Frensia.id – Scott Ritter, penulis dan mantan perwira intelijen Korps Marinir Amerika Serikat, mengungkapkan pandangannya tentang manuver strategis Rusia di panggung global, khususnya terkait dengan Kerjasama Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang akan datang di Kazan, Tatarstan.
Pernyataan tersebut diungkapkan Scott Ritter dalam wawancara eksklusif dengan Judge Napolitano pada program Judgement Freedom tanggal 11 September 2024.
Menurut Ritter, meskipun Rusia baru-baru ini meluncurkan senjata baru yang ditujukan pada target yang tidak disebutkan, tindakan tersebut tidak akan mengubah hasil yang signifikan dalam konflik yang sedang berlangsung.
“Ini mungkin membuat pekerjaan Rusia sedikit lebih sulit dan memalukan bagi Putin secara politik, namun fokus utama Putin saat ini adalah pada persiapan KTT BRICS,” ujar Ritter pada 11/09/2024.
KTT BRICS, yang dijadwalkan berlangsung pada akhir Oktober 2024, diperkirakan akan menjadi momen krusial tidak hanya untuk Rusia tetapi juga untuk dinamika kekuasaan global.
Ritter menekankan bahwa keberhasilan KTT ini bisa berarti kekalahan strategis bagi Amerika Serikat, Inggris, Eropa, dan NATO.
Karena menurutnya perluasan BRICS mungkin meliputi negara-negara seperti Turki, Azerbaijan, serta negara-negara baru yang telah bergabung seperti Malaysia, Venezuela, Mesir, Arab Saudi, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.
“Kami menyaksikan dunia mendefinisikan ulang dirinya sendiri dengan cara yang menandakan kekalahan tatanan internasional berbasis aturan yang selama ini dipelihara oleh Amerika dan sekutunya,” ungkap Ritter.
Ia menambahkan bahwa tugas utama Pemerintahan Biden saat ini adalah mempertahankan tatanan tersebut, namun tatanan itu bisa jatuh jika KTT BRICS berhasil dilaksanakan tanpa hambatan.
Ritter juga memperingatkan bahwa segala reaksi berlebihan dari Rusia terhadap provokasi dapat mengubah realitas geopolitik secara mendasar.
“Jika Rusia bereaksi berlebihan dan terlibat dalam konflik yang lebih luas dengan NATO, pandangan dunia terhadap Rusia sebagai negara yang bertanggung jawab bisa berubah,” tutur Ritter.
Keberhasilan KTT BRICS sangat penting bagi Rusia, dan Vladimir Putin akan memastikan bahwa acara tersebut berjalan sukses.
Dalam konteks yang lebih luas, Ritter menyatakan bahwa kehadiran Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, di Kiev mungkin merupakan indikasi bahwa AS mengantisipasi bahwa Putin tidak akan bereaksi berlebihan terhadap eskalasi terbaru.
“Untuk tujuan politik, penting bagi AS untuk menunjukkan selama masa pemilu bahwa mereka telah melakukan segala yang mereka bisa untuk mendukung Ukraina,” jelas Ritter.
Wawancara ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana peristiwa mendatang mungkin membentuk ulang tatanan global dan mempengaruhi hubungan internasional di masa depan.