Surat Al-Ikhlas, Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahannya: Pelajaran Tauhid Dimulai Dari Paham Surat Ini

Rabu, 31 Januari 2024 - 20:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kaligrafi Surat Al-Ikhlas (Foto: Tangkapan Layar Youtube @Miracula Drawing)

Kaligrafi Surat Al-Ikhlas (Foto: Tangkapan Layar Youtube @Miracula Drawing)

Frensia.id – Surat Al-Ikhlas adalah salah satu surat pendek dalam Al-Qur’an yang berisi tentang pokok-pokok ajaran tauhid, yaitu keesaan Allah dalam dzat, sifat, dan perbuatan-Nya.

Surat ini terdiri dari empat ayat dan termasuk surat makkiyah, yang artinya diturunkan di kota Makkah sebelum hijrah.

Selain disebut dengan Al-Ikhlas, ada beberapa penyebutan nama lain untuk surat ini, seperti Surat At-Tauhid, Surat An-Najah, Surat Al-Asas, dan Surat Al-Ma’rifah.

Dalam surat ini, Allah memerintahkan Rasulullah SAW untuk mengatakan kepada orang-orang musyrik yang bertanya tentang siapa itu Allah SWT

Surat Al-Ikhlas memiliki banyak keutamaan dan fadhilah, di antaranya adalah mendatangkan cinta Allah bagi orang yang membacanya dengan ikhlas.

Baca Juga :  Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail

Bahkan, dalam suatu riwayat disebutkan, sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an dalam pahala, dan menjadi wasilah masuk surga bagi orang yang mengamalkannya dengan benar.

Berikut adalah teks surat Al-Ikhlas dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahannya:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Qul huwallaahu ahad
Katakanlah (Wahai Muhammad): “Dialah Allah Yang Maha Esa.”

اللَّهُ الصَّمَدُ
Allaahush shomad
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
Lam yalid walam yuulad
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Walam yakul lahuu kufuwan ahad
Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.

Baca Juga :  Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad

Pada surat ini, Allah menyuruh Nabi Muhammad menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan tentang sifat Tuhannya.

Dengan penegasan bahwa, keesaan Allah itu meliputi tiga hal: Dia Maha Esa pada Zat-Nya, Maha Esa pada sifat-Nya dan Maha Esa pada perbuatan-Nya. Maha Esa pada zat-Nya berarti zat-Nya tidak tersusun dari beberapa zat atau bagian.

Selanjutnya, Maha Esa pada sifat-Nya berarti tidak ada satu sifat makhluk pun yang menyamai-Nya.

Sedangkan Maha Esa pada perbuatan-Nya berarti Dialah yang membuat semua perbuatan.

Wallahu A’lam Bishshawab

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara
Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad
Antara Sanggan dan Doa: Wajah Sosial dari Tradisi Ziarah Haji
Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember
Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid
Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya
SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf
Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail

Baca Lainnya

Kamis, 26 Juni 2025 - 19:47 WIB

Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:44 WIB

Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad

Rabu, 25 Juni 2025 - 14:12 WIB

Antara Sanggan dan Doa: Wajah Sosial dari Tradisi Ziarah Haji

Senin, 16 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember

Sabtu, 14 Juni 2025 - 22:29 WIB

Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid

TERBARU

wadul Guse (Sumber: Instagram Wadul Guse)

Kolomiah

Wadul Guse dan Paradoksnya

Jumat, 4 Jul 2025 - 08:05 WIB