Frensia.id – Memperingati Hari perempuan internasional (International Women’s Day), Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) menghadiri acara rembuk perempuan Kabupaten Banyuwangi. Acara tersebut di gelar di Aula Minakjinggo Setda Kabupaten Banyuwangi. Jum’at (8/03/2024)
Mengangkat Tema Penguatan Perempuan dalam Pemberdayaan Ekonomi dan Kekerasan Perempuan, acara tersebut turut mengundang organisasi perangkat daerah dan organisasi-organisasi penting lainnya.
Seperti BAPPEDA Kab. Banyuwangi, Dinas Sosial, PP dan KB Kabupaten Banyuwangi, Dinas Kesehatan Kab. Banyuwangi, Dinas Koperasi, UM dan Perdagangan Kab. Banyuwangi, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kab. Banyuwangi, Dinas Pendidikan Kab. Banyuwangi dan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Perindustrian Kab. Banyuwangi.
Dari kalangan organisasi perempuan mengundang Perkumpulan Perempuan Katholik Banyuwangi, Nasyiatul Aisyiyah (Muhamadiyah), Aisyiyah (Muhamadiyah), Muslimat NU Banyuwangi, Fatayat NU Banyuwangi, Perkumpulan Wanita Budha Banyuwangi, Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), dan lainnya termasuk Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI).
Organisasi yang menggelar kongres pertama kali tahun 2017 di Cirebon tersebut tidak hanya hadir, namun juga mengapresiasi acara tersebut.
Nyai Nurun Sariyah, Ulama perempuan Banyuwangi dan anggota KUPI menyampaikan saat menghadiri acara tersebut merasa senang karena banyak bertemu dengan sahabat baru.
“Merayakan hari perempuan internasional dengan rembuk perempuan di Banyuwangi. Pagi ini saya ketemu banyak kawan baru para penggerak lokal Banyuwangi. Ada pendamping Desa Peduli buruh Migran, Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), dari Youth Entrepenurship Indonesia dan Employment Supprot Servicse dll” Tutur Nyai Nurun Sariyah
Menurut pengasuh Ponpes Shafiyah Rogojampi, Banyuwangi tersebut acara rembuk perempuan tersebut sebagai wadah khusus mengantarkan cara pandang kebutuhan perempuan agar sampai pada ranah kebijakan dan anggaran daerah.
“Ada satu hal yang manarik hari ini, rembuk perempuan perlu diangkat sebab suara dan pengalaman perempuan dalam musyawarah publik tidak didengarkan. Sehingga butuh satu wadah khusus yang mengantarkan perspektif dan kebutuhan perempuan agar sampai pada ranah kebijakan dan anggaran daerah” Tambahnya
Sebagai anggota KUPI ia merasa senang di momen hari perempuan internasional kabupaten Banyuwangi sudah memfasilitasi kaum perempuan.
“Senang punya kota yang memfasilitasi ini. Semoga suara kami dapat terealisasikan dan punya dampak keberlanjutan” Tegasnya