Frensia.id- Barang siapa yang berbahagia karena datang bulan Ramadhan, dijelaskan akan diharamkan jasadnya dari api neraka. Penjelasan ini yang mungkin menjadi salah satu sebab, banyak ummat muslim bergembira akan datangnya bulan puasa. Kegembiraan ini pernah diteliti, dan terbukti kebenarannya.
Royanulloh dan Komari, dua orang pakar pernah menyusun penelitian dengan judul Bulan “Ramadan dan Kebahagiaan Seorang Muslim”. Penelitian ini terbit dalam Jurnal Psikologi Islam dan Budaya pada tahun 2019.
Keduanya menjelaskan hubungan antara kedatangan bulan Ramadan dan tingkat kebahagiaan seorang Muslim. Mereka menjabarkan relasi terdiri dari dua ciri utama.
Pertama, munculnya bulan Ramadan terkait dengan peningkatan emosi positif yang dirasakan oleh individu. Kedua, kedatangan bulan Ramadan juga terkait dengan penurunan emosi negatif yang biasanya dirasakan.
Fakta tersebut tampaknya tidak bersifat kebetulan. Jika dilihat dari sudut pandang statistik, mengindikasikan bahwa kebahagiaan yang dirasakan oleh seorang Muslim selama bulan Ramadan memiliki dasar empiris yang kuat.
Meskipun penguatan emosi positif tidak secara otomatis menghilangkan psikologi negatif, namun kedatangan bulan Ramadan menjadi sebuah medium yang efektif untuk meredam dan mengatasinya.
Yang demikian menunjukkan bahwa bulan Ramadan bukan hanya sebuah periode acak, melainkan merupakan momen yang signifikan untuk menekan perasaan negatif. Bahkan dapat menciptakan pengalaman positif yang pada akhirnya akan melahirkan perasaan bahagia.
Berdasarkan fakta di atas, sebagai ummat tentunya dapat bersyukur dan terus memupuk kebahagiaan dalam menyambut bulan puasa di tahun ini. Tujuannya, emosi negatif dapat hilang.