Shalat Tarawih Tidak Ada Dalam Qur’an dan Hadist, Mungkinkah Bid’ah? Berikut Penjelasannya

Kamis, 28 Maret 2024 - 19:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi, Sumber Freepik @rawpixel.com

Ilustrasi, Sumber Freepik @rawpixel.com

Frensia.id- Shalat Tarawih sebenarnya tidak ada dalam Qur’an. Apalagi banyak perbedaan mengenai rakaatnya. Apakah dapat dibid’ahkan?

Beberapa pakar ulama’ setelah sebenarnya telah mengkaji hal tersebut. Mereka memang bersempakat bahwa memang penjelasan atau istilah shalat tarawih tidak ada dalam kitab suci Ummat Islam.

Persoalan ini telah dibahas Prof. Dr. KH. Imam Ghozali Said, dalam buku yang berjudul, “Puasa dalam Dimensi Fiqh Sufistik”. Dalam bukau tersebut diceritakan ada pertanyaan dari Perempuan bernama Nur Kholilah dari Pasuruan.

Kiai yang terhormat, selama saya membaca buku-buku terjemahan hadis, saya tidak menemukan istilah shalat tarawih dalam teks-teks hadis. Kata tarawih juga tidak ada dalam Alquran. Kapan istilah shalat tarawih itu muncul, dan siapa penemunya? Jika istilah shalat tarawih bukan sabda Nabi, apakah shalat ini tidak termasuk bidah?”, tanyanya.

Guru besar alumni Mesir tersebut menjelaskan bahwa benar sekali istilah ‘shalat tarawih’ tidak secara khusus disebutkan dalam teks-teks hadis bahkan Qur’an.

Istilah ini mulai muncul ketika para kodifikator hadis, seperti Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan yang lainnya, mulai mengkaji dan merangkum ajaran Nabi Muhammad SAW pada abad ke-3 dan ke-4 Hijriyah. Dalam riwayat-riwayat hadis, Nabi Muhammad SAW memberikan petunjuk tentang ibadah malam yang dikerjakan pada bulan Ramadan.

Baca Juga :  Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid

Misalnya ada hadist berikut;

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 37; Muslim no. 759, dari Abu Hurairahradhiyallahu ‘anhu).

Istilah ‘shalat tarawih’ sendiri tidak disebutkan secara langsung dalam riwayat-riwayat tersebut. Ini menunjukkan bahwa terminologi khusus yang digunakan untuk ibadah tersebut berkembang dalam proses pengkajian dan penulisan hadis, dimulai dari masa para kodifikator awal.

Pemahaman tentang transformasi istilah “shalat tarawih” dari teks-teks hadis dan pengaruhnya terhadap praktik ibadah dalam Islam sangatlah tepat. Memang benar bahwa para mudawwin hadis, seperti Bukhari dan Muslim, menyusun bab-bab yang menyoroti aspek-aspek ibadah seperti shalat tarawih dan puasa dalam bulan Ramadan.

Mereka merujuk pada teks-teks hadis yang menggambarkan praktik qiyam Ramadan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Penggunaan istilah “shalat tarawih” mungkin berasal dari pemahaman para ulama terhadap teks-teks hadis yang menggambarkan ibadah malam dalam bulan Ramadan, yang sering kali diselingi dengan istirahat setiap dua rakaat.

Baca Juga :  Dari Idul Fitri hingga Idul Adha: Agama Tak Pernah Lupa Kemanusiaan

Hal ini membuat istilah “tarawih” muncul untuk menggambarkan praktik ini, di mana ibadah tersebut dilakukan dalam beberapa siklus dua rakaat dengan istirahat di antaranya. Meskipun istilah ini tidak secara langsung disebutkan dalam Alquran atau hadis-hadis primer, tetapi dipahami melalui proses istinbath (penarikan kesimpulan hukum dari sumber-sumber primer).

Maklum ketika praktik shalat tarawih mendapat status hukum sunah yang sangat dianjurkan. Penting untuk diingat bahwa meskipun istilah “shalat tarawih” mungkin bukan merupakan bagian dari teks-teks asli, namun dianggap sebagai bagian penting dari ibadah Ramadan dan mendapat pengakuan dalam tradisi Islam sebagai cara untuk mendapatkan pahala surga.

Jadi yang demikian bukanlah bid’ah yang dilarang, tetapi sebuah tradisi yang dianjurkan dan dipraktikkan secara luas oleh umat Islam di seluruh dunia.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid
Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya
SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf
Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail
Simbolisasi Ibadah Kurban, Gus Aab: Sembelihlah Hawa Nafsunya!
Dari Idul Fitri hingga Idul Adha: Agama Tak Pernah Lupa Kemanusiaan
Ragam Ukuran Kemampuan Berqurban: Telaah Lintas Mazhab
Memenuhi Undangan Allah

Baca Lainnya

Sabtu, 14 Juni 2025 - 22:29 WIB

Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid

Jumat, 13 Juni 2025 - 09:08 WIB

Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya

Rabu, 11 Juni 2025 - 12:27 WIB

SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf

Jumat, 6 Juni 2025 - 18:20 WIB

Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail

Jumat, 6 Juni 2025 - 07:25 WIB

Simbolisasi Ibadah Kurban, Gus Aab: Sembelihlah Hawa Nafsunya!

TERBARU

Educatia

Meluruskan Narasi Jokowi soal Pemakzulan Satu Paket

Senin, 16 Jun 2025 - 11:59 WIB