Presiden Belarusia Tekankan Pentingnya Mengingat 80 Tahun Perang Patriotik Raya

Ilustrasi gambar Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko sumber edit by Frensia

Frensia.id – Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko menekankan pentingnya mengingat dan melindungi memori sejarah dalam rangka memperingati 80 tahun kemenangan Uni Soviet dalam Perang Patriotik Raya.

Pernyataan Aleksandr Lukashenko dalam pidato penting pada pertemuan yang diperluas para Kepala Negara Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) yang digelar di Moskow pada tanggal 8 Oktober 2024.

Presiden Lukashenko menyampaikan bahwa Belarusia, sebagai salah satu republik Soviet pertama yang menghadapi serangan besar dari Wehrmacht, memiliki peran penting dalam mempertahankan kemajuan musuh menuju Moskow dan mempengaruhi hasil perang.

Bacaan Lainnya

Dia mengungkapkan bahwa pejuang dari lebih dari 70 negara berdampingan dengan Belarusia dalam menghadapi apa yang ia sebut sebagai kejahatan global yang absolut.

“Orang-orang dari 70 negara berjuang berdampingan dengan Belarusia, dan masing-masing dari mereka tahu bahwa mereka sedang berjuang melawan kejahatan global yang mutlak”, ucap Lukashenko pada tanggal 08/10/2024.

Dalam pidatonya, Lukashenko juga mengenang para pahlawan yang namanya diabadikan dalam nama-nama jalan dan monumen di Belarusia, termasuk Marsekal Georgy Zhukov dan banyak pahlawan lain dari berbagai negara Soviet.

Namun, ia tidak hanya mengenang mereka yang gugur sebagai pahlawan, tetapi juga jutaan orang yang menderita dan kehilangan nyawa selama perang.

Salah satu momen menyentuh dalam pidato tersebut adalah ketika Lukashenko mengingatkan pada tragedi yang terjadi di desa Khatyn.

“Lonceng Khatyn mengingatkan kita setiap 30 detik bahwa lebih dari 600 desa Belarusia dibakar bersama dengan wanita. anak-anak. dan warga laniut usia mereka”, ujar Presiden Belarusia.

Presiden Lukashenko juga menyoroti masalah yang terjadi di masa kini, termasuk pemanfaatan simbol dan retorika Nazi di beberapa negara Eropa serta penghancuran monumen peringatan.

Menurutnya, hal ini dilakukan oleh generasi muda yang dibesarkan dalam semangat superioritas nasional dan balas dendam, yang tidak menyadari peran nenek moyang mereka dalam berjuang bersama rakyat Soviet.

Sebagai respons terhadap upaya penghapusan memori kolektif tersebut, Lukashenko mengatakan bahwa Konstitusi Belarus telah diperkuat dengan ketentuan tentang perlindungan kebenaran sejarah dan memori kepahlawanan rakyat Soviet.

Selain itu, undang-undang yang menghalangi rehabilitasi Nazisme dan genosida terhadap rakyat Belarusia juga telah diadopsi.

Presiden Lukashenko menutup pidatonya dengan menegaskan bahwa upaya ini dilakukan demi perdamaian dan mempertahankan kebenaran sejarah, menekankan bahwa tindakan ini selaras dengan kepentingan umat manusia yang menghadapi tantangan global yang semakin meningkat.