Frensia.id- Sir Arthur Conan Doyle, penulis novel terkenal yang banyak menginspirasi banyak karya fiksi kriminal di berbagai negara. Bahkan komik asal Jepang memakai namanya, “Conan” sebagai serial cerita detektif bergambar.
Hal uniknya cerita yang disusun ternyata tidak lepas dari fakta yang terjadi. Hal ini banyak diakui beberapa pihak termasuk beberapa pakar.
Salah satu buku yang disusun M. Esfand, judulnya, “Beyond Sherlock Holmes”, menyibak banyak cerita ternyata kisah fiksi Sir Arthur Conan Doyle senada dengan kasus yang terjadi. Karya diterbitkan pada tahun 2014.
Salah satu yang dibeda misalnya, cerita tentang misteri pembunuhan Queens Terrace. Banyak memiliki kesamaan dengan cerita ini.
Beberapa di antaranya, Oscar Slater salah tokoh dalam cerita yang ternyata merupakan aktor nyata. Ia seorang migran Jerman yang berdarah Yahudi.
Bahkan juga dibuktikan dengan adanya dokumen Oscar yang Check ini di Western hotel. Juga ada bukti tiket kapal menuju New York.
Dari kartu nama, Oscar lahir di Upper Silesia. Ia piundah ke London Pada tahun 1893 atau 1894. Pernah pindah ke Edinburgh dan mengaku jadi dokter gigi.
Dijelaskan juga, tampaknya Sir Arthu Conan Doyle begitu serius mengikuti kasus yang ditulisnya. Bahkan ada beberapa fakta di persidangan yang diungkapnya secara baik.
Sebagaimana fakta yang ada, pada mei 1909, Oscar dinyatakan bersalah. Dia dijatuhi hukuman mati karena telah membunuh Gilchrist.
Bagi M. Esfand, cara Doyle sangat keren dalam menarasikan cerita dalam novelnya. Ia bukan menceritakan ulang sesuatu yang ada, namun hal-hal yang belum ada atau belum terungkap.
Salah satu misalnya, tentang adanya bukti Bros Bulan Tsabit, Doyke menduga kunci pembunuhan tersebut dapat ditemukan pada barang tersebut. Pembunuh tentu berhubungan dengannya.
Pembunuh mesti orang yang merasa harapannya akan terpenuhi saat korban terbunuh. Artinya, kepolisian mestinya mengawali pemeriksaannya berkenaan dengan hal-hal tersebut.
Dari narasi cerita Doyle, perempuan korban pembunuhan pasti memiliki hubungan erat dengan pembunuh. Karena nalar ini, Doyle dengan tokoh Sherlock Holmes menggambarkan tidak mungkinnya Oscar sebagai yang rela berimigrasi dengan Gilchrist.
Akibat dari cerita Doyle ini, publik akhirnya juga berpikiran bahwa pembunuh Gilchrist bukanlah Oscar. Bahkan beberapa kriminologi dan jurnalis, saat itu juga berpendapat sama. Galsgow misalnya, serius menulis The Truth About Oscar Slater, untuk membela Oscar yang telah dihukum.
Akhirnya, Oscar dibebaskan. Pengadilan mengangkat kasusnya kembali Pada tahun 1927. Walaupun demikian, saat dia bebas, sayangnya, ia belum mengatakan terima kasih pada Doyle hingga di hari kewafatannya.