Stoikisme Ramadhan (Part 7): Sifat Allah dan Idealitas yang Membumi

Jumat, 29 Maret 2024 - 13:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id – Allah memperkanalkan diri-Nya dengan nama Allah sebagaimana terekam dalam Q.S Thaha 20: 14 “Sesungguhnya Aku adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku maka sembahlah Aku dan laksanakan sholat untuk mengingat-Ku”.

Selain itu, Allah juga memperkenalkan diri-Nya dengan Asmaul Husna (nama-nama terindah). Prof. Quraish Shihab –mufasir Indonesia– menjelaskan hal itu dalam karyanya Islam Yang Saya Pahami, menurutnya seorang muslim dituntut untuk mempercayai makna nama-nama indah itu.

Sekalipun pengetahuan terhadap nama-nama itu sudah memaksimalkan akal kemampuan dan pengetahuan manusia, Allah jauh lebih sempurna dari pengetahuan manusia yang sudah maksimal itu. Artinya pujian maksimal manusia belum sesuai dengan keagungan-Nya. Masih sangat jauh.

Manusia mengemban tugas yang sangat mulya, ia dipercaya menjadi khalifah di muka bumi. Artinya eksistensi bumi amat sangat tergantung pada ‘kekuasaan’ manausia.

Disinilah Allah pada sisi yang lain menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Artinya visi-misi ia sebagai khalifah akan terlaksana dengan baik jika tugas kekhalifahannya dilandasi dengan ibadah kepada Allah.

Oleh karena itu sebagai khalifah tidak ada pilihan lain ia harus tunduk, pasrah, patuh dengan segala ketentuan/aturan Allah. Untuk menjalani misi khalifahnya dengan didasari ibadah kepada-Nya manusia tidak harus melebur/menyatu dengan Allah, cukup dengan melaksanakan tugas khalifahnya selaras kehendak Allah swt.

Baca Juga :  Serba-Serbi (Penghapusan) Presidential Threshold dalam Al-Qur'an

Selain itu dalam menjalankan tugas ‘wakil’ Allah di Bumi manusia harus mampu bisa berperilaku seperti perilakunya Allah sebagaimana yang tertuang dalam asmaul husna. Singkatnya membumikan sifat atau nama-nama Allah dalam realitas kehidupan manusia.

Anjuran berprilaku seperti perilakunya Allah terdapat dalam sebuah hadist sebagaimana yang tertuang dalam kitab al-mafatih di syarhil mashabih. Rasulullah saw bersabda (تخلقوابأخلاق الله) artinya “Berperilakulah kalian sebagaimana perilakunya Allah”.

Dalam pandangan Hasan bin Mahmud al-Mudhhiri pengarang kitab al-mafatih tersebut seharusnya di dalam diri manusia ada sifat-sifat Allah yang memungkinkan ada pada seseorang mahluk.

Jadilah manusia yang penyayang kepada semua hamba Allah seperti Allah sayang pada hambanya. Begitu seterusnya dengan sifat-sifat Allah lainnya.

Penting dicatat, yang harus ditiru dari sifat Allah adalah sifat yang memungkinkan, ini kuncinya atau layak ditiru manusia. Dalam asmaul husna tentu banyak nama-nama Allah yang mungkin ditiru untuk dibumikan dalan kesehariannya.

Misalnya berprilaku welas asih bagi sesama manusia dan mahluk lainnya seperti sifat atau nama Allah (ar-rahman ar-rahim). Mudah memaafkan dan mengampuni kesalahan orang hal ini sebagaimana Allah sebagai Tuhan pengampun (al-Ghaffar dan al-afuw).

Al-Muqtadir (maha berkuasa), sebagai khalifah harus senantiasa menyadari kesuksesan dan keterburukan hidup karena kuasa-Nya. Ketika sukses jangan sombong bisa jadi Allah berkehendak lain, yang sedang terpuruk tidak usah terlalu sedih, Allah maha berkuasa.

Baca Juga :  Keren! Flashmob PT KAI Jember Pakai Lagu APT di Depan Para Pengunjung

Al-Bashir (maha melihat), sebagai khalifah harus senantiasa dipantau terus oleh Allah sehingga tidak akan melakukan keburukan, ia akan disiplin bekerja, jujur karena CCTV-nya adalah Allah sendiri.

Jika sifat atau nama-nama Allah yang mengandung idealitas itu diterapkan pada bumi realitas sehari-hari, maka struktur kehidupan manusia akan harmoni. Manusia akan mengemban tugas Tuhan saat manusia diciptakan yakni senantiasa melakukan kebaikan.

Sebagaimana kebijaksanaan Marcus Aurelius — filsuf stoikisme — “Kodrat manusia adalah berbuat baik, dan karena itulah kau dilahirkan.” Sifat idealitas itu semua bisa digapai oleh manusia (muslim) di bulan puasa ramadhan.

Puasa Ramadhan mengajarkan sifat welas asih, pemaaf, pemberi kedamaian, sikap disiplin, jujur dan sebagainya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Sya’ban bulan Sholawat, Tiket Murah Menuju Rasulullah
Komitmen NU Ranting, Di Desa Purwoasri Jember, Adakan Lailatul Ijtima’ Untuk Bermanfaat Pada Masyarakat
KH A. Nawawi, Inilah Takdirku
KH Musleh Adnan, Sebut Pesantren Nurul Jadid Tak Hanya Lahirkan Pejabat
1 Februari Hari Hijab Sedunia, Organisasi World Hijab Day Ajak Muslimah Untuk Bagikan Cerita dan Kampanye di Media Sosial
Khutbah Jumat KH. Ilyas Syarqawi Guluk-Guluk, Bagian VII
Imlek Di Masjid, Merayakan Keberagaman
Mata Batin Santri dan Kiai Ahli Neraka

Baca Lainnya

Kamis, 6 Februari 2025 - 17:04 WIB

Sya’ban bulan Sholawat, Tiket Murah Menuju Rasulullah

Rabu, 5 Februari 2025 - 00:25 WIB

Komitmen NU Ranting, Di Desa Purwoasri Jember, Adakan Lailatul Ijtima’ Untuk Bermanfaat Pada Masyarakat

Selasa, 4 Februari 2025 - 04:53 WIB

KH A. Nawawi, Inilah Takdirku

Minggu, 2 Februari 2025 - 02:56 WIB

KH Musleh Adnan, Sebut Pesantren Nurul Jadid Tak Hanya Lahirkan Pejabat

Sabtu, 1 Februari 2025 - 15:08 WIB

1 Februari Hari Hijab Sedunia, Organisasi World Hijab Day Ajak Muslimah Untuk Bagikan Cerita dan Kampanye di Media Sosial

TERBARU

Gambar Siapa Paling Tanggap Bantu Korban Banjir Wonoboyo Bondowoso?. Salah satu anggota komunitas Makelar Akhirat (Sumber: Istimewa)

Regionalia

Siapa Paling Tanggap Bantu Korban Banjir Wonoboyo Bondowoso?

Sabtu, 8 Feb 2025 - 18:13 WIB

Gambar Bupati Hendy Sakit dan Dirawat di RSD Soebandi Jember (Sumber: Istimewa)

Educatia

Bupati Hendy Sakit dan Dirawat di RSD Soebandi Jember

Sabtu, 8 Feb 2025 - 15:18 WIB