Sergey Lavrov Kritik Kepemimpinan Ukraina dan Barat di Pidatonya

Selasa, 5 November 2024 - 19:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi gambar

Ilustrasi gambar "Sergey Lavrov Kritik Kepemimpinan Ukraina dan Barat di Pidatonya" sumber edit by Frensia.

Frensia.id — Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengkritik keras kepemimpinan Ukraina dan dukungan dari negara-negara Barat terhadapnya dalam pidatonya di Majelis Dunia Rusia ke-16.

Pernyataan Sergey Lavrov ini sebagaimana dipublish dalam website resmi Kementerian Luar Negeri Rusia pada tanggal 02 November 2024.

Lavrov menyoroti bahwa keputusan Ukraina untuk mengabaikan perjanjian-perjanjian penting telah menyebabkan konflik berkepanjangan dan kehilangan kendali atas sejumlah wilayah.

Lavrov menyatakan bahwa jika Ukraina mematuhi komitmen yang dibuat pada Februari 2014, situasi mungkin tidak akan berkembang seperti sekarang.

Ia mengungkapkan bahwa Krimea kemungkinan besar akan tetap berada di dalam wilayah Ukraina jika perjanjian saat itu dihormati.

“Namun, mereka memilih untuk membatalkan perjanjian demi merebut kekuasaan,” ucap Menlu Rusia, menyinggung keputusan para pemimpin Ukraina yang memicu ketegangan di wilayah tersebut.

Baca Juga :  To Lam Tegaskan Persatuan dan Visi Pembangunan Berkelanjutan

Menlu Rusia tersebut juga menyinggung Perjanjian Minsk yang dibuat pada Februari 2015 sebagai upaya damai yang gagal.

Dalam pandangannya, jika Ukraina menghormati isi perjanjian ini, wilayah Donbass seharusnya tetap berada dalam batas-batas teritorial Ukraina.

Namun, ketidakpatuhan atas perjanjian ini, yang seharusnya memberikan status khusus bagi beberapa daerah di Donbass, telah menimbulkan konflik yang berlanjut hingga saat ini.

Lavrov juga mengkritik pemimpin-pemimpin Eropa, termasuk mantan Kanselir Jerman, Angela Merkel, yang dikatakannya tidak pernah berniat untuk memenuhi Perjanjian Minsk.

Ia menuduh bahwa pihak-pihak Barat hanya menggunakan perjanjian tersebut sebagai alasan untuk menunda konflik sementara mereka memperkuat Ukraina dengan persenjataan.

Baca Juga :  Dibantu Korea Utara, Rusia Menang atas Militan Ukraina di Kursk

Menurutnya, hal ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya ketegangan dan pertempuran di kawasan tersebut.

Menlu Lavrov mengakhiri pidatonya dengan mengecam apa yang ia sebut sebagai rezim Russophobia di Ukraina yang dinilainya kurang bijaksana dan berpandangan sempit.

Baginya, para pemimpin Ukraina saat ini bukanlah sosok yang mampu berpikir jauh ke depan, melainkan sosok yang memperburuk situasi akibat tindakan yang didorong oleh kebencian dan ketidakstabilan.

Pidato Lavrov ini mencerminkan kritik tajam Rusia terhadap kebijakan luar negeri Ukraina dan Barat, serta menyoroti ketegangan yang semakin memanas di wilayah tersebut.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

To Lam Tegaskan Persatuan dan Visi Pembangunan Berkelanjutan
Dibantu Korea Utara, Rusia Menang atas Militan Ukraina di Kursk
Dari Mustahik ke Miliarder Kecil, Riset Berikut Ungkap Rahasia Program Zakat di Malaysia yang Sukses Raih RM12.000 per Bulan
Post Globalization Militarism: Kajian Interdisipliner tentang Hegemoni Ekonomi, Polarisasi Sosial, dan Tatanan Militerisme Dunia 
Meskipun Mencapai ATH Baru, Nilai Emas Terus Menurun Dibandingkan Bitcoin
Presiden Luong Cuong Serukan Persatuan dan Pembangunan
Nuvve Holding Corp Perusahaan Kendaraan Listrik Gabung ke Pasar Bitcoin, Meski dengan Modal Terbatas
Komentar Trump Soal DeepSeek: Alarm Peringatan bagi Dominasi Teknologi AS

Baca Lainnya

Selasa, 29 April 2025 - 18:30 WIB

To Lam Tegaskan Persatuan dan Visi Pembangunan Berkelanjutan

Selasa, 29 April 2025 - 10:48 WIB

Dibantu Korea Utara, Rusia Menang atas Militan Ukraina di Kursk

Kamis, 27 Maret 2025 - 21:23 WIB

Dari Mustahik ke Miliarder Kecil, Riset Berikut Ungkap Rahasia Program Zakat di Malaysia yang Sukses Raih RM12.000 per Bulan

Kamis, 20 Maret 2025 - 22:06 WIB

Post Globalization Militarism: Kajian Interdisipliner tentang Hegemoni Ekonomi, Polarisasi Sosial, dan Tatanan Militerisme Dunia 

Selasa, 18 Februari 2025 - 05:34 WIB

Meskipun Mencapai ATH Baru, Nilai Emas Terus Menurun Dibandingkan Bitcoin

TERBARU

ilustrasi ijazah sebagai produk lembaga pendidikan

Kolomiah

Legitimasi Sistem Pendidikan

Minggu, 18 Mei 2025 - 17:59 WIB

Educatia

Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi

Jumat, 16 Mei 2025 - 03:57 WIB