Peneliti UNDIP Temukan Pesan Moral Dalam Karya Silampukau

Peneliti UNDIP Temukan Pesan Moral Dalam Karya Silampukau
Gambar Peneliti UNDIP Temukan Pesan Moral Dalam Karya Silampukau (Sumber akademiprestasi.com dan @silampukau)

Frensia.id- Peneliti asal Universitas Diponegoro (UNDIP), Ibrahim Salma, tertarik pada lagu-lagu Silampukau. Tidak sama seperti akademisi lain sebelumnya telah dibahas Frensia.id, ia fokus pada pesan moral yang ada dalam album, Dosa, Kota Dan Kenangan.

Temuan riset dari Ibrahim Salma disusun untuk menyelesaikan strata satunya. Bahkan telah diterbitkan dalam Eprints Undip pada tahun 2018 silam.

Ia memandang bahwa Silampukau merupakan Band folk asal Surabaya yang musisinya dari Eki dan Kharis, dikenal karena lagu-lagu penuh dengan nilai-nilai kehidupan dan sosial. Album mereka, Dosa, Kota, dan Kenangan, tidak hanya menawarkan musik yang menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan moral dan kritik sosial yang mendalam.

Bacaan Lainnya

Melalui lirik-lirik mereka, Silampukau menggambarkan fenomena urbanisme dan peristiwa-peristiwa sosial yang terjadi di sekitar mereka.

Dalam upaya memahami lebih dalam makna dari lirik-lirik lagu Silampukau, ia berupaya mengungkapnya  dengan teori analisis norma strata dari Roman Ingarden. Teori digunakan untuk mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam lirik lagu.

Selain itu, juga ada teori semiotika dari Charles Sanders Peirce yang digunakannya untuk mengeksplorasi potret urbanisme dan fenomena manusia.  Beberapa lagu yang disorotinya adalah “Bianglala”, “Bola Raya”, “Lagu Rantau”, “Sang Juragan”, dan “Si Pelanggan”.

Temuan mereka mengkonfirmasi bahwa lirik-lirik lagu Silampukau mengandung pesan moral dan kritik sosial yang kuat. Misal pada lagu “Bianglala”. Lagu ini menggambarkan hiburan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Semua bait mencerminkan perjuangan dan kesenangan sederhana mereka.

Begitupun lagu “Bola Raya”, dianggapnya berisi kritik ketidakadilan sosial dan menunjukkan bagaimana hak-hak kaum proletar sering dirampas oleh kaum kapitalis.

“Lagu Rantau” menceritakan perjuangan kaum buruh yang merantau ke Surabaya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, sedangkan “Sang Juragan” mengilustrasikan dilema moral dan tekanan ekonomi yang mendorong seseorang melakukan berbagai cara untuk menjadi kaya, termasuk berjualan minuman keras.

Pesan-pesan moral bahkan juga teridentifikasi dari lagu berjudul “Si Pelanggan”. Lagu ini mengisahkan kehidupan di kawasan Gang Dolly. Semua baitnya, mencerminkan kompleksitas dan realitas gelap masyarakat yang tinggal dan bekerja di sana.

Pada intinya, riset yang dilakukannya, dapat disimpulkan bahwa melalui lirik-lirik mereka, Silampukau berhasil menggambarkan berbagai fenomena sosial dan memberikan pesan moral yang kuat. Musik mereka tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga medium untuk menyampaikan kritik sosial dan mendorong perubahan positif dalam masyarakat.

Dengan demikian, Silampukau menunjukkan bahwa musik dapat menjadi alat yang efektif untuk menggugah kesadaran sosial dan moral.