Frensia.id- Konferensi wilayah ke XV Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa timur diselenggarakan di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo pada hari Senin (12/08/2024).
Beberapa rangkaian yang akan dilaksanakan pada forum terbesar organisasi kepemudaan NU ini antara lain adalah memutuskan kebijakan organisasi, rekomendasi, laporan pertanggungjawaban dan pemilihan ketua GP Ansor Jawa Timur masa Khidmat 2024-2029.
Kegiatan ini dihadiri oleh para peserta Konferwil, yaitu pimpinan anak cabang (PAC), pimpinan cabang (PC) se-Jawa Timur dan tamu undangan dari pejabat sipil dan pimpinan wilayah banom-banom NU.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh ketua umum pimpinan pusat GP Ansor, Addin Jauharuddin yang baru terpilih secara aklamasi dalam kongres XVI, pada bulan Februari 2024.
Konferwil Jawa Timur merupakan salah satu dari agenda roadshow yang dilaksanakan pada tahun 2024. Sebagaimana yag disampaikan oleh ketua umum pimpinan pusat GP Ansor dalam sambutannya, “terdapat 28 konferensi wilayah sejak bulan Maret sampai Oktober, dan di Jawa Timur ini merupakan konferensi ke 8”, jelas pria kelahiran Cirebon, 14 April 1985 ini.
Selain itu, Addin Jauharudin juga sempat menjelaskan tiga tipologi kader Ansor. Menariknya, predikat yang hendak dilekatkan kepada kader, menggunakan simbolisme ikan.
Hal ini disampaikan setelah sebelumnya disinggung oleh ketua pimpinan wilayah GP Ansor Jawa Timur, H. Syafiq Syauqi yang hanya menyebut satu saja dan sempat menyebut nama ketua umum pimpinan pusat dalam pembahasan ini.
Sehingga dalam sambutannya sebagai ketua umum, Addin Jauharudin menyebutkan tiga jenis ikan tersebut sebagai simbol kader Ansor, ada Lele, Koi dan Arwana.
“Tipe kader pertama adalah seperti ikan lele, semakin keruh airnya semakin pesat pertumbuhan ekonominya, disini ada apa nggak saya tidak tahu”, ujarnya, yang langsung mendapatkan gemuruh sorak dari peserta konferensi.
“yang kedua adalah ikan Koi, warna-warninya bagus harganya murah, tapi ikan bermuka air. Pengen dilihat tampilan warnanya oleh banyak pengunjung”, sambil berkelakar ia sambung dengan,”kecuali ikan koi jepang yang menang kontes” sontak mendapatkan teriakan seru dari para hadirin. “saya juga nggak tahu banyak ikan-ikan koi juga yang kerjanya sedikit tapi ingin dipuja-puji banyak orang”, jelasnya.
“Yang ketiga adalah ikan arwana. Ikan arwana bukanlah ikan permukaan ia menyelam di kedalaman air, muncul hanya sesekali. Lama-lama warnanya semakin bagus, semakin bagus. Kalau samapi menang kontes harganya bisa sampai 2 miliar. Ini adalah tipe kader yang jarang muncul, tipe pekerja keras, ia harganya mahal karena berlandaskan pada kualitas kepribadian”, ungkapnya.
Pria yang juga pernah menjabat sebagai ketua umum PB PMII masa khidmat 2011-2013 ini, membuat cara yang unik untuk menutup sekilas penjelasannya mengenai tipologi kader Ansor,
“saya tidak tahu diantara sahabat-sahabat ini siapa yang ikan Lele, siapa yang ikan Koi dan siapa yang ikan Arwana”.