“the highest percentage of all is Person deixis”
_Saputra dan Apsari
Frensia.id- Setelah diteliti secara seksama, lirik lagu ciptaan Queen yang berjudul “I Want to Break Free” tidak memiliki makna kondisi dan tempat yang dominan. Namun, lebih menunjukkan deiksis personal.
Peneliti tidak hanya berbicara atau fokus nada atau lute musik. Pada akademisi juga ada yang fokus pada makna dibaliki lirik sebuah lagu diciptakan.
Salah satu metode yang banyak dipakai dalam menganalisis atau menafsirkan teks lagu adalah analisis deiksis. Metode demikian disebutkan yang paling cocok untuk mengungkap hal-hal yang sifatnya ada di luat teks.
Umumnya, metode ini fokus pada tiga sektor yang tersebunya dalam sebuah lagu. Ketiganya adalah makna terkait dengan seseorang, tempat dan situasi-kondisi lagu tersebut disusun.
Metode demikian yang juga dilakukan Sutrisno Saputra dan Yanuarti Apsari. Dua akademisi yang berasal dari IKIP Siliwangi fokus mengakaji penggunaan kata-kata yang menunjuk pada orang, tempat, atau waktu dalam lirik lagu “I Want to Break Free” karya Queen.
Mereka secara mengunakan teori dari Yule untuk menemukan jenis-jenis deiksis yang ada dalam lirik lagu tersebut. Targetnya adalah mengungkap makna yang paling dominan dalam setiap lirik lagu fenomenal ini. Hasil temuannya telah diterbitkan pada tahun 2021 kemarin pada PROJECT (Professional Journal of English Education).
Sebagaimana dipahami bersama bahwa “I Want to Break Free” merupakan sebuah lagu dari band rock Inggris terkenal, Queen. Lagu ini ditulis oleh John Deacon, Basis. Lagu yang ada dalam album mereka yang berjudul The Works yang dirilis pada tahun 1984. Banyak yang bertanya-tanya sebenarnya gairah makna dominan dari tiap kata dari lagu ini.
Saputra dan Apsari mengkaji dan menemukan bahwa ada tiga jenis deiksis dalam lirik tersebut yang dominan dalam lagu tersebut. Ketiganya adalah deiksis personal, spasial dan temporal.
Dari ketiganya yang paling dominan adalah deiksis pribadi atau personal, jumlahnya mencapai 94%. Jadi kata-kata yang menunjuk pada orang, seperti “I”, “you”, “we”, sangat dominan.
Sedang deiksis spasial dan temporalnya, masing-masing hanya 3%. Jadi kata-kata seperti “here”, “there” hingga yang menunjuk pada waktu, seperti “now”, “then”, hanya sebagian kecil.
Dengan demikian, deiksis yang paling sering digunakan adalah pribadi. Tentu hal demikian menunjukkan bahwa lagu ini banyak berbicara tentang orang atau partisipan yang menjadi latar pembuatannya.