Pernah Diteliti, PSK Gunung Sampan Situbondo 40 Persen Lulusan Sekolah Dasar

Senin, 21 Oktober 2024 - 18:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Pernah Diteliti, PSK Gunung Sampan Situbondo 40 Persen Lulusan Sekolah Dasar (Sumber; Grafis Imam)

Gambar Pernah Diteliti, PSK Gunung Sampan Situbondo 40 Persen Lulusan Sekolah Dasar (Sumber; Grafis Imam)

Frensia.id- Pernah Diteliti, Pekerja Seks Komersial (PSK) Gunung Sampan Situbondo dan hasil mencengangkan. Ternyata hampir separuh dari mereka hanya lulusan sekolah dasar (SD).

Salah satu peneliti yang fokus mengkajinya adalah Hendi Cahyo Purnama. Hasil risetnya telah dipublikasi di Universitas Islam Negeri Malang (UNISMA) pada 2013 silam.

Lokalisasi Gunung Sampan di Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo, menjadi sorotan setelah penelitian menunjukkan bahwa 40 persen pekerja seks komersial (PSK) yang bekerja di sana hanya lulusan sekolah dasar.

Data ini mengungkap salah satu masalah serius di kawasan tersebut, di mana rendahnya tingkat pendidikan serta faktor ekonomi menjadi alasan utama banyak perempuan terjebak dalam dunia prostitusi.

Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dari Jurusan Geografi FIS Universitas Negeri Malang ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik sosial, demografi, dan ekonomi para PSK di Lokalisasi Gunung Sampan. Penelitian ini melibatkan 55 PSK yang aktif bekerja di sana, dan hasilnya menunjukkan gambaran yang kompleks tentang realitas kehidupan para pekerja tersebut.

Baca Juga :  Maling Jeruk di Jember Berhasil Ditangkap, Mobil Pelaku Dibakar Hangus

Selain itu, penelitian mengungkap bahwa mayoritas PSK di Gunung Sampan menganut agama Islam, yakni sebesar 96 persen, namun sekitar 82 persen dari mereka mengaku tidak rutin menjalankan ibadah sesuai keyakinan mereka.

Dari segi usia, 50 persen PSK berada dalam rentang umur 21-25 tahun, sementara 76 persen PSK di Gunung Sampan berstatus janda. Kondisi sosial yang sulit, ditambah dengan tanggungan keluarga sebanyak 1-2 orang yang dimiliki oleh 80 persen PSK, menjadi salah satu faktor kuat yang mendorong mereka terjun ke dunia prostitusi.

Sebelum bekerja di lokalisasi, sebagian besar PSK bekerja sebagai buruh tani di daerah asal mereka dengan pendapatan yang sangat rendah. Penelitian menemukan bahwa 42 persen PSK sebelumnya berprofesi sebagai buruh tani dengan penghasilan di bawah Rp 500.000 per bulan, membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.

Baca Juga :  Diduga Cemarkan Nama Baik Organisasi, PMII Jember Layangkan Somasi

Ketika beralih ke pekerjaan sebagai PSK, mereka mampu memperoleh pendapatan di atas Rp 2.000.000, yang dialami oleh 56 persen responden.

Melihat kenyataan ini, menurutnya, pemerintah diharapkan segera merealisasikan program pemberdayaan bagi PSK di Lokalisasi Gunung Sampan. Langkah-langkah seperti pelatihan keterampilan, pemberian modal usaha, serta pemulangan PSK yang berasal dari luar daerah menjadi rekomendasi utama dari penelitian ini.

Selain itu, edukasi kesehatan dan penggunaan alat kontrasepsi saat melayani pelanggan juga penting guna mengurangi risiko penyakit menular seksual di kalangan PSK.

Secara garis besar, penelitian ini memperjelas bahwa meskipun pendapatan yang diperoleh PSK di lokalisasi ini lebih tinggi dibandingkan pekerjaan sebelumnya, mereka tetap terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan rendahnya akses pendidikan. Dengan intervensi yang tepat, diharapkan para PSK bisa keluar dari dunia prostitusi dan memiliki kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

PW Ansor Jatim Mengajak Muspika Umbulsari Menanam Pisang Cavendish dalam Rangka Ketahanan Pangan
Gelar Sosialisasi 4 Pilar, Gus Rivqy Ajak Warga Jaga Nilai Kebangsaan
Dukung Program Pemerintah, GP Ansor Jatim Kukuhkan Anggota Jadi Patriot Ketahanan Pangan
Realisasi PAD Banyuwangi Melebihi Target, Tembus 102,40 Persen
Gus Khozin Soroti Catatan Hitam Proses Demokrasi di Jember dan Dorong Revisi UU Pemilu
H.Deni Prasetya Menekankan Perijinan Usaha, Wakil Ketua UMKM GP Ansor Kencong Gerak Cepat Mengakomodir
Diduga Cemarkan Nama Baik Organisasi, PMII Jember Layangkan Somasi
Upaya Tingkatkan Pengawasan! Bapemperda DPRD Banyuwangi Evaluasi Pelaksanaan PERDA
Tag :

Baca Lainnya

Minggu, 18 Mei 2025 - 08:07 WIB

PW Ansor Jatim Mengajak Muspika Umbulsari Menanam Pisang Cavendish dalam Rangka Ketahanan Pangan

Sabtu, 17 Mei 2025 - 11:00 WIB

Gelar Sosialisasi 4 Pilar, Gus Rivqy Ajak Warga Jaga Nilai Kebangsaan

Kamis, 15 Mei 2025 - 20:00 WIB

Dukung Program Pemerintah, GP Ansor Jatim Kukuhkan Anggota Jadi Patriot Ketahanan Pangan

Kamis, 15 Mei 2025 - 14:08 WIB

Realisasi PAD Banyuwangi Melebihi Target, Tembus 102,40 Persen

Minggu, 11 Mei 2025 - 17:59 WIB

Gus Khozin Soroti Catatan Hitam Proses Demokrasi di Jember dan Dorong Revisi UU Pemilu

TERBARU

Educatia

Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi

Jumat, 16 Mei 2025 - 03:57 WIB

Gambar Realisasi PAD Banyuwangi Melebihi Target, Tembus 102,40 Persen (Sumber: Istimewa)

Regionalia

Realisasi PAD Banyuwangi Melebihi Target, Tembus 102,40 Persen

Kamis, 15 Mei 2025 - 14:08 WIB