Frensia.id –Sebagai bentuk ikhtiar perkuat wawasan aswaja an nahdliyah dan governing NU di kalangan anggota NU, PAC Muslimat NU Kecamatan Silo Kabupaten Jember menggelar diskusi pemantapan jam’iyah dan aswaja an-Nahdliyah. Dihadiri oleh peserta dari berbagai banom Nu se Kec. Silo; PAC Muslimat, Banser, Fatayat, IPPNU dan ISNU. Kegiatan ini berlangsung khidmat di Kantor MWC NU Silo, 3 November 2024.
Nyai. Aisiyah TSa Ariev, S.Ag, Ketua Muslimat NU Silo mengatakan tujuan diskusi pemantapan jam’iyah dan aswaja an-Nahdliyah bersama KH. Hodrie Ariev, M.A selaku Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU agar warga NU memiliki wawasan ke-NU-an dan Ke-Aswaja-an.
“Jam’iyah an-Nahdhiyah dapat memahami wawasan ke-NU-an dan Ke-Aswaja-an sehingga mereka dapat dengan mentap dan kuat dalam berorganisasi di NU. Agar jamiyah NU terus melestarikan dan menjaga tradisi-tradisi amaliyah NU” Tuturnya
Tidak hanya itu, Ketua Muslimat NU Silo menegaskan diskusi ini selain untuk menguatkan pemahaman warga NU terkait Aswaja an-Nahdliyah, juga membekali tata kelola yang baik dalam organisasi NU.
“Tujuan kami menggelar diskusi ini, selain agar warga NU menjadi nadhiyin yang koheren antar jam’iyah. Mereka juga menjadi jamaah yang patuh dalam hal organisasional di semua tingkatan” Tambahnya
Hadir sebagai narasumber, Ketua RMI-PBNU, KH. Hodrie Ariev, M.A, Ia menegaskan tantangan yang dihadapi NU saat ini menata kekuatan organisasionalnya. Sehingga perilaku jam’iyahnya masih bersifat paguyuban.
“Kekuatan NU belum tertata secara organisasional, sehingga perilaku jam‘iyah masih lebih bersifat paguyuban daripada organisasional.” Tuturnya saat mengisi diskusi
Untuk itu Ia menuturkan perlunya gagasan Governing NU seperti menegakkan hukumah diniyah sebagai upaya membangun kepemimpinan berbasis nilai Aswaja. Hukumah diniyah menjadi pedoman organisasi untuk menjaga nilai agama sekalIgus membina kemakmuran uamt.
“Menegakkan Hukumah Diniyah sebagai kekuatan sosial NU dalam merawat Aswaja An-nahdliyah dan kemakmuran bangsa (jama‘ah).” Tambahnya
Menurut Ketua RMI-PBNU yang juga Pengasuh PP. Bahrul Ulum Silo terdapat empat jendela penting dari Governing NU.
“Membangun koherensi kuat antara Jam‘iyah dengan Jama‘ah. Menata Jam‘iyah dalam suatu keteraturan organisasional agar semua potensi yang ada bisa digunakan untuk sebaik-baiknya kemakmuran bangsa/Jama‘ah . Mewujudkan kepatuhan organisasional di semua tingkatan sesuai dengan rentang otoritas dan tanggung jawab. Semua tingkatan kepengurusan, badan dan banom, harus menjadi satu barisan mewujudkan kekuatan untuk khidmah kepada bangsa/Jama‘ah. Tegasnya
Acara berlangsung lancar dengan Sofiatul Jannah, M.H., pengurus PAC Muslimat NU, sebagai moderator. Peserta berpartisipasi dengan antusias, mengajukan banyak pertanyaan membuat diskusi semakin hangat dan bernuansa ilmiah.