Frensia.id – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mempertanyakan kembali narasi yang beredar mengenai peristiwa Bucha dan kasus Alexey Navalny dalam sesi ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pernyataan Sergey Lavrov ini diungkapkan sebagai jawaban atas pertanyaan media Pekan Tingkat Tinggi sesi ke-79 majelis umum PBB di New York pada tanggal 28 September 2024.
Lavrov menuding adanya ketidakjelasan dan kekurangan bukti dalam kedua kasus tersebut, seraya mengajak media internasional untuk melakukan investigasi mendalam.
Dalam pertanyaannya, Lavrov membahas peristiwa Bucha, di mana ia menyatakan Rusia telah dituduh melakukan kejahatan setelah penarikan pasukannya.
“Kami meninggalkan Bucha sebagai isyarat niat baik, namun dua hari kemudian, media menayangkan gambar-gambar mayat yang seolah-olah kami yang bertanggung jawab,” ungkap Lavrov.
Ia menambahkan bahwa tuntutan untuk investigasi terhadap insiden tersebut tidak pernah dijawab, dengan alasan bahwa informasi tersebut bersifat rahasia atau diabaikan.
Mengenai kasus Navalny, Lavrov menegaskan bahwa Rusia telah kooperatif dengan pemerintah Jerman.
“Kami mengizinkan pemindahan Navalny ke Jerman tanpa hambatan. Namun, ketika kami meminta hasil tes yang membuktikan ia diracuni, kami diberitahu bahwa hal itu adalah rahasia dan tidak bisa dibagikan,” kata Lavrov pada tanggal 28/09/2024.
Menurut Lavrov, situasi serupa juga terjadi pada kasus Sergei Skripal di Salisbury, di mana permintaan resmi untuk informasi dari otoritas Inggris tidak pernah direspons.
“Setiap kali terjadi insiden yang melibatkan Rusia, media barat cepat menuduh kami, namun ketika kami minta bukti atau lebih banyak informasi, jawabannya selalu keheningan,” ucap Lavrov.
Lavrov menekankan bahwa Rusia terus berupaya mendapatkan transparansi dan kebenaran dari Barat, namun seringkali menghadapi hambatan.
“Kami tidak akan berhenti berbicara tentang Bucha, Navalny, dan isu-isu lainnya. Kami menuntut kebenaran dan mengajak para profesional media untuk tidak hanya menerima narasi sepihak,” tegasnya.
Penekanan Lavrov pada kebutuhan investigasi independen dan jurnalistik menunjukkan ketegangan yang berkelanjutan antara Rusia dan Barat mengenai berbagai isu geopolitik.
Di hari yang sama, Lavrov juga bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, untuk membahas isu-isu tersebut lebih lanjut, mencari dukungan untuk pendekatan yang lebih objektif dan terbuka dalam menyelesaikan konflik internasional.