Frensia.id – Mata merupakan salah satu indera yang sangat penting bagi manusia. Namun, berbagai penyakit mata dapat mengganggu kemampuan penglihatan seseorang, salah satunya adalah low vision.
Penyakit low vision merupakan kondisi dimana penglihatan seseorang terganggu secara signifikan.
Meskipun seorang yang mengalami penyakit low vision tidak sepenuhnya buta, tetapi penglihatan seorang bisa terganggu. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk usia, gangguan refraktif, atau kondisi medis tertentu.
Ada beberapa indikator yang dapat menyebabkan seseorang mengalami low vision, misalnya seperti degenerasi makula.
Menurut beberapa literatur kesehatan, degenerasi makula merupakan kondisi bagian mata yang penting untuk penglihatan pusat, yakni makuna mengalami kerusakan atau pembusukan.
Komplikasi dari penyakit diabetes juga bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di mata, dalam hal ini medis biasa menyebnya dengan Retinopati Diabetik.
Atau indikator lain penyebab low vision adalah Glaukoma, yakni kondisi tekanan dalam mata meningkat, menyebabkan kerusakan pada saraf mata.
Selain itu, katarak pada mata bisa menyebabkan low vision. Saat seseorang melami katarak, lensa mata menjadi keruh dan menyebabkan penglihatan kabur.
Seorang yang mengidap penyakit mata low vision biasanya mengalami gejala yang bervariasi. Secara umum biasanya penglihatan menjadi tidak jelas, bahkan setelah menggunakan kacamata.
Penglihatan seorang low vision akan mengalami penurunan secara bertahap dari waktu ke waktu. Bahkan seorang tersebut bisa kesulitan dalam melihat objek kecil atau objek secara detail.
Selain itu, lov vision dapat menyebabkan penglihatan terdistorsi, hal ini ditandai dengan objek terlihat bengkok dalam pandangan pengidap.
Bagi seorang yang melami gelaja penyakit mata lov vision disarankan secepatnya melakukan penyembuhan.
Meski penyakit low vision seringkali tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, ada beberapa tips yang dapat membantu mengurangi gejala tersebut.
Adapun beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pasien penyakit mata lov vision untuk membantu mengelola kondisi tersebut diantaranya:
Pertama, konsultasi dengan dokter mata. Penting bagi pasien untuk berkonsultasi dengan dokter mata untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rekomendasi perawatan yang sesuai.
Kedua, penggunaan bantuan visual bagi pasien lov vision. Terdapat berbagai alat bantu visual yang dapat membantu meningkatkan kemampuan penglihatan seseorang, seperti kacamata khusus atau pembesar teks.
Ketiga, perubahan pola hidup. Mengadopsi gaya hidup yang sehat, termasuk mengatur pola makan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan merokok, dapat membantu menjaga kesehatan mata.
Keempat, pasien low vision dianjurkan terapi fisik. Beberapa terapi fisik, seperti terapi okupasi, dapat membantu seseorang belajar cara menyesuaikan diri dengan perubahan penglihatan mereka dan tetap mandiri dalam kegiatan sehari-hari.
Dengan perawatan yang tepat dan dukungan yang memadai, seseorang yang mengalami low vision dapat terus menjalani kehidupan yang produktif dan bermakna.
Kendati demikian, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda dengan kondisi ini, dan pendekatan perawatan yang efektif dapat bervariasi dari masing-masing individu.