik pada masyarakat sekitar maupun mantan pekerja seks komersial (PSK), serta memberikan rekomendasi terkait langkah-langkah yang bisa diambil oleh pemerintah dan masyarakat guna meminimalkan dampak negatif yang muncul.

Temuan penelitianya menunjukkan bahwa masyarakat setempat terbagi menjadi dua kelompok utama dalam merespons penutupan ini. Kelompok pertama adalah mereka yang mendukung langkah penutupan lokalisasi karena alasan moral dan sosial.

Baca Juga :  Banyuwangi Kembali Berprestasi! Sekretariat DPRDnya Sabet Penghargaan JDIH Award Jatim 2025

Mereka percaya bahwa penutupan ini akan meningkatkan kualitas hidup di daerah mereka, terutama dalam hal keamanan dan ketertiban sosial. Kelompok ini berpendapat bahwa dengan ditutupnya lokalisasi, lingkungan mereka akan menjadi lebih aman, bersih, dan terbebas dari stigma negatif yang sebelumnya melekat.

Namun, di sisi lain, terdapat kelompok yang tidak mendukung kebijakan ini. Alasan utama penolakan mereka adalah kurangnya upaya dari pihak berwenang dalam menangani dampak negatif yang ditimbulkan dari penutupan tersebut.

Mereka khawatir bahwa penutupan tanpa adanya langkah lanjutan untuk mendukung mantan PSK dan masyarakat yang bergantung pada ekonomi sekitar lokalisasi akan memperburuk situasi. Sebagian besar dari mereka menggantungkan hidupnya pada aktivitas ekonomi yang terkait dengan lokalisasi, seperti penyewaan kamar, warung makan, dan berbagai usaha kecil lainnya.

Dengan hilangnya pusat kegiatan yang menghidupi mereka, kelompok ini merasa ditinggalkan tanpa solusi konkret dari pemerintah.

Baca Juga :  H.Deni Prasetya Menekankan Perijinan Usaha, Wakil Ketua UMKM GP Ansor Kencong Gerak Cepat Mengakomodir

Selain itu, mantan PSK juga menghadapi tantangan besar dalam beradaptasi dengan kehidupan di luar lokalisasi. Banyak dari mereka tidak memiliki keterampilan lain untuk mencari nafkah, dan tanpa dukungan yang memadai, mereka bisa jatuh ke dalam kemiskinan atau bahkan kembali ke praktik-praktik lama di tempat lain yang tidak terpantau.

Oleh karena itu, langkah penting yang perlu dilakukan adalah menyediakan pelatihan keterampilan dan bantuan ekonomi bagi mantan PSK, serta mengupayakan program rehabilitasi sosial yang komprehensif.

Penelitian ini menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menangani dampak dari penutupan lokalisasi. Pemerintah perlu mengambil langkah lebih proaktif dengan melibatkan berbagai pihak dalam merumuskan solusi jangka panjang, termasuk menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan pendidikan keterampilan bagi mereka yang terdampak langsung.

Sementara itu, masyarakat setempat juga perlu didorong untuk lebih terbuka dan mendukung mantan PSK dalam proses reintegrasi mereka ke masyarakat. Dengan upaya kolektif ini, dampak negatif dapat diminimalkan, dan masyarakat bisa beradaptasi dengan lebih baik terhadap perubahan yang terjadi.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Dua Akademisi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Beri Saran Penanggulangan Kemiskinan di Jember dan Probolinggo
Ketua DPRD Jember Sebut Pembahasan P-APBD 2025 Selesai Bulan Juli
Idul Kurban, DPC Gerindra Jember Sembelih 60 Sapi untuk Masyarakat
Istimewa! Bupati Jember Muhammad Fawait Resmikan Berdirinya Klinik NU Jember
Kasdam Brigjen TNI Minta Warga Jaga Hasil Pembangunan TMMD
Peringati Hari Pancasila, DPC PDIP Jember Gelar Upacara
Resepsi 100 Hari Kerja: Bupati Jember, Gus Fawait Serahkan SK PPPK di Wisata Pantai Watu Ulo
Dua Raperda Pemkab Banyuwangi Diusulkan, Pajak Retribusi Ditinjau Ulang

Baca Lainnya

Selasa, 10 Juni 2025 - 20:24 WIB

Dua Akademisi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Beri Saran Penanggulangan Kemiskinan di Jember dan Probolinggo

Selasa, 10 Juni 2025 - 17:00 WIB

Ketua DPRD Jember Sebut Pembahasan P-APBD 2025 Selesai Bulan Juli

Jumat, 6 Juni 2025 - 12:17 WIB

Idul Kurban, DPC Gerindra Jember Sembelih 60 Sapi untuk Masyarakat

Kamis, 5 Juni 2025 - 15:50 WIB

Istimewa! Bupati Jember Muhammad Fawait Resmikan Berdirinya Klinik NU Jember

Rabu, 4 Juni 2025 - 17:34 WIB

Kasdam Brigjen TNI Minta Warga Jaga Hasil Pembangunan TMMD

TERBARU

Gambar Dapat Rolex Malah Rilex, Timnas Dibantai Jepang (Sumber: Grafis Frensia)

Sportia

Dapat Rolex Malah Rilex, Timnas Dibantai Jepang

Selasa, 10 Jun 2025 - 22:19 WIB